JAR ‘Kantongi’ Rekomendasi Golkar

  • Bagikan

RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Deputi Bidang Pengelolaan Infrastruktur Kawasan Perbatasan pada Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), Letjen TNI (Purn) Jeffry Apoly Rahawarin (JAR), dikabarkan telah mengantongi rekomendasi dari Partai Golkar sebagai tiket untuk maju pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Maluku

“Memang sudah ada komunikasi intensif antara JAR dengan DPP Golkar, bahkan kabarnya JAR sudah dapat rekomendasi Golkar,” kata salah satu staf legislator di senayan, yang meminta namanya dirahasiakan, kepada media ini, Rabu, 27 Maret 2024.

Menurut sumber itu, kabar JAR telah mengantongi rekomendasi partai berlambang pohon beringin itu juga sudah tersebar luas di kalangan pengurus Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Provinsi Maluku, di DPRD Provinsi Maluku dan di DPR RI.

“Waktu saya ikut pleno di Ambon beberapa hari lalu, teman-teman di PDI Perjuangan cerita bahwa JAR sudah kantongi rekomendasi Golkar. Saya juga sudah tanya ke teman di Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) sini (Jakarta), dan dia benarkan bahwa JAR kemarin datang ke Golkar,” ungkapnya.

Meskipun hal tersebut masih bersifat gosip atau isu lantaran belum ada yang melihat langsung bukti fisik surat rekomendasi partai, namun informasi yang sudah beredar luas bahwa Golkar dipastikan mengerucut ke mantan Pangdam XVI/Pattimura kelahiran Ambon, 21 Januari 1964, itu.

“Semua informasi ini kan belum ada yang final, tapi gosipnya memang Golkar mengerucut ke JAR. Tapi kita tidak tahu juga nanti last minute seperti apa, namanya juga politik kan, dapat berubah di menit terkahir, tergantung komunikasi politiknya,” terang sumber itu.

Selain Partai Golkar, lanjut sumber itu, JAR juga diam-diam intens membangun komunikasi politik dengan DPP PDIP. Tidak hanya JAR, Deputi I Kepala Staf Kepresiden (KSP) Bidang Infrastruktur, Energi, dan Investasi, Febry Calvin Tetelepta (FCT), juga intens mendekati PDIP.

“JAR sempat beberapa kali berkomunikasi juga dengan DPD dan DPP PDI Perjuangan, termasuk FCT juga, tapi belum final semua. Nanti finalnya itu sekitar Juni atau Juli 2024. Dan prediksi saya, rekomendasi nanti diberikan PDI Perjuangan ke Pak FCT,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Maluku, Ramly Umasugi, yang coba dikonfirmasi media ini, tidak berhasil terhubung lantaran nomor handphone yang dituju berada di luar jangkauan alias tidak aktif.

Sama halnya dengan Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Maluku, Benhur George Watubun. Meski nomor handphone dan pesan WhatsApp (WA) aktif, namun tidak merespons hingga berita ini diterbitkan.

Menanggapi hal itu, Akademisi Politik Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Poly Koritelu, mengatakan, dalam analisis politik semua kemungkinan bisa terjadi. Dan sangat wajar jika JAR mendapatkan rekomendasi dari Partai Golkar dan juga PDI Perjuangan.

“Golkar yang jauh-jauh hari kita tahu senantiasa juga membuka pintu lebar-lebar bagi seorang JAR. Demikian juga dengan Golkar yang jauh-jauh hari kita tahu senantiasa juga membuka pintu lebar-lebar bagi seorang JAR. Jadi, saya kira wajar saja,” katanya.

Meski demikian, yang menjadi soal serius dalam perpolitikan Maluku, menurut Poly adalah dalam dinamika peradaban politik Maluku sejauh ini selalu mempertemukan Golkar dan PDIP pada dua kubu yang berbeda. Artinya, kedua partai yang sama-sama memiliki kekuatan besar itu dianggap sebagai representatif yang biasanya saling berhadap-hadapan dalam momentum pemilu.

“Jarang terjadi di Maluku kalau Golkar berkoalisi dengan PDI Perjuangan untuk mengusung seorang calon. Yang ada adalah keduanya akan menempatkan diri pada kubu masing-masing untuk saling berhadap dalam pertarungan politik. Jadi kalau JAR bisa mengakumulasi seluruh energinya untuk menggabungkan PDIP dan Golkar, itu sebuah prestasi yang luar biasa,” papar Poly.

Justru kali ini, sambung Poly, dirinya melihat koalisi di Pilgub Maluku bisa kemungkinan tiga pasangan calon atau mungkin diatur secara rasional berdasarkan fakta perolehan suara DPRD Provinsi Maluku.

“Misalnya, Gerinda bisa pimpin satu kubu, PDI Perjuangan juga bisa pimpin satu kubu, dan Golkar juga bisa pimpin satu kubu. Ini fakta yang sebetulnya sangat menarik untuk kita analisis lebih jauh,” pungkasnya. (RIO)

  • Bagikan