Jembatan Darurat Wae Kawanua Terancan Putus

  • Bagikan
Jembatan Darurat Kanauwa dihantam air deras setelah hujan melanda Pulau Seram.

RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID –AMBON– Hujan deras yang memguyur Pulau Seram sejak awal Agustus 2025, kembali menyebabkan Sungai Wae Kawanua meluap, Senin, 4 Agustus 2025.

Derasnya arus sungai merusak jembatan darurat yang selama ini menjadi penghubung utama antara Kabupaten Maluku Tengah dan Seram Bagian Timur.

Akibatnya, arus transportasi masyarakat di wilayah Seram Selatan terganggu dan aktivitas sosial ekonomi lumpuh.

Jembatan darurat Wae Kawanua sebelumnya dibangun sebagai respons cepat setelah jembatan permanen ambruk akibat banjir bandang pada Juli 2023.

Pembangunan struktur sementara berbasis rangka baja bailey sepanjang 240 meter itu rampung pada akhir 2024 dan mulai difungsikan dengan batasan tonase ringan. Namun, curah hujan tinggi yang berlangsung dalam beberapa pekan terakhir membuat struktur tersebut kembali tak mampu menahan tekanan arus air sungai.

Menanggapi kondisi tersebut, Anggota DPRD Kabupaten Maluku Tengah dari Fraksi Partai Golkar, Rusbani Silawane, meminta Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah Maluku untuk segera melakukan penanganan cepat agar akses masyarakat tidak semakin terisolasi.

Menurutnya, jembatan ini bukan hanya penting bagi kelancaran mobilitas, tetapi juga menjadi nadi utama distribusi logistik, layanan kesehatan, serta kegiatan ekonomi lintas kabupaten.

“Dengan intensitas hujan yang tinggi, jembatan darurat Wae Kawa Nua sangat rentan rusak. Kami mendesak BPJN agar segera melakukan penanganan teknis sementara sambil mempercepat pembangunan jembatan permanen,” ujar Rusbani.

Ia menegaskan, keberadaan jembatan ini bersifat strategis bagi masyarakat Tehoru, Telutih, hingga Banda, dan tidak boleh dibiarkan dalam kondisi darurat terus-menerus.

Rusbani juga mendesak agar Dinas Pekerjaan Umum dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Tengah segera berkoordinasi dengan Direktorat Bina Marga Kementerian PUPR untuk memastikan percepatan solusi permanen.

Menurutnya, tanggung jawab ini tidak bisa diserahkan hanya kepada satu instansi teknis saja, melainkan membutuhkan kerja lintas sektor dan keterlibatan aktif dari pemerintah pusat.

Sebagai informasi, pembangunan jembatan permanen Wae Kawa Nua telah dimulai sejak awal 2025 dan ditargetkan rampung pada akhir Desember tahun ini. Struktur baru tersebut dirancang dengan panjang total 180 meter menggunakan tiga bentangan baja prategang A60, dan diperkuat dengan oprit serta sistem fondasi yang lebih adaptif terhadap ancaman banjir.

Namun selama masa konstruksi berlangsung, masyarakat masih harus bergantung pada jalur darurat yang kini justru kembali rusak. Akibatnya, mobilitas warga dan distribusi barang kembali harus dilakukan secara terbatas, dengan sebagian warga terpaksa menggunakan moda transportasi air atau memutar melalui jalur alternatif yang memakan waktu dan biaya lebih besar. (AAN)

  • Bagikan