Ikan Mati Diduga Karena Cianida

  • Bagikan

RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Tim ahli dari Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon telah turun ke Namlea, Kabupaten Buru, untuk meneliti penyebab matinya ikan di perairan Namlea pasca terjatuhnya kontainer ketika bongkar muat di pelabuhan.

Hasil sementara matinya ratusan ikan di lokasi itu diduga karena Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

“Kalau dari indkasi awal itu ada B3. Untuk membuktikan itu perlu hasil analisis Laboratorium,” kata Ahli Kimia dan Lingkungan Unpatti Yusninus Male kepada wartawan, Kamis, 30 Maret 2023.

Menurutnya, kapur tidak akan berpengaruh terhadap air laut, tapi cianida sudah pasti. Ini bisa dilihat dari ingsan dan kulit ikan yang pudar.

“Kapur itu panas tapi cepat dinetralisir karena ini lautan . Kecuali kapur satu gunung kita tumpahkan mendidih. Tapi sampai kalau ikan mati indikasi awal ikan itu sulit bernafas Itu ditunjukan dengan ingsannya yang pucat dan warnanya sedikit pudar karena kontaminasi dengan zat kimia. Yang punya ciri-ciri itu hanya cianida,” ucapnya.

Dia menambahkan bahwa saat ini kondisi laut di Pelabuhan Namlea sudah normal.

“Dari tadi peninjauan itu memang ada ikan mati kemudian yang kedua perairan sudah normal karena PHnya sudah PHL,” ungkapnya.

Guru Besar Unpatti ini juga mengatakan kalau dengan kondisi yang ada, bisa menjadi perhatian masyarakat, berhati-hati dalam pengunaan B3.

“Ini awal yang baik. Awal yang baik maksudnya untuk meningkatkan kesadaran kita semua akan hal yang sudah jadi selama 12 tahun lebih ini supaya kita semua sadar bahwa cepat atau lambat cianida pengaruhnya cepat hilang, tapi merkuri meracuni generasi dan membuat penduduk di pulau ini bisa musnah,” ucapnya.

Ditambah, kontainer saat ini belum bisa dibuka karena yang masuk ke dalam itu harus memakai Alat Pelengkapan Diri (APD).

“Kontainernya belum bisa dibuka. Tapi untuk sementara itu kapur ya. Tapi kalau Cianida itu resikonya sangat besar jika kita tidak dilengkapi dengan APD yang cukup untuk masuk sampai ke dalam kontainer akan berbahaya,” pungkasnya.

Terpisah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) PJ Kabupaten Buru meminta aparat kepolisian mengusut isi dan kepemilikan kontainer yang jatuh di kawasan Pelabuhan Namlea.

Pengusutan ini penting untuk memastikan apa isi kontainer, kepemilikannya milik siapa, serta izin muatan atau bahan yang ada dalam kontainer itu.

Publik curiga atas isi kontainer yang diangkut dari Pelabuhan Makassar dengan KM. Dorolonda itu. Karena tak lama setelah kontainer jatuh, ratusan ikan mati di kawasan Pelabuhan Namlea.

“Kami minta aparat kepolisian segera mengusut kasus kontainer jatuh dari kapal Pelni di Pelabuhan Namlea. Pengusutan ini untuk melihat apakah ada unsur pidana atau tidak dalam kejadian ini, serta memastikan bahan apa yang ada dalam kontainer, siapa pemiliknya dan bagaimana izinya,” kata Ketua LSM PJ Kabupaten Buru, Ruslan Arif Soemole kepada wartawan di Ambon, Kamis, 30 Maret 2023.

Publik, kata dia, wajar mencurigai isi kontainer yang jatuh tersebut. Itu karena setelah peristiwa kontainer jatuh ke laut, ratusan ikan ditemukan mati di kawasan Pelabuhan Namlea.

Ucok juga minta instansi terkait yakni PT Pelni, Syahbandar Pelabuhan Namlea, dan Pemerintah Kabupaten Buru agar jangan saling menyalahkan atas peristiwa ini. Yang harus dilakukan adalah memastikan apa isi kontainer tersebut.

Bila isinya bahan kimia, seperti kecurigaan masyarakat Kota Namlea Kabupaten Buru, maka pemerintah daerah dan instansi terkait harus mengambil langkah-langkah agar tidak menimbulkan keresahan serta dampak sosial bagi masyarakat.

Saat ini masyarakat Namlea terutama penjual ikan di pasar resah atas peristiwa ini. Pedagang ikan di pasar mengeluh karena sepi pembeli, warga tidak mau beli ikan akibat informasi kontainer yang jatuh itu berisi bahan kimia. Hal ini harus cepat ditangani agar tidak menimbulkan keresehan warga,” jelas Ucok. (AAN)

  • Bagikan