Viral! Jalan Kilmury Putus Disambung Batang Kayu

  • Bagikan

RAYKATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON — Kondisi jalan penghubung di Kecamatan Kilmury, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), yang ambruk (putus) dan hanya disambung dua batang kayu kecil sebagai jembatan darurat penghubung, viral di media sosial.

Dalam video berdurasi satu menit 30 detik yang diunggah akun Facebook Jovandri Aditya Kalaimena-Elake, tampak seorang wanita mengenakan baju hitam dan celana pendek putih mengkritik kondisi jalan dan jembatan tersebut. Sambil memegang kue, ia dengan logat Ambon menyesalkan buruknya kualitas pembangunan yang dilakukan pemerintah.

“Kontraktor makang puji (sombong), jalan no (tidak). Proyek apa pakai batang kelapa seperti begini, apa kata dunia. Bagaimana seng (tidak) viral kalau ini yang terjadi,” keluhnya dalam video, sambil menunjuk ke arah jalan dan jembatan darurat dari dua batang kayu kecil.

Wanita itu juga menyoroti risiko keselamatan warga yang melintasi jalur tersebut, terutama anak sekolah, tenaga kesehatan, dan guru yang bergantung pada akses jalan utama itu.

“Sekarang katong (kita) mau lewat jalan ini bagaimana? Kamong (kalian) seng (tidak) bisa berpikir bahwa ini ke depannya bagaimana. Bayangkan kalau akang (jembatan batang kayu) talapas (terlepas), dong (mereka) jatuh. Masalahnya dong punya nyawa. Keselamatan itu nomor satu,” tegasnya.

Hal senada juga disampaikan Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Nanaku Maluku, Usman Bugis. Menurutnya, pembangunan proyek jalan “abal-abal” dengan nilai anggaran miliaran rupiah itu sudah lama ditelusuri LSM Nanaku Maluku bersama warga Kilmury.

Pasalnya, proyek pembangunan jalan aspal sepanjang 4 kilometer yang dibangun Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Maluku tahun anggaran 2023 itu, diduga menggunakan batang kelapa sebagai material jembatan, yang tidak tercantum dalam perencanaan teknis.

“Bagaimana mungkin proyek dengan nilai anggaran besar menggunakan batang kelapa? Ada konsultan perencana, tapi hasil di lapangan sangat jauh dari harapan. Ini mengecewakan dan membahayakan,” cetus Usman kepada media ini, Rabu, 16 Juli 2025.

LSM Nanaku Maluku, sambung Usman, mengecam keras kinerja Dinas PU Provinsi Maluku dan kontraktor pelaksana proyek jalan dan jembatan tersebut. Mereka menilai pekerjaan proyek tersebut amburadul dan merugikan serta membahayakan keselamatan masyarakat SBT, khususnya Kilmury.

Ia juga mengungkapkan ketidaksesuaian antara perencanaan dan realisasi proyek. Menurutnya, dalam dokumen proyek tercantum rencana pemasangan gorong-gorong sepanjang 4 kilometer, tetapi realisasi di lapangan hanya sekitar 50 meter.

Olehnya itu, LSM Nanaku Maluku mendesak aparat penegak hukum (APH) untuk segera mengusut proyek ini. Sebab, kualitas pekerjaan yang buruk dan penggunaan material yang tidak sesuai standar mengindikasikan adanya potensi korupsi dan kerugian negara.

“Kami mendesak aparat penegak hukum segera menyelidiki proyek ini. Ini bukan sekadar masalah teknis, tapi soal integritas dan akuntabilitas. Kami minta aparat bertindak tegas dan memberikan sanksi kepada pihak yang bertanggung jawab,” tegasnya.

Hingga berita ini diterbitkan, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas PU Provinsi Maluku, Hengky Tamtelahitu, belum berhasil dikonfirmasi.

Sebagai informasi, proyek pembangunan jalan aspal sepanjang 4 kilometer di Kecamatan Kilmury merupakan program Pemerintah Provinsi Maluku melalui Dinas PU tahun anggaran 2023.

Proyek tersebut awalnya disambut antusias oleh masyarakat yang telah lama mendambakan infrastruktur layak. Sayangnya, kenyataan di lapangan justru menimbulkan kekecewaan dan keresahan. (RIO)

  • Bagikan