Utang BBM Rp530 Juta, KMP Tanjung Kabat Terkatung

  • Bagikan

RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Belum melunasi utang Bahan Bakar Minyak (BBM) kepada transportir PT. Samudra sebanyak Rp530 juta, KMP Tanjung Kabat milik Pemerintah Kabupaten Buru Selatan (Bursel) saat ini terpaksa terkatung-katung di pelabuhan fery Poka.
Bagaimana tidak, utang BBM ini sudah sejak 3 tahun, namun belum dibayarkan oleh PT Bipoligindin menyebabkan perusahaan transportir itu menghentikan penyuplaian BBM sebagai bahan bakar bagi transportasi.
Kapal yang sedianya berangkat pada Jumat, 25 November 2022 terpaksa tidak bisa bertolak dan tertambat begitu saja di pelabuhan fery Poka.
Padahal, penumpang berserta barang bawaan termasuk beberapa buah truck serta logistik bagi masyarakat di kabupaten itu sudah ada di atas kapal.
Pantauan Rakyat Maluku, Minggu, 27 November 2022, ada beberapa warga Bursel yang terpaksa harus tidur di atas fery untuk menjaga barang-barangnya yang sudah terlanjur dimuat.
”Iya, katong sudah kasenae barang-barang dari hari Jumat itu, tapi kapal batal berangkat, katanya karena BBM belum diisi,” kata Faisal salah satu penumpang yang terlihat menjaga belasan karung beras dan karton yang beriksikan makanan instan.
Hal yang sama juga diakui oleh ABK KMP Tanjung Kabat ketika ditemui wartawan koran ini.
”Kita biasa berlayar dua kali dalam sebulan. Keberangkatan yang awalnya dijadwalkan Jumat kemarin itu adalah pelayaran kedua dalam bilan November. Hanya saja karena BBM belum diisi terpaksa tidak bisa berangkat. Rencananya kita akan berangkat besok–hari ini– Red, kalau BBM sudah diisi,” kata ABK yang menolak menyebutkan namanya.

Sang ABK juga terkesan mengakui kalau penyebab tidak disisinya BBM karena ada utang setengah miliar kepada transprtir.
Ia hanya beralasan, pengisian terlambat karena transportir sibuk menyuplay BBM ke pihak Lantamal untuk kebutuhan operasional TNI Angkatan Laut di daerah ini.

Padahal informasi soal utang BBM ini sudah diketahui oleh warga, terutama mereka yang tinggal di sekitar dermaga fery Poka.
”Itu tagal utang BBM su talalu banya, jadi transportir seng mau isi BBM par dong lae,” kata Melky salah satu tukang ojek yang parkir di depan pintu masuk pelabuhan fery Poka.

Sayangnya PT. Samudra sebagai transportir BBM bagi kapal ini belum berhasil dihubungi, demikian juga dengan PT. Bipologindin perusahaan daerah milik Pemkab Bursel yang mengelolah pengoperasian kapal Ferry bantuan Departemen Perhubungan sejak tahun 2012 ini. (NAM)

  • Bagikan