Ramadhan Karim

  • Bagikan

Oleh : Thalhah

Dosen IAIN Ambon

RAMADHAN merupakan bulan yang dinanti oleh orang yang beriman. Penantian menunjukkan adanya hubungan emosional yang hanya dapat dirasakan atau dialami bagi yang memiliki hubungan emosional tersebut. Penantian seseorang terhadap orang yang dikasihinya membawa segenap perasaan rindu yang dengan sabar menunggu kedatangan orang terkasih. Ramadhan tidak dapat dinikmati oleh orang yang tidak beriman, sebab tidak ada hubungan emosional dalam diri orang tersebut.

Ramadhan dihayati dan dilalui oleh orang beriman dalam rasa penghayatan dan pengalamannya sehingga hubungan emosional akan semakin kental dan kuat. Ramadhan meninggalkan bekas mendalam bagi orang beriman dalam nilai kemuliaan dirinya. Ke-karim-an diri dalam tatanan Ilahi akan membawa alumni Ramadhan pada satu posisi yang semakin meninggi berada pada kalangan manusia termulia di bumi, yaitu ketakwaan diri.

Diri yang bertakwa adalah gambaran diri yang terjaga dan terpelihara. Terjaga dari segala hal yang akan merusak kemuliaan diri. Terpelihara dari segala hal yang menodai ke-karim-an diri. Banyak hal yang merusak diri telah hadir dan tampak seolah menjaga diri. Keimanan saja yang dapat mendeteksinya, sebab iman meniscayakan tatanan nilai yang dibela dan dijunjung sepenuh hati. Iman pula menjadi control bagi diri agar tidak jatuh melacurkan diri pada hal-hal yang merugikan diri sendiri.

Ramadhan karim berjalan dengan pasti dalam deret angka menuju kesempurnaannya. Adakah kita yang menjalaninya juga menapaki kemuliaan diri menuju posisi tertinggi di sisi Ilahi Rabbi??? Ataukah kita bagaikan musafir yang berlalu di bulan Ramadhan tanpa mengambil oleh-oleh kemulian dan ketakwaan itu? Masing-masing kita yang tahu jawabannya.

Masih tersisa sepertiga Ramadhan, bagi kita yang tak ingin kehilangan kekasih hati akan memaksimalkan setiap detik untuk membuktikan diri sebagai sang kekasih. Kemuliaan masih mungkin diraih dalam deret malam yang ternukil lailatul qadar di dalamnya. Ketakwaan masih mungkin dijemput dalam laluan amal yang terjejak dalam setiap detik Ramadhan karim ini. Semoga kita termasuk orang beriman yang menanti Ramadhan untuk memuliakan diri. (***)

  • Bagikan