Pemprov: Tingkatkan layanan kesehatan tekan stunting di Maluku

  • Bagikan

RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku meminta pihak terkait untuk meningkatkan pelayanan kesehatan guna menekan angka stunting di daerah itu.

“Melalui pertemuan lintas sektor, saya minta kepada pihak terkait untuk dapat berkomitmen meningkatkan pelayanan Kesehatan, sebagai kebutuhan dasar yang dimiliki bagi setiap orang di Maluku,” ucap Sekretaris daerah (Sekda) Maluku Sadali Ie di Ambon, Rabu.

Hal itu diutarakan Sadali Ie saat membuka secara resmi Pertemuan Evaluasi Lintas Sektor Kesehatan Ibu dan Anak Termasuk Masalah Gizi (Weight Faltering, Gizi Buruk, Gizi Kurang, Stunting), di Ambon.

Pasalnya, kata dia, pelaksanaan pertemuan lintas sektor digelar salah satunya untuk meningkatkan citra serta kualitas layanan Kesehatan masyarakat khsususnya ibu dan anak.

“Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang khususnya ibu dan anak termasuk gizi, guna terwujudnya derajat kesehatan masyarakat,” tuturnya.

Untuk itu, pihak terkait juga diminta memaksimalkan berbagai program dan inovasi seperti Pojok Peduli Stunting Mandiri dan Penggerakan Peningkatan Posyandu Aktif agar dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian Pemerintah daerah terhadap penyelenggaraan dan peningkatan derajat Kesehatan masyarakat di Provinsi Maluku.

“Semoga pertemuan evaluasi lintas sektor Kesehatan ibu dan anak termasuk masalah gizi dapat berjalan dengan lancar serta membawa manfaat bagi masyarakat di daerah ini,” tandasnya.

Sementara itu berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di Maluku mencapai 26,1 persen pada 2022. Angka ini menempatkan provinsi tersebut berada di peringkat ke-13 nasional.

Tercatat, Maluku memangkas angka balita stunting sebesar 2,6 poin dari tahun sebelumnya. Pada SSGI 2021, prevalensi balita stunting di provinsi ini mencapai 28,7 persen.

Meski demikian, angka stunting di Maluku masih tergolong tinggi karena melebihi ambang batas yang ditetapkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 20 persen.

Berdasarkan wilayahnya, terdapat enam kabupaten di atas rata-rata prevalensi balita stunting Maluku. Sisanya, lima kabupaten/kota lainnya berada di bawah angka rata-rata provinsi.

Kabupaten Buru Selatan merupakan wilayah dengan prevalensi balita stunting tertinggi di Maluku pada SSGI 2022, yakni mencapai 41,6 persen. Angka ini naik 2,5 poin dari 2021 yang sebesar 39,1 persen. (ANT)

  • Bagikan