Pentingnya Internet untuk Pemilu

  • Bagikan

RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Di era digital pemanfaatan internet sangat penting dalam melakukan berbagai aktivitas, termasuk kegiatan dalam melakukan kampanye politik hingga sosialisasi tahapan pemilu tahun 2024 nanti.
Dengan pemanfaatan internet, Komisi Pemilihan Umum (KPU) maupun Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dapat memperoleh informasi dengan cepat.

Ketua Bawaslu Maluku, Subair mengatakan, adanya teknologi internet dalam pemilu harus dan sangat penting. Bahkan KPU melakukan pekerjaaanya hampir semua berbasis aplikasi.

“Internet penting untuk akses informasi, sedangkan tidak penting apabila masyarakat mampu menerima informasi dari satu sumber,” kata Subair, Rabu 4 Januari 2022.

Dia mengakui, di Bawaslu sendiri sebagian besar pengawasan sudah gunakan aplikasi, untuk itu Bawaslu butuhkan jaringan internet.

Untuk masalah 300 titik yang belum disentuh jaringan internet sebagai daerah blank spot sebenarnya banyak dimensi ketika melihat itu. Yang pertama dimensi pengawasan di wilayah seperti Maluku ini akses tranportasi menjadi kendala, dimana koordinasi dan pelaporan pengawasan secara berjenjang, jika dikaitkannya memadai maka itu bisa di selesaikan.

Tapi diluar hal tersebut, dari aspek yang lain misalnya dalam hal distribusi informasi. Ketika informasi yang sampai ke masyarakat itu tidak berimbang, bisa saja ada orang yang manfaatkan situasi itu.

“Yah dengan tidak ada internet bisa saja ada orang menyampaikan informasi yang tidak benar kepada masyarakat yang tidak terpapar dengan informasi yang tidak ter update, dan itu diterima di masyarakat setempat begitu saja itu yang masalah,” cetusnya.

Sebab itu, solusimya yang pertama harus kurangi daerah blank spot itu. Kemudian Bawaslu sudah antisapasi itu dengan misalnya memperbanyak sosalisasi daerah-daerah yang tidak terjangkau internet.

“Sepanjang tahun malah sudah bentuk desa antipolitik uang, lalu kami lakukan forum warga di wilayah terpencil. Dengan begitu kami berharap ada paparan informasi terkait pemilu yang berkualitas kepada masyarakat yang tidak terpapar informasi dan baik itu,” bebernya

Dia mengakui, tanpa internet sebenarnya tidak masalah, tapi ketika ada daerah lain yang sudah gencar gunakan internet sementara daerah lain ada yang tidak itu bisa saja terjadi informasi yang tidak benar.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Maluku, Syamsul Rifan Kubangun, mengatakan persoalan ini sudah dikoordinasikan ke stakeholder terkait semisal Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

“Yang kita ketahui kan seperti itu. Tapi kita sudah koordinasi dengan harapan Kementerian Kominfo bisa melihat masalah ini,” harap Kubangun.

Meski begitu, ia mengaku itu bukanlah suatu hambatan dalam proses penyelenggaraan Pemilu 2024 nantinya.
Namun akan tetap berupaya agar pelaksanaan Pemilu di Maluku bisa tetap berjalan aman, lancar, dan sukses.

“Ini bukan satu hambatan bagi pihak penyelenggara pemilu. Prinsipnya, kita akan upayakan agar pelaksanaan pemilu di Maluku nanti dapat berjalan dengan aman, lancar dan sukses,” ujarnya.

Pengamat politik, Said Lestaluhu mengatakan, salah satu aspek dalam pemilu adalah pengawasan. Sebab pengawasan informasi itu sangat luas.Yang disaluran informasi harus dapat disampaikan.

Menanggapi 300 titik yang belum disentuh internet itu, kata dia, harus menjadi tanggungjawab KPU, Bawaslu dan pemerintah daerah untuk fasilitasi jaringan internet. Sehingga dapat dimaksimalkan oleh kepentingan penyelegaraan kepentingan umum.

“Internet itu penting, apalagi Maluku yang merupakan daerah kepulauan. Dengan internet setiap pelanggaran yang dilakukan peserta pemilu gampang untuk dilaporkan,” jelasnya.

Sebanyak 300 wilayah di Maluku hingga saat ini belum tersentuh jaringan internet alias Blank Spot.

Dirincikan, dari 300 titik itu, sebanyak 99 titik berada di Kabupaten Maluku Tenggara (Malra), 60 titik di Maluku Barat Daya (MBD), 35 titik di Buru Selatan (Bursel), 30 titik di Buru, 28 titik di Seram Bagian Timur (SBT), dan 20 titik di Maluku Tengah (Malteng).

Kemudian, 11 titik lainnya ada di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, 8 titik di Kepulauan Aru, 6 titik di Seram Bagian Barat (SBB), dan 3 titik di Kota Tual. (MON)

  • Bagikan