Momentum Hari Pendidikan Nasional di Kabupaten Seram Bagian Timur

  • Bagikan

RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — BULA — Momentum Hari Pendidikan Nasional yang diperingati setiap tanggal 13 Mei menjadi hari yang spesial bagi tiga guru honorer di Kabupaten Seram Bagian Timur. Bagaimana tidak, selama berpuluh tahun mengabdi sebagai guru, baru kali ini tepatnya tanggal 13 Mei tahun 2022 mereka diberi penghargaan oleh pemerintah daerah.

Pengabdian tanpa batas ini ditunjukkan ketiganya. Meski hanya berstatus guru honorer mereka rela mengabdikan diri selama kurang lebih 35 tahun.

Untuk mengapresiasi jasa-jasa ketiganya pemerintah daerah setempat lewat bupati Seram Bagian Timur, Abdul Mukti Keliobas memberikan penghargaan untuk ketiga guru honorer yang mengabdi di sejumlah sekolah di daerah itu.

Pemberian penghargaan itu dilakukan usai upacara memperingati hari pendidikan Nasional yang digelar di halaman kantor dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Seram Bagian Timur, pada Jumat, 13 Mei 2022.

Ketiga honorer tersebut adalah, Abubakar Sehwaky, Ahmad Yani Tella dan Janaria Rumagoran. Mereka diapresiasi oleh pemerintah daerah karena telah menjadi guru honorer teladan.

Selain ketiga guru honorer tersebut, pemberian penghargaan juga diberikan kepada dua guru senior inspiratif. Mereka adalah Abdul Karim Kilkoda dan Jassin Oie.

Bupati SBT Abul Mukti Keliobas usai memberikan penghargaan tersebut mengungkapkan, pihaknya telah menyerahkan piagam dan bingkisan kepada dua guru senior inspiratif yang saat ini sudah purnabakti, termasuk kepada tiga guru honorer teladan.

Menurutnya, pemberian penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi Pemerintah Daerah (Pemda) lewat Disdikbudpora SBT kepada guru-guru yang sudah mengabdi mencerdaskan anak-anak bangsa di kabupaten bertajuk “Ita Wotu Nusa” itu.

Ia mengaku, sangat mengapresiasi dedikasi guru-guru terutama honorer yang selama ini telah mengabdi di daerah itu.

Kata bupati, Pemerintah daerah mengucapkan terima kasih atas pengabdian dua guru senior dan terutama tiga guru honorer yang menjadi teladan bagi guru honorer lain. Sebab, ketiganya mampu bertahan menjadi guru honorer selama hampir 35 tahun

“Pemerintah daerah memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih, tadi kita sudah berikan bingkisan, jangan dilihat dari nilai bingkisannya tapi ini bentuk apresiasi pemerintah daerah lewat dinas pendidikan terhadap guru-guru honorer,”ujar bupati.

Bupati mengatakan, soal nasib honorer yang selama ini masih mengabdi di daerah itu, pemerintah daerah belum bisa menjamin apakah mereka bisa diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) atau pegawai tetap lainnya. Sebab, regulasi telah membatasi kewenangan pemerintah daerah. Seluruh tahapan seleksi penerimaan CPNS maupun PPPK sudah terpusat lewat pemerintah pusat.

Meski pemerintah telah memberikan ruang bagi guru honorer dengan usia diatas 35 tahun untuk bisa menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) namun, dalam proses seleksinya masih menerapkan sistem online yang terpusat.

Sistem tersebut sangat menyulitkan pemerintah daerah untuk melakukan intervensi terutama untuk mengangkat guru-guru honorer yang telah mengabdi selama bertahun-tahun.

“P3K ini kan online bukan offline, tidak bisa memberikan garansi bagi anak-anak daerah terutama guru-guru honorer lolos dan kemudian mengisi kekosongan pada sekolah-sekolah di daerah ini,”katanya.

Orang nomor satu di Kabupaten SBT ini menyebut, pemerintah daerah lewat dinas pendidikan kebudayaan pemuda dan Olahraga akan berupaya agar penghentian rekrutmen guru kontrak daerah oleh pemerintah pusat bisa memberikan pengecualian bagi daerah tertentu termasuk Seram Bagian Timur yang sampai saat ini masih kekurangan guru.

Hal ini dimaksudkan agar pemda setempat bisa kembali melakukan rekrutmen guru kontrak utamanya guru honorer seperti ditahun-tahun sebelumnya untuk mengisi sekolah-sekolah yang masih minim guru.

“Menpan RB pak Cahyo Kumolo sudah memberikan instruksi bahwa di tahun 2023 penghentian serap tenaga kontrak, tenaga honorer. Tapi bukan berarti semua daerah, harus ada pengecualian, perlakuan khusus terhadap daerah yang masih ada kekosongan guru di sekolah. Ini yang nanti menjadi perjuangan dari dinas pendidikan dalam rapat-rapat koordinasi khusus di pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat,”ujar bupati.

Sementara itu data yang dihimpun media ini dari ketiga guru honorer tentang lama pengabdian mereka antara lain,

Pertama, Abubakar Sehwaky. Mengabdi sebagai guru honorer di SMP PGRI Belis, Kecamatan Teluk Waru. Mulai dari tahun 1989 hingga tahun 2006. Setelah itu pindah ke SD Negeri 1 Teluk Waru hingga sekarang masih terus mengabdi dan masih berstatus honorer.

Kedua, Ahmad Yani Tella. Mengabdi sebagai guru honorer di SMP Negeri Afang, Kecamatan Seram Timur. Mulai dari tahun 1989 sampai saat ini masih terus mengabdi dan berstatus guru honorer.

Ketiga, adalah Janaria Rumagoran. Mengabdi sebagai guru honorer di SMP Negeri Afang, Kecamatan Seram Timur. Mulai dari tahun 1987 sampai saat ini terus mengajar dan masih berstatus honorer. (RIF)

  • Bagikan

Exit mobile version