Maluku Festival Ramadan 2022 Akan Dihadiri Artis Nasional

  • Bagikan

AMBON – Pemerintah Provinsi Maluku, Kanwil Kementerian Agama Provinsi Maluku, TP PKK Provinsi Maluku, Beta Kreatif, Laski Provinsi Maluku, Majelis Taklim Nur Aisah, Dekranasda Provinsi Maluku, Yayasan Ulil Amri, HIPMI PT, didukung media akan menggelar festival ramadan 2022. Minggu 17 Maret 2022.

Organizing Commite yang juga adalah Direktur Beta Kreatif Ikhsan Tualeka, dalam keterangannya yang diterima redaksi, menyebut Maluku Festival Ramadhan (MAFERA) 2022 ini mengusung tema “Mempererat Ukhuwah, Membangun Negeri”.

“MAFER akan dimeriahkan oleh artis Camelia Malik, Evie Tamala, Yati Octavia, Baby Zelvia, Hengky Tornando, Nurul Toisuta dan sejumlah artis lainnya.,” ujar Ikhsan.

Pada kesempatan terpisah, inisiator dan pembina panitia pelaksana MAFERA 2022, Widya Pratiwi Murad yang juga Ketua TP PKK Provinsi Maluku berharap, kegiatan ini dapat bermanfaat, tidak saja dalam mengisi Ramadan dengan kegiatan yang positif, tapi juga untuk melestarikan tradisi.

“MAFERA 2022 menjadi penting karena pelaksanaannya selain melestarikan tradisi, juga membuka peluang bagi usaha kuliner dan UMKM yang dapat menjajakan produknya selama festival berlangsung,” ujarnya.

Kegiatan yang menyertakan berbagai kalangan ini menurut Widya, diharapkan dapat mempererat ukhuwah atau persatuan diantara masyarakat atau orang basudara di Maluku, dan demikian sinergi dan kolaborasi dapat ditingkatkan dalam membangun daerah atau negeri.

Sementara itu, Ketua Steering Committee, Djalaludin Salampessy menyebutkan, Ramadan tentu adalah bulan yang wajib diisi dengan kegiatan bermanfaat dan tentu saja bernuansa islami.

“Ada berbagai inisiatif yang kerap hadir saat bulan penuh maghfirah ini,” ungkapnya.

Menurut Djalaludin, di Maluku berbagai tradisi turut mengemuka, selain bazar makanan buka puasa yang membuat usaha kuliner warga dan UMKM makin hidup, ada pula tradisi ‘Panggil Sahur’ atau Senandung Sahur yang menyemarakkan bulan Ramadan.

Panggil Sahur sendiri, lanjut Djalaludin, adalah tradisi membangunkan orang untuk santap sahur yang dilakukan dengan menyanyikan lagu-lagu religi, yang diselingi pantun dan diiringi alat musik, terutama rebana.

“Tradisi ini selain memang diperuntukan untuk membangunkan warga, juga menjadi hiburan tersendiri. Kegiatan Panggil Sahur juga dapat turut meningkatkan ukhuwah antar warga atau kohesi sosial,” pungkasnya.(ARI)

  • Bagikan