RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Deputi Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Mayjen TNI Sudaryanto mengajak generasi muda Maluku untuk terus saling menguatkan. Kedepankan sikap yang sejuk, jangan karena berbeda kita lalu bertengkar. Menghadapi kemajuan teknologi komunikasi saat ini menuntut generasi muda agar selalu berhati-hati dan tidak saling membully atau menghasut.
Deputi BNPT Mayjen TNI Sudaryanto mengatakan hal itu saat membuka ajang Suara Damai Nusantara (SUDARA) dalam rangka Lomba Pembacaan Puisi dan Gelar Budaya 2025 Antarsekolah SMP dan SMA se-Kota Ambon yang digelar Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Maluku bekerja sama dengan BNPT di aula SMAN 1 Ambon, Kamis, (24/7/25).
Ikut mendampingi Deputi BNPT Mayjen Sudaryanto adalah Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT DR. Harianto, M.Pd.
Acara yang digelar oleh Bidang Pemuda dan Pendidikan serta Bidang Perempuan dan Anak FKPT Maluku yang diketuai Kabid Pemuda dan Pendidikan Markus Takaria, M.Si, dan Kabid Perempuan dan Anak diketuai Ibu Dr. Reny Nendissa, SH, MH, ini diawali sambutan oleh Ketua FKPT Maluku Ruslan Affandi Basri, SE.
Menurut Mayjen Sudaryanto, kedepan kita harus terus menyiapkan dan melahirkan generasi Maluku yang hebat. Yakni generasi intelektual yang mumpuni. Untuk itu ia menantang para siswa-siswi di Maluku yang hendak melanjutkan kuliah di Kampus Universitas Pertahanan pihaknya akan menyiapkan beasiswa.
Namun, kata Mayjen Sudaryanto, syarat untuk memasuki kampus ini haruslah mereka yang punya kemampuan atau pintar.
“Untuk mereka yang mau kuliah di kampus ini syaratnya harus punya nilai tinggi. Untuk mereka ini kami siapkan beasiswa,” ujarnya.
Untuk menyuarakan agar aspirasi atau suara kita didengar maka kita butuh suara untuk berbicara. Tapi, syarat untuk berbicara itu haruslah yang sejuk, tidak menghasut atau membully.
Ia mengingatkan tantangan teknologi akibat kemajuan alat-alat komunikasi saat ini menuntut generasi muda kita agar tidak mudah terjebak.
Karena itu gunakan Hp sebaik mungkin. Gunakan Tiktok dll harus hati-hati. Kalau ada yang menyerang jangan layani.
“Kita boleh berbeda tapi tak boleh menghasut atau bertengkar,” ujar Deputi BNPT yang jebolan AKMIL 1993, itu.
Ia mengatakan, generasi Indonesia yang hebat adalah generasi yang tidak mudah terjebak, generasi yang tidak mudah diadudomba.
“Itulah generasi Indonesia hari ini. Yaitu generasi yang tidak saling menekan dan tidak mudah diadudomba,” ujarnya.
Indonesia kata sang jenderal ini adalah negara besar. Itulah mengapa banyak negara luar yang iri dan berupaya untuk mengadu-domba sesama kita. “Indonesia negara besar yang masuk dalam lima negara berpengaruh di dunia. Karena itu sebentar nanti kita akan menjadi Macan Dunia, bukan lagi Macan Asia,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua FKPT Maluku Ruslan Affandi Basri dalam sambutannya mengatakan, program SUDARA ini merupakan inisiatif kolaboratif yang sangat strategis antara BNPT dan FKPT di seluruh Indonesia.
“Program ini secara khusus dirancang untuk menyentuh hati dan pikiran generasi muda kita, para siswa-siswi sekolah, melalui wadah yang kreatif dan inspiratif untuk mengisi ruang-ruang kosong dengan apa yg mereka senangi seperti lomba budaya dan baca puisi,” ujarnya.
Mengapa budaya dan puisi? “Karena kami meyakini bahwa budaya adalah cerminan identitas bangsa, kekayaan yang tak ternilai, yang di dalamnya terkandung nilai-nilai luhur persatuan, toleransi, dan gotong royong. Sementara puisi, adalah jendela jiwa, tempat ekspresi rasa dan pikiran, yang mampu menyampaikan pesan-pesan damai dengan keindahan dan kedalaman yang tak terhingga,” ujarnya.
Ia mengingatkan para peserta lomba adalah harapan bangsa. Di tangan kalianlah masa depan Indonesia bertumpu.
Melalui ajang ini, kata dia, tak hanya mencari juara, tetapi pihaknya berharap mereka dapat menjadi duta-duta perdamaian yang menyuarakan harmoni, menolak intoleransi, radikalisme, terorisme serta menjunjung tinggi kebhinekaan.
“Jadikanlah setiap lirik puisi yang Anda baca dan setiap gerak budaya yang kalian tampilkan sebagai manifestasi nyata dari semangat persatuan dan kesatuan bangsa,” ujarnya.
Acara lomba ini didampingi oleh para guru pendamping dan dewan juri lokal Maluku dan nasional terdiri atas sastrawan Rudi Fofid, Dr. Nendy Nendissa, dan budayawan nasional Nanang Hendri Priyanto.(DIB)