Warga dan Karyawan PT SIM Bentrok.

  • Bagikan

RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON — Bentrokan terjadi antara warga Dusun Pelita Jaya, Kabupaten Serma Bagian Barat (SBB), dan karyawan PT Spice Islands Maluku (SIM) pada Sabtu, 12 Juli 2025. Insiden dipicu sengketa lahan yang hendak digarap perusahaan pisang abaka tersebut.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, kericuhan bermula ketika dua warga, Darwis (35) dan Hidayat (45), diduga dianiaya oleh dua karyawan PT SIM, Ely (33) dan Sarbin (30), saat berusaha menghentikan aktivitas perusahaan di lahan sengketa.

Akibat kejadian itu, sekitar pukul 12.40 WIT, warga berbondong-bondong mendatangi lokasi. Adu mulut dengan pihak perusahaan pun tak terhindarkan dan berujung pada aksi saling serang menggunakan benda keras.

Bentrokan berhasil diredam setelah aparat TNI dan Polri turun tangan. Namun, ketegangan berlanjut dengan aksi pemalangan jalan oleh warga di Jembatan Waiputi menggunakan dahan pohon, menyebabkan kemacetan panjang dari arah Piru hingga Taniwel, dan sebaliknya.

Kemacetan baru dapat diurai sekitar pukul 17.25 WIT setelah dilakukan koordinasi intensif oleh Polsek Piru dan Polres SBB.

Kapolres SBB, AKBP Andi Zulkifli, saat dikonfirmasi mengarahkan media ini untuk menghubungi Kapolsek Piru, Iptu Muslim Renuf.

Dikonfirmasi terpisah, Iptu Muslim membenarkan adanya bentrokan dan menyatakan pihaknya telah memediasi warga dan pihak perusahaan.

“Warga yang diwakili beberapa tokoh sudah kami arahkan untuk berkoordinasi langsung dengan manajemen PT SIM. Saya dan Pak Wakapolres turut mendampingi,” kata Kapolsek kepada Rakyat Maluku, Minggu, 13 Juli 2025.

Dalam mediasi tersebut, disepakati bahwa aktivitas PT SIM dihentikan sementara waktu. Setelah kesepakatan tercapai, warga membuka blokade jalan dan arus lalu lintas kembali normal.

Kapolsek juga berharap pemerintah daerah, dalam hal ini Pemkab SBB, dapat ikut turun tangan dalam penyelesaian sengketa agar tidak terus berlarut.

“Kemarin tidak satu pun perwakilan dari pemerintah hadir. Padahal, mereka yang mengeluarkan izin. Kehadiran mereka penting agar masalah ini tidak terus berulang,” pungkasnya. (AAN)

  • Bagikan

Exit mobile version