Ratusan Mahasiswa Unpatti Tidak Terlacak di Sistem PD DIKTI

  • Bagikan

RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Ratusan mahasiswa Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon tidak terlacak di Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD DIKTI).

Hal itu disampaikan Dekan Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unpatti, Ishaak H. Wenno kepada media ini, Senin (25 September 2023).

“Saya punya argumentasi berdasarkan fakta yang saya lacak ternyata banyak sekali mahasiswa yang sudah lulus sudah ujian, mereka ada kurang lebih hampir 800-an mencapai 1000 mahasiswa yang bayar SPP atau UKT tiga semester, lima semester bahkan saya bilang tadi ada sampai 10 semester. Tapi kalau dilihat dia punya prosesnya dia ikut kuliah tapi tidak terlacak di sistemnya,” ungkap Wenno.

Dirinya coba mengkroscek lagi, ia pun berharap ini bukan saja kesalahan dari bagian data, jadi data yang diinput masuk ke PD DIKTI. Karena memang ini juga terbengkalai, memang aktivitas mahasiswa kadang-kadang di sistem terlacak bahwa dia masih kuliah padahal sudah lulus.

“Kenapa masih kuliah, karena ada beberapa semester mahasiswa tersebut tidak melakukan pengembalian. Ini jadi persoalan, jadi kalau misalnya kadang-kadang mahasiswa tidak pengembalian ke fakultas sampai empat hingga lima semester setelah terakhir mau ujian, barulah mereka pengembalian. Nah ini kan jadi terlacak aktivitas mahasiswanya itu masih dikategorikan aktif, padahal dia sudah ujian,” paparnya.

Diuraikan, PD-DIKTI mengkover data nomor ijazah yang dikeluarkan dari kementerian berdasarkan usulan dari fakultas, jadi nomor ijazah memang terdata secara nasional.

“Maka kita tidak sembarang lagi. Karena nomor ijazah mengcover semua aktivitas mahasiswa, ini yang kita sementara lacak agar jangan sampai ada mahasiswa yang tidak kuliah tapi terakhir langsung dia dapat ijazah. Sehingga saya harapkan buat mahasiswa ini merupakan pengalaman yang terjadi. Agar kelak bila mahasiswa telah melakukan pembayaran SPP/UKT, dia harus melakukan penawaran kartu rencana studi (KRS) pada sistem,” urainya.

Menurutnya, perubahan sistem yang ada sangat bagus supaya minimalisir kesenjangan yang banyak terjadi, ada yang tidak kuliah tapi langsung diusul untuk ujian sarjana, ini yang sangat fatal. Ini yang disebut dengan pembohongan publik.

“Di Unpatti mulai dari Rektor, WR I sampai dengan kami sebagai dekan, kita mencoba agar jangan terjadi seperti itu. Prinsipnya kita bisa membantu mahasiswa tetapi yang namanya berhubungan dengan akademik kita tidak membantu hal yang salah,” pungkas Wenno. (SSL)

  • Bagikan