Terbang ke Jepang,HRA Khotbah Idul Fitri

  • Bagikan

RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Menjelang ujung Ramadan tahun ini sosok penceramah Habib Rifqi Alhamid (HRA) bakal tidak bisa berjumpa dengan audensnya di Kota Ambon.

Habib yang akrab dipanggil HRA itu selama sepekan akan berada di Negeri Sakura Jepang untuk mengisi Khotbah Idul Fitri 1445 Hijriah Rabu tanggal 10 April 2024 atas undangan Kedutaan Besar Indonesia (Kedubes) di Jepang yang dipimpin Pak Hery Akhmadi.

Mengawali salat dan Khotbah Idul Fitri, HRA yang tidak lain Syuriah Pengurus Cabang Nahdatul Ulama Kota Ambon dan Pimpinan Yayasan Ar Rahmah Kota Ambon ini lebih dulu mengisi Khotbah Jumat, 5 April 2024 di Mesjid Nusantara Akibahara Tokyo, diikuti Kajian Muslimah di Mesjid Indonesia Tokyo (MIT), Sabtu, 6 April 2024, Tabligh Akbar KMII Jepang di Tokyo, Tabligh Akbar PCINU Jepang bertempat di Mesjid NU Attaqwa Koga, Ahad 7 April 2024, dan terakhir mengisi Khotbah Jumat di Mesjid Indonesia Tokyo (MIT), tanggal 12 April 2024.

Dalam keterangannya kepada Rakyat Maluku dari Jepang, Jumat, (5/4/24), HRA mengungkapkan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan Kedubes Indonesia di Jepang untuk tampil menjadi Khatib Idul Fitri di Negeri Sakura.

“Alhamdulillah, kunjungan saya ini juga membawa harum nama Maluku dan Ambon. Semua ini tidak lepas karena amanah yang diberikan,” ujarnya.

Melalui lembaga yang dipimpinnya yakni Syuriah PCNU Ambon dan Yayasan Ar Rahmah Ambon HRA kini terus melakukan dakwah tidak saja di Kota Ambon/Maluku tapi juga lintas daerah dan lintas negara.

HRA yang juga adalah owner Yayasan Ar Rahmah tidak ketinggalan setiap saat memberangkatkan jamaah umrah dari Kota Ambon ke Tanah Suci Makkah dan Madinah.

Ia mengaku bersyukur atas kepercayaan melalui lembaga yang dipimpinnya sehingga ia bisa melakukan kerja-kerja untuk melakukan syiar agama di daerah ini maupun di sejumlah kota di Tanah Air.

Untuk memperkuat kohesi sosial di Ambon/Maluku, HRA juga intens melakukan silaturahmi bersama tokoh-tokoh lintas agama baik Kristen Protestan, dan Katolik di Maluku, Maluku Utara, dan Papua.

“Ini semua untuk memperkuat kohesi sosial, memelihara kekerabatan, menjalin komunikasi dan silaturahmi guna membangun masyarakat yang cinta damai berdasarkan semangat kebhinekaan,” ujarnya.(DIB)

  • Bagikan