Tim Stunting Audit Kasus di 10 Lokasi

  • Bagikan

RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Guna mengidentifikasi jumlah kasus kekerdilan di Kota Ambon, tim Stunting akhirnya turun melakukan audit kasus di 10 titik di kota berjuluk Manise ini.

Menurut Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Ambon, Welly Party, 10 lokasi itu berada di tiga kecamatan yakni Nusaniwe, Sirimau dan Kecamatan Leitimur Selatan. “Setelah itu, baru menyusul dilakukan di dua kecamatan lain, seperti Teluk Dalam dan Baguala,” kata Party kepada wartawan di Balai kota Ambon, Rabu 28 September 2022.

Menurutny, audit stunting dilakukan agar mengetahui penyebab, tata kelola tingkat kota, serta kendala yang dihadapi Kota Ambon. Sebab sesuai data yang diterima terdapat sebanyak 600 orang anak yang alami stungting.

“Audit kasus ini agar diketahui langkah penanganan intervensi program, sehingga pemberian bantuan tidak salah sasaran,” ujarnya.

Dijelaskan, untuk audit kasus stunting tersebut pihaknya melibatkan tim pakar yakni dokter spesialis anak, spesialis Obstetri dan Ginekolog, psikolog dan ahli gizi.

Setelah selesai melakukan audit kasus selanjutnya akan dirumuskan rekomendasi bagi Pemkot untuk memberikan penanganan tepat sasaran pada tiap lokus.

“Beberapa faktor penyebab stunting terjdi, seperti jumlah pendapatan di bawah Rp1 juta per bulan, jumlah kalori atau ASI eksklusif, serta banyaknya anggota keluarga dan sanitasi yang buruk,” jelasnya

Kemudian, penyebab terjadinya kekerdilan akan ditangani, misalnya ada anak yang kurang gizi, rekomendasi kurang gizi apakah sayur atau ikan, jika pengaruhnya karena sanitasi lingkungan hubungannya dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) atau Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) untuk menata lingkungan.

Berdasarkan temuan kasus di tiga kecamatan ditemukan banyak ibu hamil yang kurang darah, sehingga mereka dibawa ke dokter kandungan untuk diperiksa.

“Tim telah membawa sebanyak 14 orang ibu hamil untuk diperiksa di dokter kandungan, hasilnya kita belum disampaikan oleh dokter,” bebernya.

Pihaknya berharap setelah proses audit dilakukan akan diperoleh data yang lengkap anak yang beresiko dan mengalami stunting di Kota Ambon.

“Seluruh hasil audit dan rekomendasi tim lainnya nantinya juga dilaporkan ke Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pusat,” pungkasnya.

Sebelumnya, penjabat Walikota Ambon, Bodewin Wattimena mengatakan 600 anak di kota Ambon mengalami pertumbuhan kekerdilan atau stunting. Berdasarkan data penderita stunting terbanyak di Batu Merah dan Kudamati.

Hal itu, kata Walikota, membuat pihaknya menjadikan dua desa itu prioritas untuk menurungkan angka stunting.

“Semua desa kita upayakan agar persoalan stunting juga terjadi penurunan,” ujar Wattimena .(MON)

  • Bagikan