RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID, AMBON, — Kolaborasi kerjasama antara Asosiasi Pendidikan dan Pengembang Pendidikan Indonesia (APPPI) Wilayah Maluku, Pascasarjana serta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Abdul Muthalib Sangadji Ambon, dan Pemerintah Kota Ambon menggelar kegiatan Pembinaan Majelis Taklim Kota Ambon. Kegiatan ini diikuti 100 peserta dari 20 perwakilan MT di Kota Ambon.
Kegiatan yang mengusung tema “Meningkatkan Peran Majelis Taklim dalam Mewujudkan Masyarakat Islami yang Moderat dan Harmonis di Kota Ambon” ini, berlangsung di Hotel Grand Avira, Sabtu, 19 Juli 2025.
Kegiatan yang mengusung tema “Meningkatkan Peran Majelis Taklim dalam Mewujudkan Masyarakat Islami yang Moderat dan Harmonis di Kota Ambon” ini, berlangsung di Hotel Grand Avira, Sabtu, 19 Juli 2025.
Ketua Panitia Kegiatan, yang sekaligus Ketua APPPI Maluku, Dr. Fatma Sopamena, M.Pd, dalam sambutannya menyatakan, pembinaan penting untuk memperkuat kapasitas, meningkatkan kualitas dakwah yang moderat dan rahmatan lil alamin, menjaga persatuan dan kesatuan umat, serta membentuk generasi Islam yang taat, cerdas dan berbudi.

Sebagai masyarakat yang hidup dalam keragaman, baik dari segi etnis, budaya, maupun agama, kata Fatma, kita dituntut untuk tidak hanya sekadar hidup berdampingan, tetapi juga hidup rukun, saling memahami, dan menjaga harmoni.
“Di sinilah peran majelis taklim menjadi sangat penting: sebagai pusat pembinaan iman, peningkatan pemahaman agama, dan wahana silaturahmi antarumat Islam di Kota Ambon,” kesan Rektor.
Mengakhiri sambutannya, Rektor berharap dengan pembinaan ini, menjadi langkah awal untuk membangun majelis taklim yang lebih bermutu, berdaya guna, dan menjadi mercusuar perdamaian di tengah masyarakat Kota Ambon.
Fatma menutup laporannya dengan menjelaskan tujuan kegiatan untuk mempererat ukhuwah islamiyah antar majelis taklim di Kota Ambon, memberikan bekal ilmu dan wawasan keislaman yang utuh dan moderat kepada para anggota, meningkatkan peran majelis taklim dalam mendukung ketahanan spiritual dan moral masyarakat, serta menyamakan visi dalam menjaga keutuhan NKRI dan nilai-nilai Pancasila.

Rektor UIN AM Sangadji Ambon, Dr. Abidin Wakano, M.Ag, selaku narasumber dengan tema “Moderasi Beragama dalam Konteks Kehidupan Bermasyarakat di Maluku dan Peran Majelis Taklim dalam Menjaga Keutuhan NKRI”, menjelaskan, moderasi beragama sesunggunya merupakan tengah.
Di mana, moderasi beragama bukan berarti memoderasi agama, tapi cara beragama yang adil dan berimbang di tengah masyarakat. Agama sebagai benteng untuk melindungi diri dari sikap ekstrem kiri atau liberal, dan ekstrem kanan atau radikal. Dalam konteks Maluku yang plural, kata dia, moderasi ini adalah jalan damai dan koeksistensi antarumat beragama.
Maluku mempunyai sejarah panjang konflik dan rekonsiliasi, yang menjadikannya wilayah penting untuk menguji praktik moderasi beragama, ingat tokoh perdamaian dunia ini.
Ia mengaku, nilai-nilai kearifan lokal seperti Pela Gandong, masohi, ma’anu, dan sagu salempeng pata dua, telah menjadi perekat untuk semangat hidup rukun. Budaya ini, pesan Rektor, harus dijaga agar tidak terkikis akibat perubahan zaman yang kian serta instan dan digital.
Khusus untuk majelis taklim, Rektor berpesan bahwa Majelis Taklim bukan hanya tempat pengajian, tapi juga ruang penguatan nilai-nilai kebangsaan dan keindonesiaan. Harus menjadi pelopor dalam mengajarkan; Islam yang rahmatan lil ‘alamin, Cinta tanah air sebagai bagian dari iman, serta pentingnya hidup damai dalam kebhinekaan.
Sebagai Rektor UIN Ambon, Abidin menegaskan peran kampus saat ini diharapkan dapat mendorong intelektual yang moderat dan inklusif, Menjadi mitra strategis masyarakat dan pemerintah dalam transformasi sosial berbasis nilai-nilai agama dan kebangsaan, yang didasarkan kepada tagline kampus “Cerdas, Berbudi dan Berdampak”.
Narasumber lainnya yang ikut memberikan materi dalam kegiatan ini; Prof. Dr. Hasbollah Toisuta, M.Ag dengan tema “Penguatan Moderasi Beragama di Lingkungan Majelis Taklim,” dan Nurlaila Sehuwaky, M.Pd dengan tema “Strategi Efektif Pembinaan Majelis Taklim di Era Digital.” (*)