RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, – Sebanyak 30 siswa asal Negeri Tial, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), terpaksa mengikuti proses belajar di sekolah alternatif akibat konflik yang terjadi.
Hal ini disampaikan oleh Kepala SMA Negeri 3 Malteng, Jolanda Koda, kepada media ini, Senin, 5 Mei 2025.
Menurut Jolanda, pihak sekolah telah menyiapkan sistem pembelajaran daring bagi para siswa terdampak. Namun, guna mengantisipasi kemungkinan yang tidak diinginkan, Dinas Pendidikan menginstruksikan agar siswa mengikuti proses belajar di sekolah alternatif sementara.
“Surat dari dinas sudah turun agar mereka bisa mengikuti sekolah alternatif, tetapi tetap di bawah pengawasan SMA Negeri 3 Maluku Tengah. Artinya, proses belajar tetap dikendalikan dari sekolah kami,” jelas Jolanda.
Sekolah alternatif tersebut menampung para siswa serta sejumlah guru dari berbagai sekolah yang tidak bisa menjalankan proses belajar mengajar di tempat asalnya akibat situasi konflik. Dari SMA Negeri 3 sendiri, satu guru dan satu staf tata usaha ditempatkan di sekolah alternatif tersebut.
“Absensi siswa dan guru tetap kami pantau. Setiap hari kami berkoordinasi, memastikan kehadiran dan aktivitas belajar mengajar berjalan normal. Semua dokumentasi kegiatan dikirim ke sekolah induk sebagai laporan,” ungkap Jolanda.
Ia menambahkan bahwa Dinas Pendidikan terus berupaya keras agar para siswa dapat kembali ke sekolah asal mereka. Namun, perkembangan terakhir menunjukkan situasi di lapangan masih belum sepenuhnya kondusif.
“Kemarin sempat terjadi lagi bentrokan, jadi mungkin mereka belum siap kembali. Mudah-mudahan minggu depan situasi lebih aman, dan anak-anak bisa kembali belajar di sekolah seperti biasa,” tuturnya.
Jolanda menegaskan bahwa pihak sekolah dan dinas akan terus memantau kondisi keamanan serta memastikan hak pendidikan siswa tetap terpenuhi, meski dalam situasi darurat.
Sementara di SMAN 22 Maluku Tengah, juga terdapat lima siswa yang kini belajar di sekolah alternatif. Ditambah dengan empat orang guru.
“Iya ada lima siswa kami dan empat guru saat ini mereka beraktifitas di sekolah Alternatif di Tial,” akui, Kepala SMAN 22 Malteng, Raudhia Abdurrahman.
Ia mengatakan, pihaknya juga memantau proses pembelajaran agar para siswa tersebut mendapatkan hak mereka untuk belajar.
“Proses pembelajaran berlangsung secara daring, dan kami terus memantau,” kata Raudhia. (CIK)