RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Universitas Pattimura (Unpatti) bersama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kemenkominfo menggandeng harian Bisnis Indonesia memberikan edukasi kepada mahasiswa tentang pasar ekonomi digital.
“Kegiatan ini berisi serangkaian acara yang dimulai dengan Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Universitas Pattimura dengan Harian Bisnis Indonesia guna mendukung program MBKM yang bertujuan untuk menghasilkan SDM yang berkualitas dan mampu berikan kontribusi positif kepada masyarakat,” kata Rektor Unpatti Prof Freddy Leiwakabessy di Ambon, Rabu.
Freddy mengatakan pada kegiatan itu dibahas seputar perkembangan digital dan konektivitas internet untuk menunjang pasar ekonomi digital.
“Kami berfokus pada inovasi dan kreatifitas yang dapat mendorong kompetensi digital generasi muda dalam kehidupan sehari-hari dan diharapkan dapat menumbuhkan perekonomian khususnya di daerah 3T,” ucapnya.
“Ini menjadi momentum untuk membangun networking terutama di era globalisasi dan perkembangan teknologi komunikasi,” tambahnya.
Festival literasi digital tersebut berisi sejumlah kegiatan menarik mulai dari diskusi pembangunan infrastruktur internet hingga tips dan trik cara menjadi Youtuber dan artis instagram.
Pemimpin Redaksi & Direktur Pemberitaan dan Produksi Harian Bisnis Indonesia Maria Y. Benyamin menyampaikan pasar ekonomi digital Indonesia akan menembus angka 210 miliar dolar Amerika hingga 360 miliar dolar Amerika pada 2030.
Pasar ekonomi digital yang besar tersebut ditopang oleh empat sektor utama, yaitu sektor elektronik, travel online, makanan dan transportasi, serta media online.
Namun prospek besar ini, kata Maria memerlukan talenta-talenta digital yang tinggi sehingga, prospek pasar ekonomi digital ini tidak boleh dipandang sebelah mata.
“Perlu ada upaya untuk mengembangkan talenta-talenta muda yang memiliki kecakapan digital, guna mengoptimalisasi peluang ekonomi digital yang sangat besar itu,” kata Maria dalam literasi digital Empowern3T, dengan tema menjadikan era digital pembawa perubahan.
Maria menyebutkan, dalam catatan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Indonesia membutuhkan sembilan juta talenta digital pada periode 2015 sampai dengan 2030 atau setara dengan 600.000 talenta digital.
“Dan pengembangan talenta digital ini juga memerlukan peran swasta, guna mengakselerasi pemerataan pengembangan generasi muda cakap digital di berbagai wilayah,” ujar Maria.
Sementara itu, berdasarkan temuan dari Indeks Masyarakat Digital (IMDI) yang mencatat indeks masyarakat yang melek teknologi digital berada pada angka 43,34 pada 2024.
Angka ini naik sekitar 0,6 dari 2023 yang berada pada angka 43,18. Namun, kenaikan tersebut tidak membuat Indonesia beranjak dari level sebelumnya.
“Jadi ada satu fakta yang juga cukup mencengangkan, bahwa ternyata di Indonesia itu laju penyediaan infrastrukturnya jauh lebih kencang dari peningkatan Indeks Masyarakat Digital,” ucapnya
Oleh sebab itu, adanya program literasi digital di Universitas Pattimura ini merupakan upaya untuk meningkatkan kecakapan digital para mahasiswa.(ant)