Polisi Diminta Usut Tewasnya Tiga Penambang Gunung Botak

  • Bagikan

RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — BURU, — Permintaan kepada polisi untuk menyelidiki kematian tiga penambang di Gunung Botak, Kabupaten Buru, terus disuarakan masyarakat dan pemuda.

Kali ini datang dari Pergerakan Mahasiswa Kabupaten Buru (PMKB). Mereka menuntut agar polisi mengusut tewasnya Simon Nurlatu, Setuju Latbual, dan Ibrahim Nurlatu.

“Kita tahu itu faktor alam. Tapi, ada dugaan kelalaian juga. Mestinya yang punya dompeng ini diusut,” kata Ketua PKMB Hendra Lapandewa kepada Rakyat Maluku, Rabu, 13 Desember 2023.

Diduga, sebelum hujan yang menyebabkan longsor, pemilik dompeng kerap melakukan penggalian yang menyebabkan kerusakan lingkungan. Pada akhirnya terjadi longsor.

“Jadi polisi harus jeli. Jangan karena musibah lalu dibiarkan. Musibah terjadi lantaran ada pengrusakan lingkungan,” jelasnya.

Ditambahkan, tidak saja soal meninggalnya tiga penambang dari Kabupaten Buru Selatan (Bursel), tapi pengusutan penting terkait pemakaian Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di Gunung Botak.

“Sejauh ini masih ada penambangan memakai bahan kimia dan merusak lingkungan. Jadi harus diselidiki juga,” ujarnya.

Masuknya B3 ke Gunung Botak, sambung dia, melalui jalan tikus. Dan itu lewat Buru Selatan. Cara memutuskan masuknya B3 hanya menjaga dijalan-jalan tikus itu.

“Bulan kemarin itu ada yang coba masuk lewat Namrole, tapi ketahuan dan akhirnya diamankan. Ada satu untk truk yang diamalkan besama B3 itu,” jelasnya.

Lanjut Hendra, selain itu, penambang emas ilegal juga harus diturunkan. Karenanya, razia perlu ditinggkatkan. Sehingga Gunung Botak bisa bebas dari PETI.

“Jangan hanya ada momen saja baru ada razia penembang. Mestinya ini rutin dilakukan,” tandasnya.

Sebelumya, tiga penambang emas tewas. Simon Nurlatu, dan Setuju Latbual, meninggal di lobang galian lantaran tertimbun longsor, Senin, 11 Desember 2023 sekira pukul 03.30 WIT.

Sedangkan Ibrahim Nurlatu menghembuskan nafas di Puskesmas Waelo. (AAN)

  • Bagikan

Exit mobile version