Duduk “bacarita” dan makan malam bersama Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI Mayjen TNI Sudaryanto, SE, M.Han seolah menambah wawasan kita.
Di sela-sela menikmati makanan khas ikan kuah kuning dan kepiting rasa asam manis — mengalirlah ilmu dan hikmah dari mulut sang jenderal yang tampak tegar itu.
Wawasannya yang luas mencerminkan tugasnya sebagai Deputi BNPT tidaklah salah. Ia bukanlah sosok “jenderal pemukul” saja tapi dalam dirinya tercermin sebagai jenderal pemikir.
Ada tiga point yang disampaikan Jenderal Sudaryanto malam itu terkait tugas utama Deputi BNPT RI yakni: kontra narasi, kontra radikalisasi, dan deradikalisasi.

Malam itu ketiga tema ini menjadi diskusi menarik sembari menikmati suasana panorama alam dengan gemerlapan lampu yang terlihat di sepanjang bibir Pantai Teluk Ambon di Restoran Apong, Kamis, (24/7/25).
Ikut menemani sang jenderal yakni Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Maluku Ruslan Affandy Basri, SE didampingi Sekretaris FKPT Firda Bin Yusuf, S.STP, M.Si.
Ia diundang khusus oleh pengurus FKPT Maluku untuk makan malam bersama usai membuka Lomba Pembacaan Puisi dan Gelar Budaya 2025 Antarsekolah SMP dan SMA/Sederajat se-Kota Ambon bertema: Suara Damai Nusantara (SUDARA) yang digelar FKPT Maluku bekerja sama dengan BNPT RI di aula SMAN 1 Ambon, Kamis, (24/7).
Acara yang digelar oleh Bidang Pemuda dan Pendidikan serta Bidang Perempuan dan Anak FKPT Maluku yang diketuai Kabid Pemuda dan Pendidikan Markus Takaria, M.Si, dan Kabid Perempuan dan Anak yang diketuai Ibu Dr. Reny Nendissa, SH, MH, ini diawali sambutan oleh Ketua FKPT Maluku Ruslan Affandi Basri, SE.
Duduk di samping kanan untuk menemani jenderal yakni Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT RI Kolonel Sus Dr. Harianto, M.Pd.
Saat ditanya pengaruh kolesterol dan asam urat sang jenderal bergeming. “Nikmati dan jalani saja. Soal urusan kolesterol atau asam urat itu biar belakangan,” ujarnya.
Jenderal kelahiran Bandung ini bersyukur di usia 54 tahun stamina tubuhnya tetap sehat meski secara medis belum ada diagnosa dari dokter yang melarang untuk mengonsumsi makanan tertentu.
Yang membuat ia tetap tegar karena rutin berolahraga. Setiap hari. Juga rutin untuk puasa sunnah: Senin-Kamis. Itulah mengapa tubuh sang jenderal kelahiran 9 Februari 1971 di Kota Bandung ini tampak segar padahal usianya sudah memasuki lebih setengah abad.

Jenderal Sudaryanto yang saat ini dipercaya sebagai Deputi BNPT RI Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi bukanlah orang baru di dunia militer terutama dalam soal penanganan terorisme dan separatisme.
Sebelum ini perwira tinggi militer ini pernah lama bertugas di wilayah konflik di tanah Papua. Dari sana ia tentu sudah punya bekal pengalaman bagaimana menghadapi ancaman teroris dan separatisme.
Dia menilai peran BNPT RI dan FKPT di daerah menyangkut tugas, tanggung jawab, dan fungsi di bidang pencegahan, perlindungan, dan deradikalisasi terhadap kelompok yang rentan terpapar radikalisme dan terorisme punya kontribusi besar.
Dalam hal kontra narasi tak lain merupakan bagian dari upaya dan tanggung kita semua untuk sama-sama melawan segala bentuk provokasi atau propaganda yang sengaja dilakukan oleh kelompok radikal yang mencoba melakukan adudomba melalui medsos dll.
Adapun kontra radikalisasi dan deradikalisasi tak lain adalah upaya atau cara kita untuk terus memberikan pemahaman dan pemikiran yang terbaik agar mereka ini tak lagi terpapar.
Melalui sentuhan berdasarkan nilai-nilai agama, ideologi, dan kebhinekaan itu maka untuk mereka yang telah terpapar radikalisme, terorisme, dan ekstrimisme haruslah terus dibekali pemahaman dalam semangat kebhinekaan.
