Siswi MTs Bula Tewas Dicekik Setelah Tolak Ajakan Pelaku
RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Misteri kematian RT (15), siswi Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur, yang ditemukan membusuk di Sungai Waifufa, Desa Englas, akhirnya terungkap.
Kapolres SBT AKBP Alhajat, mengatakan, korban dibunuh oleh HS, pria dewasa yang telah berkeluarga, setelah menolak ajakan pelaku untuk berhubungan badan.
Menurut Kapolres, pelaku dan korban awalnya saling mengenal melalui media sosial Facebook (Fb). Setelah beberapa kali berkomunikasi, HS mengajak RT bertemu.
“Dalam pertemuan itu, HS meminta korban berhubungan badan layaknya suami istri, namun permintaan itu ditolak korban.
Sehingga HS mencekik lehernya hingga tewas,” ujar Kapolres, Senin, 2 Juni 2025.
Setelah memastikan korban tidak bernyawa, lanjuti Kapolres, pelaku membuang jasad RT ke Sungai Waifufa, lalu melarikan diri ke Weda, Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara, menggunakan KM Cantika rute Kobisonta – Weda.
Polisi yang menyelidiki kasus ini berhasil mengidentifikasi HS sebagai pelaku dan melacak keberadaannya. Tim Polres SBT kemudian menangkap HS saat ia sedang bekerja di PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), pada Jumat, 30 Juni 2025.
“Atas perbuatannya, HS dijerat dengan Pasal 80 ayat (3) juncto Pasal 76C Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara dan denda Rp3 miliar,” jelasnya.
Sebelumnya, jasad RT ditemukan oleh seorang warga bernama Gumilang Kelilawa (20), yang tengah beristirahat di kebun, pada Rabu (21/5/2025) sekitar pukul 15.00 WIT.
“Ketika hendak buang air kecil di sungai, saksi melihat tubuh seseorang tergeletak di atas batang pohon tumbang,” kata Kasubsi Penmas Polres SBT, Bripka Suwandi Sobo.
Gumilang kemudian memanggil rekannya, Ical Badilah, dan bersama-sama memastikan temuan tersebut adalah jasad manusia.
Penemuan itu langsung dilaporkan ke personel Yonif Kabaresi dan Polres SBT.
Dari hasil pemeriksaan awal, korban diperkirakan telah meninggal dunia selama kurang lebih empat hari. RT terakhir terlihat meninggalkan rumah pada Sabtu (17/5/2025) dengan alasan hendak mengikuti les di Madrasah Tsanawiyah (MTs)
Pihak keluarga korban menolak dilakukan autopsi, namun visum tetap dilakukan untuk memastikan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. (AAN)