143 Rumah Rusak, 2 Warga Meninggal

  • Bagikan

Bencana Ambon Meningkat

RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Dampak bencana banjir dan longsor di Kota Ambon terus meluas. Hingga Senin (23/6), jumlah rumah rusak meningkat drastis menjadi 143 unit, dua warga meninggal, dan puluhan lainnya mengungsi akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak kemarin.

Data terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ambon mencatat rincian kerusakan terdiri atas 14 rumah rusak berat, 14 rusak sedang, dan 115 rusak ringan. Jumlah korban luka juga meningkat menjadi tiga orang, sedangkan korban meninggal dunia bertambah menjadi dua orang.

Selain kerusakan rumah, sejumlah infrastruktur juga terdampak. Talud penahan tanah yang ambruk bertambah dari satu menjadi enam satuan. Talud penahan sungai meningkat dari satu menjadi tiga satuan. Jalan raya dan jalan setapak juga ikut terdampak, masing-masing dua dan satu satuan mengalami kerusakan.

Jumlah pengungsi melonjak dari 12 menjadi 32 jiwa, sedangkan rumah terendam banjir meningkat tajam dari 15 menjadi 80 unit.

Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena, menegaskan bahwa peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya kemampuan mitigasi bencana di tingkat pemerintah kota hingga desa dan kelurahan.

“Wilayah terdampak hampir mencakup seluruh desa, negeri, dan kelurahan. Kita harus memiliki sistem mitigasi untuk mengurangi risiko korban jiwa,” kata Wattimena.

Ia menjelaskan bahwa langkah mitigasi yang telah dilakukan antara lain membersihkan saluran air atau got serta menata sebanyak 324 pohon sebelum musim hujan. Simulasi dan sosialisasi kebencanaan juga terus dilakukan.

Namun, ia mengakui masih ada kekurangan dalam pelaksanaan mitigasi, termasuk insiden pohon tumbang yang menewaskan seorang warga. Untuk itu, ia memerintahkan seluruh lurah, kepala desa, dan raja untuk segera mengidentifikasi pepohonan besar yang berpotensi tumbang.

“Ke depan, para raja, kades, dan lurah wajib menyetor data pohon rawan tumbang di wilayah masing-masing agar dapat segera ditindaklanjuti,” tegasnya.

Pemerintah Kota Ambon juga akan mengevaluasi kondisi seluruh aliran sungai dengan menggandeng Balai Sungai.

“Setelah musim penghujan, semua sungai harus dikeruk. Ini tanggung jawab bersama,” ujarnya.

Sebagai langkah lanjutan, Pemkot Ambon akan membentuk posko siaga bencana yang melibatkan seluruh jajaran pemerintahan tingkat bawah guna mempercepat respons saat terjadi bencana.

“Kita akan dirikan pos-pos siaga. Semua pimpinan wilayah harus aktif dan berada di lokasi saat status siaga bencana,” pungkas Wattimena. (MON)

  • Bagikan