Alham: Hanya 64 Pedagang Pasang Listrik

  • Bagikan

RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Ketua Asosiasi Pedagang Mardika Ambon (APMA), Alham Valeo, membantah pernyataan Sekretaris Umum Ikatan Pedagang Pasar Mardika Ambon (IPPMA), Hj. Sophia Ibrahim, yang mengatakan bahwa dia mengambil biaya pemasangan lsitrik dari ratusan pedagang di Pasar Apung.

Menurut Alham, biaya pemasangan tiang, gardu, meteran, jaringan kabel dan ongkos kerja, total keseluruhan sebesar Rp 200 juta lebih. Sementara yang pasang dan membayar uang pemasangan listrik senilai Rp 600 ribu hanya 64 pedagang.

“Karena sebagian pedagang tidak tempati kiosnya berjualan. Bisa turun lapangan sendiri liat kios-kios di Pasar Apung tidak berpenghuni, lalu masuk akal atau tidak kalau yang tidak berpenghuni pasang lampu,” tepis Alham, kepada koran ini via pesan WhatsApp (WA), Selasa, 28 Maret 2023.

Bahkan, lanjut Alham, Sekretaris Umum IPPMA, Hj. Sophia Ibrahim, saat itu bertindak selaku koordinator pendaftaran listrik dan hanya 64 pedagang yang terdata.

“Di Pasar Apung itu total kios hanya 336 kios dan 85 persen kosong. Makanya itu sangat fitnah luar biasa. Sekali-kali turun di Pasar Apung lalu liat berapa kios saja yang aktif dan pasang lampu,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, terdapat dua organsiasi yang aktif di Pasar Mardika. Yakni, APMA yang mempunyai pedagang terbesar, dan IPPMA khusus menghimpun pedagang yang direlokasi dari Gedung Putih ke Pasar Apung dan jumlah anggotanya sebanyak 272 orang.

Alham menduga, pengurus IPPMA hingga saat ini masih menaruh dendam kepadanya lantaran sebagain besar anggotanya keluar dan memilih bergabung bersama APMA.

Keluarnya anggota IPPMA itu, lanjut Alham, karena merasa dicurangi oleh oknum-oknum pengurus IPPMA. Dimana ketika cabut undi, banyak pengurus IPPMA yang mendapatkan kios di bagian muka/ depan, bahkan ada yang mengambil sampai sembilan kios per orang.

“Cikal bakal perseteruan dari disitu. Mungkin itu yang buat mereka dendam kesumat sampe sekarang karena kebetulan saya ini ketua APMA. Jadi, ini hanya menyangkut persaingan organisasi yang tidak sehat,” jelasnya. (RIO)

  • Bagikan