Prof Rohmin Dampingi Mercy Masuk Ambon

  • Bagikan

RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Bila tak ada aral, pengganti Murad Ismail, Ketua DPD PDI Perjuangan, Maluku, yang ditunjuk DPP, tiba di Kota Ambon, Jumat hari ini.
Siapa dia? Mercy Christy Barends (MCB). “Jumat (hari ini), Prof Rohmin Dahuri ditugaskan ke Ambon untuk dampingi Mercy Barends. Malam ini keduanya terbang dari Jakarta, dan Jumat, pagi sudah di Ambon,” ungkap seorang kader PDI Perjuangan, via telepon selulernya, tadi malam.
Menurut sumber itu, kehadirian Prof Rohmin bersama pengganti Murad Ismail, sekaligus mempertegas keputusan DPP bahwa pengganti Murad Ismail sudah resmi, yakni Mercy Barends.
Dengan begitu, lanjut dia, spekulasi tentang siapa pengganti Murad Ismail selaku Ketua DPD PDI Perjuangan Maluku, berakhir sudah. “Besok juga, nanti akan diumumkan resmi dalam rapat yang akan di gelar di Markas DPD PDI Perjuangan Maluku. Semua pengurus DPD PDI Perjuangan dikumpulkan,” sebut dia.

Siang kemarin nama anggota DPR RI, Mercy Chriesty Barends (MCB) sebagai pengganti MI sudah berhembus. Bahkan, ucapan selamat disampaikan sejumlah kader di media sosial.
Dari sekian kader yang mengucapkan selamat, salah satunya datang dari Hen Watubun, adik Sekretaris DPD PDIP Maluku, Benhur G Watubun. Kader PDIP itu mengucapkan selamat sambil mengupload foto dia bersama Mercy Barends.

“Selamat kepada Srikandi Maluku di Senayan MCB atas penugasannya oleh Ketua Umum DPP PDI Perjuangan ibu Hj. Megawati Soekarnoputri, sebagai Plt Ketua DPD PDI Perjuangan Maluku menggantikan Murad Ismail. Kami di DPC PDI Perjuangan se-Maluku, tegak lurus, siap laksanakan perintah dan mengawal konsolidasi,” tulis pria bernama Hendrik Watubun itu di akun FB-nya.

Anehnya, informasi yang diterima Rakyat Maluku, di DPP PDIP, nama Benhur Watubun malah yang diusulkan sebagai pengganti Murad Ismail.

“Memang pak Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP, Komarudin Watubun, mengusulkan nama Benhur George Watubun kepada DPP untuk menggantikan MI. Tapi, itu diusulkan setelah ibu Mercy diminta menjadi ketua dan ditolak,” ungkap salah seorang kader yang menolak namanya dikorankan, Kamis.

Lalu apakah benar MCB ditunjuk DPP? Belum jelas. Pihak DPP PDIP juga dikabarkan kaget ketika mengetahui bahwa di Maluku telah ramai mengucapkan selamat kepada MCB sebagai Plt ketua DPD PDIP Maluku.

Benhur Watubun yang juga ketua DPRD Provinsi Maluku dan MCB yang juga anggota Komisi VII DPR RI Dapil Maluku, saat dikonfirmasi media ini via telepon, tidak menjawab panggilan yang masuk. Pesan singkat yang dikirim via WhatsApp (WA) juga tidak dibalas hingga berita ini diterbitkan.

Menanggapi dinamika politik di internal PDIP Maluku, pengamat politik yang juga Direktur Lembaga Parameter Research Consultant, Edison Lapalelo, meminta pihak PDIP untuk segara mengakhiri polemik tersebut dengan melakukan siaran pers berdasarkan keputusan partai yang telah ditetapkan.

“Saran saya, pihak PDIP sudah harus mengumumkan secara resmi lewat siaran pers apakah Pak Murad dipecat atau diberhentikan atau mengundurkan diri jabatan ketua DPD PDIP Maluku. Kemudian siapa yang resmi menggantikan Pak Murad. Sehingga, informasi liar yang diterima masyarakat tidak lagi membias dan membuat ricuh,” harapnya.

Dia juga menilai para kader PDIP di Maluku yang secara ramai mengucapkan selamat kepada MCB sebagai pengganti MI lewat sosmed, merupakan langkah yang keliru. Sebab, ucapan selamat tersebut tidak disertai dengan foto fisik SK DPP. Sehingga dapat disimpulkan sebagai informasi yang hoax.

“Sekalipun mereka orang dalam atau internal PDIP, tapi harus diingat bahwa sampai sekarang belum ada SK resmi yang diperlihatkan, hanya dari mulut ke mulut saja. Kalau benar MCB yang ditunjuk DPP tidak masalah, tapi kalau ternyata orang lain bagaimana? Tentu hal ini akan melukai banyak orang, termasuk orang dekat MCB itu sendiri,” papar Edison.

Edison juga meminta masyarakat terutama warganet untuk tidak lagi membanding-bandingkan saat Murad Ismail dan isterinya Widya Pratiwi berada di PDIP dan setelah keluar dari PDIP. Sebab menurutnya, jalan yang diambil keduanya adalah keputusan politik yang juga harus dihargai semua orang.

“Saya kira keputusan politik Pak Murad dan Ibu Widya tidak mungkin diambil tanpa mempertimbangkan segala hal. Dan harus tahu juga bahwa meskipun Pak Murad sudah bukan lagi kader PDIP, tetapi beliau masih tetap Gubernur Maluku, bapaknya orang Maluku, dan keduanya adalah aset Maluku,” pungkasnya.

Sekadar diketahui, berpindah Widya Pratiwi Murad Ismail ke Partai Amanat Nasional (PAN) menjadikan partai ini tiba-tiba seksi di Maluku. Banyak politikus yang ingin bergabung ke partai itu. Apalagi, sejumlah gerbong politik ‘Murad Ismail’ ikut berpindah. (*)

  • Bagikan