RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, —Warga korban terdampak banjir di tujuh desa, Kecamatan Ambalau, Kabupaten Buru Selatan (Bursel), sampai dengan saat ini belum juga menerima bantuan logistik maupun medis dari pemerintah pasca bencana yang merendam rumah mereka sejak Jumat pekan lalu.
Tujuh desa yang dilanda banjir akibat hujan deras itu yakni, Lumoy, Elara, Siwar, Kampung Baru, Ulima, Masawoy, dan Selasi. Wilayah yang paling parah terdampak adalah Desa Siwar dan Elara, di mana ketinggian air dilaporkan mencapai lutut orang dewasa.
“Seluruh warga terdampak telah diungsikan ke balai desa masing-masing. Namun, hingga kini belum ada bantuan logistik atau medis yang dikirimkan ke lokasi,” akui Kepala Kecamatan Ambalau, Sabri Solissa, saat dikonfirmasi media ini, Senin, 30 Juni 2025.
Meski belum mendapat bantuan, Solissa mengakui bahwa pihaknya telah melakukan komunikasi dengan Pemerintah Kabupaten Bursel maupun Provinsi Maluku.
“Baru ada komunikasi dengan pemerintah kabupaten dan provinsi, hanya saja cuaca laut kurang bersahabat sehingga belum ada dari pihak terkait yang sampai di sini (Kecamatan Ambalau),” terang Solissa.
Dijelaskan, lima desa yang dipastikan terdampak adalah Elara, Selasi, Siwar, Lumoy, dan Ulima.
“Untuk jumlah kepala keluarga yang mengungsi masih dalam proses pendataan,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bursel, Abas Tamher, mengatakan pihaknya belum mengantongi data pasti mengenai jumlah rumah yang terdampak.
“Data dari masyarakat Ambalau juga belum masuk. Untuk bantuan, kami masih menunggu arahan bupati. Rapat koordinasi juga belum dilakukan, jadi belum ada keputusan resmi terkait penanganan,” jelas Abas.
Ia menambahkan, tim gabungan dari BPBD, Dinas Sosial, Ketahanan Pangan, dan Dinas Kesehatan, akan turun ke lapangan mulai Selasa, 1 Juli 2025 untuk melakukan penanganan awal.
“Selasa besok (hari ini) baru kita turun ke lapangan,” pungkasnya.
Diketahui, Kecamatan Ambalau yang terletak di pulau terpisah dari Pulau Buru, kini dalam status siaga satu guna mengantisipasi kemungkinan memburuknya kondisi akibat cuaca ekstrem yang masih berlangsung. (AAN)