Kota BulaTerancam Gelap Tota

  • Bagikan
Kabupaten Seram Bagian Timur,

RAKAYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON — Kabupaten Seram Bagian Timur, khususnya Kota Bula, terancam gelap total jika Jembatan Wai Ambabosi di kawasan Air Kabur-kabur tidak segera dibangun. Pasalnya, jembatan tersebut menjadi satu-satunya akses utama distribusi bahan bakar ke pembangkit listrik

“Memang prioritasnya bukan hanya karena ada kampus, tapi juga karena ada PLN di sana. Kalau jembatannya bermasalah, habis sudah, satu Bula ini bisa gelap. Karena distribusi bahan bakar PLN lewat jembatan itu,” kata Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR SBT, Novi Rumata, saat ditemui mahasiswa STAI Seram Timur, Kamis, 24 Juli 2025.

Rumata menjelaskan, usulan pembangunan jembatan yang menjadi satu-satunya akses utama warga dan mahasiswa tersebut sudah dua kali dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten SBT, yaitu 2023 dan 2024, dengan estimasi anggaran sebesar Rp12 hingga Rp15 miliar. Dan Pemerintah Pusat juga telah menyetujui.

“Kami sudah buat pengusulan jembatan ini cukup lama, dari tahun 2023, anggaran pembangunannya sekitar Rp12 atau Rp15 miliar. Kemudian kami usulkan lagi di tahun 2024, dan sudah disetujui Pemerintah Pusat. Tapi karena efisiensi anggaran, sehingga pembiayaannya ditahan,” jelasnya.

Ia menegaskan, Jembatan Wai Ambabosi merupakan salah satu prioritas Pemerintah Daerah Kabupaten SBT, mengingat perannya sebagai penghubung utama menuju fasilitas publik dan distribusi energi.

“Kami tidak bisa berjanji banyak selama anggaran belum disetujui pusat. Tapi kami terus berusaha dan menjalin komunikasi intens dengan kementerian agar dokumen ini bisa diprioritaskan,” ujarnya.

Saat ini, kata Rumata, dokumen pembangunan masih dalam tahap verifikasi teknis yang cukup alot di tingkat kementerian. Ia meminta masyarakat untuk bersabar dan mendukung proses yang tengah berlangsung.

“Saya bisa janjikan pekerjaan dimulai jika rencana kegiatan sudah keluar dari kementerian. Tapi selama masih proses pengusulan, kami mohon pengertian,” tandasnya.

Ia juga mengajak semua pihak menyikapi persoalan tersebut dengan kepala dingin dan komunikasi terbuka demi percepatan pembangunan infrastruktur di kabupaten berjuluk Ita Wotu Nusa ini.

“Untuk masalah ini, mari kita bicara secara baik-baik. Kami tetap kawal dan perjuangkan agar pembangunan jembatan ini segera terealisasi,” pungkasnya. (DIK)

  • Bagikan

Exit mobile version