Masyarakat Wandan Berkunjung ke Banda Pasca Peristiwa Genocide 1621

  • Bagikan

RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID, BANDA — Ratusan masyarakat Wandan (Banda Ely-Elat) disambut tarian Cakalele saat tiba di Pelabuhan Banda Naira dari Kota Tual dengan KM Ngapula, Kamis 16 Juni.

Raja Banda Ely (Rat Waar), H Bashar Almudin Latar bersama sejumlah tokoh Wandan, seperti Ketua DPRD Tual, Hasan Syarifuddin Borut, Ketua Komisi A DPRD Maluku, Amir Rumra, Ketua KPU Maluku, Syamsul Rifan Kubangun, mantan Sekwan DPRD Tual yang juga Koordinator Rombongan, Abdul Hamid Latar serta beberapa tokoh lain terlihat dalam rombongan tersebut.

“Jangan takut kehadiran kami di sini. Kami datang sebagai saudara kalian. Kami datang untuk datuk-datuk kami yang terbaring di seluruh penjuru Wandan ini,” begitu ungkapan Raja Banda Ely, H Bashar Almudin Latar yang disambut histeria semua warga Wandan dan Banda Naira yang memadati pelabuhan pagi itu.

Rat Waar Bersama Istri, Hj Aisyah Latar didampingi Tokoh Masyarakat Wandan, H Syamsul Bahri Borut.

Semua warga terlihat berpelukan, menangis haru. Suasana bahagia juga haru terlihat sebagai tanda hubungan yang dipisahkan sejak lama.

“Tidak hanya kami orang Wandan, warga Banda yang hadir di pelabuhan juga menangis histeris. Sambutannya luar biasa,” ungkap Pangeran Banda Ely, Irwan Alimudin Latar.

Kunjungan keluarga Wandan ke Banda Naira ini merupakan kunjungan formal setelah mereka memilih hijrah ke seluruh penjuru di Indonesia pasca peristiwa genocide 1621 atau peristiwa penghapusan sebuah kelompok masyarakat yang dilakukan VOC pimpinan Jan Pieter Zoen Coen.

“Kami selama ini sering berkunjung ke tanah leluhur kami ini, tapi tidak secara resmi. Nah ini setelah kurung lebih 401 tahun barulah kami datang secara resmi atas undangan Kementerian Kebudayaan Riset dan Teknologi,” ungkap Irwan.

Sekadar informasi, kunjungan masyarakat Wandan ke Kecamatan Banda Naira, Kabupaten Maluku Tengah atas undangan Kementerian Kebudayaan Riset dan Teknologi RI, kepada Yayasan Bina Kalimah (Yayasan Masyarakat Wandan) sebagai pendukung kegiatan Muhibbah Jalur Rempah 2022 dengan KRI Dewa Ruci dari 16-21 Juni.

Rat Waar, H. B Almudin Latar didampingi Tokoh Masyarakat Wandan, H Syamsul Bahri Borut dan Akademisi/Peneliti Sejarah, Dr Nur Ida Kubangun saat memberikan sambutan.

Masyarakat Wandan sendiri hadir untuk membuka tabir sejarah Wandan yang selama ini ditutupi kepada publik sejak peristiwa Genocide 1621.
Salah satunya terkait hijrah mereka ke sejumlah penjuru di Indonesia karena menolak dijajak Belanda.
Rombongan besar dari kelompok yang hijrah menuju ke Kepulauan Kei dengan menggunakan dua armada berupa Belang (Kora-kora) Duang Tumaf dan Singraya Lakabesy.

Untuk itu, dalam Muhhibah Jalur Rempah itu, keluarga Wandan atau Banda Ely-Elat juga akan ziarah ke keramat atau kuburan datuk-datuk yang terdapat di sejumlah pulau di Banda Naira. (syn)

  • Bagikan