FEBI IAIN Ambon Gelar Workshop Peninjauan Kurikulum dan Perumusan Visi-Misi Prodi

  • Bagikan

RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID – AMBON, — Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon menggelar Workshop Peninjauan Kurikulum dan Perumusan Visi-Misi Program Studi.

Workshop yang dibuka secara resmi oleh Rektor IAIN Ambon, Prof. Dr. Zainal Abidin Rahawarin, M.Si ini dipusatkan di Ruang Rapat Pimpinan Lt II Gedung Rektorat IAIN Ambon, Sabtu – Minggu, 27-28 Mei 2023.

Rektor IAIN Ambon, Prof. Dr. Zainal Abidin Rahawarin, M.Si dalam sambutannya meminta kepada pimpinan dan seluruh peserta Workshop agar menyusun kurikulum dan visi-misi program studi yang merupakan turunan dari visi-misi institut, yakni kelautan dan kemaritiman. Kata dia, peninjauan kurikulum dan perumusan visi-misi pada seluruh Prodi di FEBI sangat penting.

Ia menekankan, kegiatan ini jangan hanya sebatas serimonial saja, tapi menjadi tonggak sejarah peletakan dasar-dasar perumusan kurikulum Prodi yang berbasis Universitas Islam Negeri (UIN) ke depan, bukan lagi visi-misi IAIN Ambon sekarang.

Diingatkan Zainal, bahwa proses transformasi IAIN Ambon menjadi Universitas Islam Negeri Abdul Muthalib Sangadji semakin dekat. Di tengah menjemput UIN, seluruh perangkat di IAIN Ambon mulai dari pegawai, dosen hingga sistem akademik harus sudah siap. Sehingga, ketika terjadi peralihan ke univesitas maka pelayanan dan sebagainya sudah menerapkan sistem pelayanan universitas, bukan lagi sistem pelayanan IAIN seperti sekarang.

Untuk itu, dalam penyusunan kurikulum maupun visi-misi, harus betul-betul fokus untuk untuk melahirkan konsep yang kompeten.

Zainal menekankan, dua hal substansi dalam penyusunan kurikulum dan visi-misi, yakni kurikulum yang dihasilkan mampu memberikan penguatan keilmuan serta penguatan skill yang handal dan profesional. Hal ini penting, agar kampus yang dipimpinnya ini hanya melahirkan sarjana yang berorientasi menjadi pegawai negeri sipil, tapi bagaimana menjadi interpreneurship atau pencipta lapangan kerja.

Dari sini, tekan Zainal lagi, ada tiga hal pokok untuk melahirkan kurikulum yang baik. Pertama, kurikulum yang disusun harus dilahirkan dari visi dan misi utama UIN, yakni bagaimana mengembankan potensi sumber daya alam kelautan menjadi modal dan kekuatan untuk kemajuan Maluku ke depan. Sektor kelautan ini, tidak hanya terbatas pada pengelolaan dan pengembangan potensi laut saja, tapi lebih jauhnya membangun budaya kemaritiman.

Karena, menurut Rektor, visi – misi maupun kurikulum yang bermuatan pada kelautan dan kemaritiman belum ada di seluruh PTKIN di Indonesia. “Ini menjadi sebuah pembeda antara UIN kita dengan UIN lainnya.”

Bahkan, diyakini Rektor, muatan kelautan dan kemaritiman ini, dapat menjadi jembatan emas untuk IAIN Ambon ketika sudah menjadi UIN dalam menarik minat mahasiswa luar baik dalam maupun luar negeri. Untuk itu, Zainal meminta kepada seluruh Prodi yang sedang menyusun kurikulum dan visi-misi, harus berisikan tentang kelautan dan kemaritiman. “Saya minta perhatian serius dalam merumuskan kurikulum ini.”

Kedua, kurikulum yang bermuatan pada peningkatan moralitas dan akhlak yang baik kepada mahasiswa atau alumni. “Ada dua hal penting, bagaimana membingkai ilmu kita menjadi pembeda dengan Prodi lainnya di luar, bukan saja menciptakan orang terampil bekerja, tapi juga harus memiliki moral yang baik.” Jadi, selain kelautan dan kemaritiman, juga bagaimana melahirkan generasi yang tumbuh dengan kesadaran dalam menjaga integritas diri, menjauhi tindakan dan perbuatan korupsi, kolusi dan nepotisme, selalu jujur dan amanah.

“Saya berharap, ada mata kuliah wajib tentang bagaimana lembaga memperkenalkan anak untuk menjaga diri dari hak orang-hak orang, hak saya, hak saya, tentang pendidikan anti korupsi. Jadi, semua Prodi harus memiliki pengetahuan tentang pendidikan anti korupsi,” tegas Rektor.

Tindaklanjut dari rencana penyusunan kurikulum anti korupsi, lanjut Rektor, akan mengundang Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk memberikan kuliah umum khusus tentang anti korupsi. Jadi, ia berharap agar kurikulum ini dapat segera disusun dan dijadikan sebagai mata kuliah dengan bobot 4 SKS pada seluruh program studi. Secara teori, mata kuliah tersebut harus memboboti pembelajaran anti korupsi dengan pendekatan Islam dan pendekatan regulasi yang ditetapkan pemerintah.

Ketiga, menurut Rektor, kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang bermuatan pada mata kuliah peningkatan skill dan inovasi mahasiswa untuk merebut pangsa pasar, bukan yang berorientasi menjadi pegawai negeri sipil. Lebih jauh, terkait kurikulum MBKM yang menarik mahasiswa luar untuk memilih IAIN atau UIN sebagai tempat studi perbandingan.

“Tiga hal ini penting yang harus menjadi perhatian dalam menyusun kurikulum. Saya harap, ini menjadi perhatian bersama. Sebab, ini kurikulum program studi-program studi pertama di kampus yang sudah menggunakan konsep UIN. Saya inginkan, workshop seperti ini tidak hanya serimonial, tapi lahirkan konsep, hingga diujipublikan. Apakah kurikulum sudah bisa mampu menjawab kebutuhan keilmuan dan pangsa pasar atau belum. Jadi, jangan hanya menyusun kurikulum dan menerapkannya, tapi harus dilakukan uji publik sebelum diterapkan, tekan Rektor.

Selain Workshop juga dilakukan penandatanganan kerjasama antara Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), Dr. Husen Wattimena, M.Si dengan Kepala Cabang Bank Muamalat Ambon, Akbar Sulaiman, yang disaksikan langsung oleh Rektor IAIN Ambon. (WHL)

  • Bagikan

Exit mobile version