Joke-Joke Ami Bak

  • Bagikan

“Hanya ada tiga Lie yang hebat. Kalau di Hongkong mereka punya sosok pesilat legendaris namanya Bruce Lie, dan di Jepang mereka punya Jet Lie maka di Geser kita punya Sadli Lie.”

Kutipan itu saya ambil secara kebetulan saat bincang-bincang lepas saya dengan Ami Bak –begitu saya kerab memanggil nama Syarif Bakri Asyahtri– mantan birokrat Pemrov Maluku, di sebuah kafe pagi itu di Kota Ambon, Kamis, (18/4/24).

Seperti biasa, cicit tokoh agama Imam Tripoly dari Kepulauan Kei, itu kalau berdiskusi selain ilmunya mengalir juga diikuti oleh joke-joke khasnya.

Seperti cerita Abunawas bersama anaknya terkait tes DNA di Sungai Tigris Iraq atau dialog seorang guru dan murid cerdas yang belakangan diketahui menjadi Perdana Menteri India bernama Indira Gandhi hingga sosok Sadli Lie dari Geser.

Rupanya joke-joke Ami Bak yang berisi spekulasi seputar hoki dengan menyebut nama Sadli Lie dari Geser itu belakangan santer menjadi isu panas dalam jagat politik di Maluku satu pekan terakhir setelah nama suami dari Nita Bin Umar caleg terpilih dari PAN untuk anggota DPRD Maluku itu disebut-sebut bakal menempati posisi Penjabat Gubernur Maluku yang akan ditinggalkan oleh Gubernur Irjen Pol (Purn) H.Murad Ismail pada Rabu 24 April 2024 lusa.

Nama Sadli Lie yang sehari-hari tidak lain sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Maluku oleh medsos dan media online diisukan telah mendapat restu dari Mendagri M.Tito Karnavian untuk menempati posisi sebagai Penjabat Gubernur Maluku.

Pak Sadli Lie dari Geser adalah teman sekampung Ami Bak. Meski berasal dari Kepulauan Kei, Kabupaten Maluku Tenggara, Ami Bak kecil lahir dan besar di Geser.

Pun, dari segi umur dan posisi jabatan prestisius di birokrasi Pemrov Maluku keduanya terpaut jauh. Usia beliau dengan Ami Bak selisih sembilan tahun. Juga kariernya pada jabatan birokrasi terbilang beda.

Dari sisi karier di pemerintahan Pak Sadli Lie lebih beruntung dan nyaris sempurna dari tadinya seorang pegawai biasa, kepala dinas hingga menempati jabatan prestisius sebagai Sekda Maluku.

Sementara Ami Bak hanya sampai pada posisi Kepala Biro Umum & Humas, Kepala Satpol PP Provinsi Maluku, Kadis Koperasi UKM Pemrov Maluku, dan sebelumnya juga merangkap sebagai PLT Inspektur di Bawasda Maluku.

Itulah membuat saat diskusi lepas hari itu muncul joke-joke Ami Bak saat menyentil posisi jabatan Sadli Lie di Pemrov Maluku. “Pak Sadli Lie itu orangnya hoki,” katanya.

Menurut Ami Bak, orang pintar tidak selamanya menjadi orang sukses. Pun menjadi cerdas tidaklah cukup membuat orang menjadi hebat.

“Tapi di antara kepintaran dan kecerdasan ada yang namanya hoki atau keberuntungan. Itulah namanya sukses. Dan Pak Sadli Lie dari Geser itu orangnya hoki,” ujarnya.

Jarang berjumpa: tapi sekali bertemu banyak ilmu mengalir darinya. Meski sudah pensiun tapi bagi Ami Bak tak ada kata post power syndrom.

Kemana-mana penampilan dan gaya komunikasinya tetap cair dan smart seperti tidak ada beban setelah tidak lagi menjabat.

Kapan dan dimana pun ia bisa diminta untuk berceramah atau berdakwah. Bekal pengetahuan agama dan pengalamannya membuat ia selalu santai berbagi ilmu dan pengetahuan dengan joke-joke khasnya.

Kisah Abunawas dan anaknya yang diceritakan Ami Bak menunjukkan sebuah pelajaran bahwa kepintaran dan hebatnya seseorang bisa menunjukkan jika orang tersebut cerdas atau tidak.

Alkisah, suatu saat Abunawas seperti biasanya pergi berdagang berbilang tahun. Saat keluar dari rumahnya di Iraq istrinya sedang hamil. Namun saat kembali ke rumah sepulang berdagang ia merasa sanksi karena melihat anaknya sudah tumbuh besar. Abunawas curiga.

Walhasil untuk membuktikan “DNA” putranya itu ia pun mencoba menguji kecerdasan anaknya tersebut apakah seperti bapaknya dalam hal ini Abunawas. Tibalah Abunawas dan anaknya di Sungai Tigris Iraq.

