LSM PJ Minta SOMASI Tak Salahkan Masyarakat Terkait Gunung Botak

  • Bagikan

RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Penambangan emas di Gunung Botak, Kabupaten Buru, Maluku, merupakan tempat mencari nafkah bagi penduduk lokal.

Mereka melakukan aktivitas juga tidak memakai bahan kimia sehingga tidak menimbulkan dampak buruk.

Hal ini ditegaskan Ketua LSM Parlemen Jalanan (PJ) Kabupaten Buru, Ruslan Arif Soamole.

Pernyataan Arif Soamole ini sekaligus menanggapi apa yang disamapaikan Solidaritas Mahasiswa dan Pemuda Satu Indonesia (SOMASI) Irwan.

“Kami menilai statemen yang dikeluarkan oleh Irwan lewat media massa cacat akan pengetahun yang memang tidak mengetahui secara menyeluru mengenai aktifitas pertambangan di Gunung Botak,” kata Ruslan dalam siaran persnya kepada pers, Kamis, 2 Mei 2024.

Ia mengatakan sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Meneral (ESDM) nomor 113 terkait dengan wilayah pertambangan rakyat, Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tetang Pemetaan ruang pertambngan dan nomor 26 tahun 2008 Nomor 48 tantang pemetaan ruang pertambangan Maluku.

Menurutnya, Irwan mestinya menyalahkan pemerintah, bukan masyarakat. Apalagi, sudah ada koperasi yang dengan mengantongi izin sesuai payung hukum.

“Menyalahkan penambang itu tidak tepat. Harusnya pemerintah yang disalahkan. Kalau mau tutup ya tutup saja, tapi jangan salahkan masyarakat,” jelasnya.

Sementara kepolisian, tambah Arif Soamole, sudah bekerja maksimal, tapi tidak bisa dipungkiri masih ada warga melakukan aktivitas.

“Biarkan msyarakat menambang untuk menghidupi keluarga mereka, jangan diganggu karena Gunung Botak adalah milik semua masyarakat Pulau Buru, milik bersama masyarakat adat Buru,” kata Ruslan. (AAN)

  • Bagikan

Exit mobile version