Soal JR Didorong Geser RU di DPD Golkar ”Itu Hanya Wacana Sesat”

  • Bagikan

RAKYATMALUKU.COM — AMBON, — Putusan Mahkamah Partai (MP) Golkar yang membatalkan Surat Keputusan (SK) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar hasil restrukturisasi, dianggap hal biasa dalam dinamika di internal partai, bukan berarti bahwa kekuatan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Maluku, Ramly Umasugi (RU) lemah di mata DPP.

Koordinator Bidang Kepartaian DPD Golkar Provinsi Maluku, Bisri A. Sidiq Latuconsina (Boy) kepada Rakyat Maluku mengatakan, Golkar Maluku tentu akan tunduk dan patuh terhadap apa yang menjadi putusan dari MP. Dimana dalam amar putusan, MP mengisyaratkan DPP dan DPD mengakomodir pihak penggugat yang berproses di MP.

Kata dia, putusan MP justeru menjadi energi yang baru bagi partai Golkar untuk merekonsiliasi sumberdaya partai Golkar untuk mengkonsolidasi dan memenangkan apa yang menjadi tujuan partai Golkar dalam Pemilu 2024.

Dikatakan, tentu, RU sebagai nahkoda baru Partai Golkar pasca Musda terakhir di Hotel Natsepa Ambon sementara mencari format terbaik untuk kemudian memenangkan agenda-agenda partai. Dalam mencari formulasi terkait dengan tim yang efektif, tentu akan banyak riak-riak, serta akan mengalami evaluasi dalam beberapa kali.

“Tentu pak Ramly dalam kepemimpinannya akan cenderung mengakomodatif apa yang menjadi kepentingan kader, sehingga harus melihat mana format yang tepat,” kata Boy lewat sambungan telepon, Minggu 3 April 2022.

Ia bahkan menuilai kepemimpinan partai Golkar terbaik di Maluku adalah di bawah kepemimpinan RU sebagai mantan Ketua KNPI Buru, yang berhasil menjadikan Kabupaten Buru sebagai lumbung Partai Golkar.

Namun semua itu membutuhkan kesabaran dan kerelaan daripada kader untuk membiarkan RU menemukan format terbaik.
”Mesti diketahui bahwa sampai hari ini, RU sebagai ketua DPD tidak punya tendensi negatif terhadap oknum-oknum tertentu di internal partai Golkar.
Prinsipnya RU sedang mencoba membuat kolega-koleganya yang hari ini berseberangan untuk memberikan kesempatan kepada beliau terkait format dan strategi pemenangan yang akan dikonsepkan untuk menjemput kemenangan Golkar di Pemilu 2024,” pungkasnya.

Jadi, lanjut dia, soal opini RU tidak kuat di DPP, itu wacana yang sengaja digulirkan oleh orang-orang yang tidak sejalan dengan semangat serta cita-cita dan semangat yang dimiliki RU untuk membesarkan Golkar.
”Tapi kami melihat ini sebagai dinamika yang biasa saja,” ujarnya.

Isu RU tidak kuat di DPP merupakan hal yang biasa saja menurut Boy. Sebab, sampai saat ini komunikasi intens antara RU dengan Ketua Umum DPP serta Sekjen dan pimpinan-pimpinan partai di tingkat pusat masih berjalan baik dan biasa-biasa saja.

Boy mengaku, sudah ada laporan di DPP bahwa dalam kepemimpinan Partai Golkar, baru pimpinan saat ini yang turun sampai ke kecamatan dan desa, berinteraksi langsung dengan kader partai di aras bawah.

”Ini menjadi kredit poin tersendiri, apalagi konsolidasi Airlangga Hartarto sebagai Capres itu berjalan masif dan progresif sekali di Maluku. Itu yang menjadi catatan poin bagi DPP Golkar untuk melihat pak Ramly sebagai kader potensial yang serius melakukan pembenahan.

Kalau ada riak-riak atau dinamika yang melahirkan keputusan MP, DPD melihat itu sebagai semangat dan momentum untuk mereview kembali dan melakukan restrukturisasi kembali dan mempertegas bagaimana menjahit soliditas internal partai menuju Pilkada 2024.
Tidak ada sesuatu yang perlu dikhawatirkan dalam kepemimpinan beliau,” ujarnya.

Menyangkut isu sejumlah fungsionaris partai di DPP asal Maluku yang mendorong eks Pangdam XVI/Pattimura Jeffry Rahawarin (JR) untuk ambil alih ketua DPD Golkar menggeser RU agar Golkar bisa mengusung calon Gubernur dari partai Golkar, kata Boy, itu isu sesat.

Sebab, komunikasi antara Ketum DPP, Sekjen, serta pimpinan partai di tingkat pusat yang memiliki otoritas untuk menentukan keberlangsungan DPD di seluruh Indonesia.

“Saya kira hanya wacana sesat, dikembangkan oleh oknum-oknum yang tendensius terhadap kepemimpinan pak Ramly, sehingga mengatasnamakan orang-orang di DPP,” pungkasnya.

Ia juga menekankan, sampai saat ini RU masih sangat layak untuk menahkodai partai berlambang beringin ini.
Sebab, yang membangun isu tersebut adalah orang-orang yang sampai hari ini mereka pun belum pernah berinteraksi dengan kegiatan internal partai Golkar.

DPP pastinya memiliki analisa yang kuat dan tajam dalam rangka menentukan ketua Golkar,” tambahnya,.
Boy memastikan, sampai hari ini, hubungan JR dengan RU masih terbangun sangat baik.

“Yaaa.. saya pikir Pak Jeffry pun mungkin hanya diwacanakan saja, tapi belum tentu beliau juga akan menerimanya. Karena beliau tahu kontribusi dalam membuat popularitas dan elektabilitas berjalan begitu baik. Dan itu tidak terlepas dari peran Partai Golkar yang secara masif menggerakkan instrumen partai sampai ke tingkat dusun dan desa dalam mensosialisasikan pasangan JR-RU,” tandasnya.

  • Bagikan