Kontra narasi saat ini merupakan sebuah langkah tepat untuk melawan semua bentuk ancaman terorisme dan radikalisme baik yang bersifat hoax ataupun propaganda.
BNPT RI sebagai garda terdepan tentu punya keterbatasan maka dibutuhkan keterlibatan FKPT dan semua pemangku kepentingan baik di pusat maupun daerah untuk mencounter isu atau informasi yang sengaja memecah-belah antarsesama kita.
Sepanjang namanya ancaman dari kelompok terorisme, radikalisme, dan ekstrimisme masih tetap ada maka selama itu pula pencegahan, kontra narasi, kontra radikalisasi dan deradikalisasi tetap diperlukan.
Untuk menyuarakan agar aspirasi kita didengar maka kita butuh suara untuk berbicara. Dan, ajang lomba baca puisi serta gelar budaya nusantara ini merupakan salah satu bentuk kepedulian kita terhadap kearifan lokal bangsa ini yang penuh nilai-nilai kebhinekaan dan kedamaian.
Melalui kegiatan SUDARA 2025 yang melibatkan generasi muda Maluku dari kalangan pelajar se-Kota Ambon pada ajang lomba ini bisa menjadi kekuatan untuk memperkokoh solidaritas dan jati diri sebagai warga negara yang baik tentang pentingnya menjunjung tinggi kebhinekaan, ideologi, persatuan, solidaritas, dan persaudaraan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Menghadapi kemajuan teknologi komunikasi dan ancaman radikalisme, terorisme dan ekstrimisme menuntut kita semua untuk tidak larut terhadap setiap bentuk hasutan yang dapat mengadu-domba antarsesama anak bangsa.
Karena itu syarat melakukan kontra narasi untuk melawan hoax, propaganda atau adudomba di hadapan umum melalui medsos haruslah dengan cara yang sejuk, tidak menghasut atau membully.
Ia mengingatkan tantangan teknologi akibat kemajuan alat-alat komunikasi saat ini menuntut generasi muda kita untuk tidak mudah terjebak. Karena itu manfaatkan Hp sebaik mungkin. Gunakanlah Tiktok, Facebook, Instagram dll dengan hati-hati.
Kalau ada yang menyerang janganlah kita layani. Sebaliknya harus kita lawan dengan kontra narasi yang positif. Kita boleh berbeda tapi tak boleh saling menghasut dan bertengkar.
Ia mengatakan, generasi Indonesia yang hebat adalah generasi yang tidak mudah terjebak, generasi yang tidak gampang diadudomba. Itulah generasi Indonesia hari ini. Yaitu generasi yang tidak saling menekan dan tidak mudah dihasut.
Indonesia, kata sang jenderal, ini adalah negara besar. Itulah mengapa banyak negara luar sangat iri dan berupaya terus mengadu-domba sesama kita.
Indonesia negara besar yang masuk dalam lima negara berpengaruh di dunia. Dan, sebentar nanti kita akan menjadi Macan Dunia, bukan lagi Macan Asia.
Untuk itu ia menantang para siswa-siswi di Maluku yang hendak melanjutkan kuliah di Kampus Universitas Pertahanan (UNHAN) pihaknya akan menyiapkan beasiswa. Namun syarat untuk memasuki kampus ini haruslah mereka yang berkualitas, punya kemampuan atau pintar disamping harus punya nilai yang tinggi untuk bisa mendapatkan beasiswa.
Terhadap generasi muda di Maluku menghadapi ancaman terorisme, radikalisme dan ekstrimisme ia mengajak untuk terus saling menguatkan dengan tetap mengedepankan kontra narasi yang sejuk dengan penuh kehati-hatian dan tidak saling membully atau menghasut.
Melalui ajang SUDARA 2025 Jenderal Sudaryanto mengajak generasi mudah dan kita semua untuk terus menyiapkan dan melahirkan generasi Maluku yang hebat. Yakni generasi intelektual yang mumpuni. Generasi muda Maluku yang mampu melakukan perlawanan terhadap segala bentuk kekerasan yang dilakukan oleh tangan-tangan tersembunyi (invisible hand).
Yaitu generasi muda yang tak mudah terpengaruh pada segala bentuk kekerasan, hasutan serta adudomba. Yakni generasi muda Maluku yang mampu melakukan kontra narasi terhadap segala bentuk hasutan atau adudomba yang dilakukan oleh kelompok-kelompok terorisme, radikalisme, dan ekstremisme.(*)