Saat itu anaknya lapar dan meminta ayahnya untuk mencarikan makanan. Abunawas tidak kehilangan akal ia pun menyelam di sungai Tigris. Walhasil setelah menyelam ia memberikan roti kepada anaknya.

Giliran Abunawas lapar dan meminta anaknya untuk menyelam pada tempat yang semula Abunawas menemukan roti itu.

“Tapi, saat tiba di dasar sungai anaknya tidak menemukan roti. Sang anak memberikan alasan kalau roti yang tadi diberikan kepada anaknya itu belum dibayar oleh Abunawas. Walhasil si pemilik roti tidak mau memberikan,” ujar Ami Bak.

Dari cerita itu menggambarkan kepintaran saja tidaklah cukup, tanpa diikuti oleh kecerdasan. Alasan dari sang anak Abunawas ini menunjukkan sebuah kecerdasan. Sejak itu Abunawas tidak ragu lagi dengan anaknya karena kecerdasannya telah teruji dan diakui setara dengan ayahnya.

“Di sini menunjukkan pintar dan cerdasnya seseorang tidak lepas karena pengaruh DNA dari orang tua,” ujarnya.

Tentang sosok Pak Sadli Lie untuk kali pertama saya pernah berjumpa dengannya setahun lalu pada April 2023 di acara buka puasa bersama atas undangan Bos Kabar Timur Ongkie Anakoda.

Di acara itu Pak Sadli Lie sempat diberikan kesempatan memberikan sambutan. Dari pertemuan yang juga dihadiri Penjabat Walikota Ambon Bodewin Wattimena, dan Bupati Seram Bagian Timur Mukti Keliobas malam itu ada yang saya tangkap sebuah pesan darinya bahwa membangun Maluku kedepan tidak ada cara lain kita harus membangun komunikasi, koordinasi dan kolaborasi. Itu akan jauh lebih penting kalau kita tidak mau menjadi penonton di negeri sendiri.

Dari sambutannya itu saya juga baru tahu ternyata selama ini adagium: “Dari Ambon untuk Indonesia” yang dulu pernah menjadi tagline di surat kabar tempat dimana saya bekerja di Harian Suara Maluku ternyata jauh sebelumnya telah didengungkan oleh Presiden Soekarno sejak tahun 1953.

Tapi yang dimaksud Soekarno itu bukanlah “Dari Ambon untuk Indonesia” namun “Dari Geser untuk Indonesia”.

Saat kunjungannya ke Pulau Geser dalam rangka pembebasan Irian Barat itulah Soekarno menuliskan adagium tersebut di sebuah prasasti yang masih tersimpan hingga sekarang bunyinya: “Dari Geser untuk Indonesia.”

Nama Geser di sini adalah sebuah pulau yang berada di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), nun di ujung Timur Pulau Seram, Provinsi Maluku.

Dari Pulau Seram Timur ini kita juga mengenal tokoh nasional Eksponen 66, mantan Petisi 50 dan Sekretaris Pribadi Jenderal AH.Nasution bernama Bakri AG Tianlean.

Dalam berbagai literatur disebutkan Pulau Geser terkenal sejak zaman Kerajaan Majapahit. Dan hingga runtuhnya Majapahit sekitar 1500 M Kerajaan Seram Timur tidak berhasil diruntuhkan bahkan hingga masuknya bangsa Protugis (1512), VOC (1602-1700) sampai masa kemerdekaan (1945).

Kabupaten Seram Timur juga termasuk wilayah kekuasaan Tidore dimana Sultan Nuku pernah menjadikannya sebagai pusat perlawanan mengusir penjajah hingga ke Papua Barat bahkan Pasifik.

Rupanya, joke-joke Ami Bakri: “Kalau di Hongkong mereka punya Bruce Lie dan di Jepang mereka punya Jet Lie, maka dari Geser kita punya Sadli Lie,” tidaklah salah.

Sadlie Lie dari Geser yang dimaksud Ami Baik itu tidak lain adalah sosok yang kini menjadi sorotan dan isu panas dalam konstelasi politik di Maluku setelah namanya disebut-sebut akan menempati posisi sebagai Penjabat Gubernur Maluku menjelang berakhirnya masa jabatan putera Waihaong Irjen Pol H. Murad Ismail, Rabu lusa, (24/4/24).

Benar kata Ami Bak, orang pintar tidak selamanya menjadi orang sukses. Pun menjadi cerdas tidaklah cukup membuat orang menjadi hebat.

Tapi di antara kepintaran dan kecerdasan ada yang namanya hoki atau keberuntungan. Itulah namanya sukses.

Dari Geser untuk Maluku, I Love Geser.(*)

  • Bagikan