Dijanjikan Kerja di Pertamina, Keluarga Wenno Ditipu Ratusan Juta Seret Nama Kepala Pertamina Wayame dan Gudang Arang

  • Bagikan

RAYKATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON — Harapan keluarga Wenno agar dua anak mereka bisa bekerja di PT Pertamina berakhir pilu. Setelah dijanjikan pekerjaan di perusahaan BUMN tersebut, keluarga asal Komplek Tanjung, Desa Batumerah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, justru harus merugi lebih dari seratus juta rupiah.

Kasus ini bermula pada dua hari setelah Idulfitri 2023, saat Elis Marwil Tiofano Pattalala yang mengaku sebagai ajudan sopir Kepala PT Pertamina Wayame Ambon, bersama kedua orang tuanya, Marten Pattalala dan Wilma Noya, datang bersilaturahmi ke rumah keluarga korban, Mustafa Wenno dan Un Makatita.

Dalam pertemuan itu, Elis dan keluarganya menawarkan kepada Mustafa agar dua anaknya, Irfan Buhari Wenno dan Ilham Baharudin Wenno, bisa bekerja di Pertamina. Irfan dijanjikan posisi sebagai petugas keamanan di PT Pertamina Jayapura, sementara Ilham disebut bisa masuk sebagai tenaga kesehatan di tempat yang sama.

“Mereka suruh saya dan adik siapkan berkas lamaran. Saat ayah saya tanya apakah ini tidak pakai uang, mereka jawab tidak ada biaya,” ungkap Irfan, salah satu korban, kepada media ini, di Ambon, Senin, 21 Juli 2025.

Namun seminggu kemudian, para terduga pelaku kembali dan menyampaikan bahwa Ilham bisa diterima kerja jika membayar Rp25 juta. Uang itu pun diserahkan ibu korban pada 28 April 2023. Dua hari berselang, mereka kembali meminta tambahan Rp15 juta agar proses perekrutan bisa “dilancarkan”.

“Kata mereka (Elis dan orang tuanya) bahwa uang itu (Rp15 juta) untuk memuluskan agar Ilham bisa masuk bekerja di Pertamina. Katanya nanti dapat tindis dari yang lain, makanya mama kasih (uang) lagi pada 30 April 2023,” tutur Irfan.

Puncaknya terjadi pada 5 Mei 2023, ketika Elis mengajak Mustafa bertemu langsung dengan Kepala Pertamina Wayame di sebuah kafe di kawasan Jalan Jenderal Sudirman. Namun, sosok kepala Pertamina Wayame itu hanya berkomunikasi melalui sambungan telepon dan meminta tambahan Rp15 juta untuk dibagi ke “orang dalam” yang membantu.

“Dalam obrolan telepon itu, kepala Pertamina Wayame menyuruh bapak saya memberikan uang Rp15 juta untuk dibagi-bagikan kepada orang-orang yang telah bersedia membantu Ilham bisa diterima kerja di PT. Pertamina bagian kesehatan,” kata Irfan.

Pada 10 Mei 2023, sambung Irfan, Elis dan keluarganya kembali membawa sebuah dokumen yang disebut SK Pertamina, menyatakan Ilham diterima di Jayapura. Setelah doa syukur dilakukan, mereka menawarkan perubahan lokasi kerja Ilham dari Jayapura ke Ambon, dengan biaya Rp7,5 juta.

“Saat itu saya dengan Elis yang langsung membawa uang Rp7,5 juta ke Kantor Pertamina di Gudang Arang. Kata Elis uang ini akan diberikan kepada kepala Pertamina Gudang Arang,” akui Irfan.

Dua hari berikutnya, ayah korban kembali memberikan Rp2 juta untuk biaya Elis ke Jayapura guna mengurus perpindahan SK. Tak berhenti di situ, Elis juga membujuk Irfan agar keluar dari pekerjaannya di PT Bosowa Berlian Motor dan ikut masuk Pertamina. Irfan dijanjikan posisi serupa dengan membayar Rp25 juta yang diberikan pada 13 Mei 2023.

Keluarga korban kembali menyetorkan Rp15 juta tambahan pada 15 Mei 2023 untuk memindahkan penempatan Irfan dari Jayapura ke Ambon atau Masohi, serta uang administrasi sebesar Rp5 juta.

“Mereka (Elis) lalu memberikan informasi bahwa saya telah diterima kerja di Pertamina Jayapura. Lalu bapak saya minta tolong agar saya bisa pindah kerja di Ambon atau di Masohi. Mereka kemudian minta uang Rp15 juta dan uang administrasi Rp5 juta,” bebernya.

Para terduga pelaku, kata Irfan, juga sempat mengatakan bahwa pelantikan akan dilakukan pada 19 Agustus 2023, lalu ditunda ke Oktober. Namun hingga kini, tidak ada tindak lanjut.

“Saat itu kami menunggu kabar kapan waktu pelantikannya, yang katanya diundur sampai Oktober. Ternyata sampai sekarang Elis dan keluarganya hilang kabar,” kesal Irfan.

Keluarga Wenno berharap kasus ini segera diusut pihak Pertamina, mengingat nama Kepala Pertamina Wayame dan Gudang Arang ikut diseret dalam rangkaian penipuan ini. Irfan juga berharap kasus ini dapat ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum.

“Kami sudah lapor ke Polresta Ambon, tapi tidak ada tanggapan. Pihak terlapor juga tidak pernah dipanggil. Kami akhirnya lapor ke Polda Maluku, namun pihak Polda hanya mengatakan tinggal menunggu gelar perkara. Faktanya sampai sekarang hanya janji,” keluh Irfan.

Terkait hal itu, pihak PT. Pertamina yang coba dikonfirmasi media ini, mengaku bahwa dugaan tersebut sementara diselidiki.

“Lagi diselidiki dulu bang, nanti sy (saya) info ya bang,” singkat mba Cici, sapaan akrab salah satu pejabat PT. Pertamina yang sering berhubungan dengan awak media, melalui pesan WhatsApp. (RIO)

  • Bagikan

Exit mobile version