Ada Koperasi Siluman di Gunung Botak

  • Bagikan

RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Aliansi Mahasiswa Pulau Buru mendatang Kantor Gubernur Maluku dan Dinas Lingkungan Hidup, Kamis, 7 Maret 2024.

Kedatangan mereka, untuk menolak 10 koperasi yang baru. Koperasi-koperasi ini nantinya akan mengelola tambang emas di Gunung Botak, Kecamatan Wailata, Kabupaten Buru, Maluku.

Di Kantor Gubernur yang terletak di Jalan Sultan Hairun, Kecamatan Sirimau, para pendemo meminta Gubernur Murad Ismail, memanggil Kepala Dinas Lingkungan Hidup Roy Syauta.

Pemanggilan tersebut untuk membatalkan perencaan hasil uji adminstrasi dan penyampaian dokumen
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL, UPL) milik 10 koperasi ilegal yang akan melakukan penambangan di Gunung Botak.

“Kami mahasiswa Pulau Buru menolak 10 koperasi siluman dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Maluku yang tidak memiliki legalitas maupun persetujuan dari tokoh adat petuanan Negeri Kayeli dan Pemerintah Kabupaten Buru,” kata Koordinator Lapangan (Korlap) Viky Lesnusa

.
Ia juga mengungkapkan, saat operasionalisasi Amdalnet Digital UPL,UKL, masyarakat, tokoh adat dan Pemkab Buru, tidak dilibatkan. Dengan tegas Aliansi Mahasiswa Pulau Buru, menolak kehadiran koperasi-koperasi itu.

“Keberadaan 10 koperasi ini bisa memicu konflik di tengah masyarakat Kabupaten Buru. Dan ini yang tidak diinginkan bersama,” jelasnya.

Kata dia, hanya ada 10 koperasi berhak mengelola GB. Dan sesuai aturan 10 j koperasi itu akan mengelola 100 hektarr dari 10 persen wilayah lsin Usaha Pertambangan (UP) yakni seluas 1.000 hektare.

“Koperasi itu masing-masing Koperasi Soar (Pito Blok 1), Koperasi Fenan (Blok 2),Yako Umailupu (Blok 3), Halae Lalen (blok4), Hapulalet (Blok 5), Anahoni (Blok 6),Koperasi Lestasri (Blok 7), Bara Sislate (Blok8), Koperasi Bupolo (Blok 9) dan Koperasi Waermun pada Blok 10. Ini koperasi yang legal karena sudah mendapat izin dari Pemkab Buru,” tandasnya.

Sementara di Dinas LH di Waihaong, Kecamatan Nusaniwe, para pendemo tiba sekira pukul 11.00 WIT. Sayang, mereka tidak diterima Kadis LH Roy Syauta. Para demonstran pun bubar dengan tertib.

Roy Syuta yang dihubungi Rakyat Maluku, tak mengangkat HP nya. Padahal, ada nada masuk. (AAN)

  • Bagikan