Pers Berperan Bentuk Opini Publik di Pemilu 2024

  • Bagikan

RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Akademisi FISIP Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Said Lestaluhu menyebut peran strategis pers sangat signifikan membentuk opini publik di tengah suksesi pemilihan umum (Pemilu) 2024.

Ungkapan tersebut diutarakan Said disela-sela obrolannya dalam Program Podcast Obrolan Rakyat Maluku (ORM) di Studio Harian Rakyat Maluku, Jln. Tanah Rata Galunggung Kota Ambon, Selasa, 14 November 2024.

Dikatakan oleh Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan FISIP Unpatti itu, pers sebagai pilar demokrasi memainkan peran yang sangat strategis dan penting, dan sekarang diperhadapkan dengan seolah-olah ada rivalitas antara media mainstream dan media sosial jadi orang yang punya kepentingan terselubung banyak mereka aktualisasi kedalam media sosial.

“Akhirnya hadirlah podcast dan macam-macam, dan sempat viral statement pakar politik Rocky Gerung. Ini juga memberikan pembentukan opini publik di masyarakat secara luas. Kita tidak bisa batasi orang dan media sosial, karena itu peran pers atau media masa baik cetak, elektronik, online untuk bisa melakukan kontra-informasi tentang isu-isu yang dianggap memang harus berdasarkan hasil yang sifatnya objektif bagi kepentingan nasional,” ujarnya.

Sehingga menurut Said, memang upaya untuk melaksanakan pemilu yang damai dan bermartabat bisa dilaksanakan sesuai prinsip-prinsip demokrasi agar bisa berjalan dengan mantap. Pengalaman pemilu yang luar biasa di 2019 dimana terjadi polarisasi yang cukup hebat sehingga ada istilah-istilah cebong kampret, macam-macam.

“Saya kira itu masa lalu yang tidak boleh terulang lagi dan saat ini media sebagai potret cerminan dari masyarakat untuk menunjukan bagaimana menghasilkan program-program pemberitaan, penyiaran yang betul-betul bisa mendukung terlaksananya sistem pemilu yang baik untuk kepentingan bangsa dan negara. Saya juga melihat potret sistem pemilu ada satu sisi yang perlu menjadi perhatian,” papar Sadi.

Bicara soal perekapan dan penetapan hasil, lanjutnya, Indonesia membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menentukan siapa sebagai pemenang pemilu, ia membayangkan ketika pemilu di Malaysia mereka juga negara terdekat kita yang serumpun.

“Saya lihat waktu pemilihan kepala pemerintahan waktu itu yang terpilih Mahatir Muhammad. Hari ini pemilu, tiga harinya sudah ditetapkan sebagai pemenang dan besoknya sudah dilantik. Jadi prosesnya tidak cukup satu Minggu. Tapi Indonesia membutuhkan waktu yang cukup lama dan kemudian muncul,” beber dia..

Ia mencontohkan, ada fakta-fakta yang menimbulkan adanya isu-isu transfer data dari KPU ke pihak-pihak tertentu, dan ia kira menjadi cerminan yang harus dijadikan sebagai sebuah hal yang penting untuk dilakukan perbaikan-perbaikan yang substantif dan kredibilitas. Karena pemilu itu soal kepercayaan publik. Dari legitimasi itu memberikan sesuatu yang penting bagi penyelenggara pemerintahan pada masa yang akan datang.

“Sekali lagi disinilah peran pers sebagai pilar negara demokrasi untuk menaikan peran yang strategis misalnya dalam pemberitaan harus betul-betul bisa menghadirkan narasumber yang kredibilitas. Untuk melihat bagaimana dinamika dan hal-hal yang penting bagi kepentingan bangsa dan negara khususnya di Maluku,” pungkas Said. (SSL)

  • Bagikan