13 Tahun Tak Dikeruk, Kali Batumerah Jadi Biang Banjir

  • Bagikan
RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID -- AMBON, -- Kali Batumerah di Kelurahan Amantelu, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, menjadi salah satu pemicu utama banjir tahunan di kawasan tersebut. Pasalnya, kali tersebut tidak pernah dikeruk selama 13 tahun, sejak tahun 2012 hingga saat ini.

Kondisi itu dikeluhkan warga setempat, terutama saat hujan turun dengan intensitas tinggi beberapa hari terakhir yang menyebabkan banjir di berbagai wilayah Kota Ambon.

Maryam Rumalutur (46), warga RT 002/RW 01 Kelurahan Amantelu Batumerah, mengaku kawasan tempat tinggalnya menjadi langganan banjir meski hujan turun dalam intensitas ringan.

“Setiap tahun, kalau hujan turun pasti kami kebanjiran karena kali ini sudah 13 tahun tidak pernah dikeruk. Pasir dan sedimen sudah terlalu tinggi, air gampang meluap,” ujarnya saat ditemui, Minggu, 22 Juni 2025.

Menurutnya, banjir tahunan yang terus berulang membuat warga harus selalu bersiap siaga. Barang-barang berharga seperti kulkas dan elektronik terpaksa diangkat ke tempat lebih tinggi. Bahkan, dinding rumah warga kerap jebol karena derasnya air yang meluap dari kali.

“Air bisa sampai sedada orang dewasa. Tahun ini saja kami sudah empat kali kebanjiran. Kalau sudah hujan dua hari berturut-turut, pasti kena,” katanya.

Maryam menyebut, selain kali yang tidak pernah dikeruk, saluran drainase atau got di kawasan itu juga sudah rusak dan tersumbat sampah. Akibatnya, air tidak bisa mengalir lancar dan semakin memperparah banjir.

“Kami minta Pemkot Ambon perhatikan kali ini. Jangan cuma pasang alat deteksi banjir yang tidak berfungsi. Lebih baik dananya dipakai untuk pengerukan kali dan perbaikan selokan atau saluran air agar bencana banjir tidak terus berulang setiap musim hujan,” tegasnya.

Warga menilai upaya pemerintah selama ini belum menyentuh akar persoalan. Alat deteksi banjir yang dipasang, menurutnya, hanya menjadi pajangan karena tidak memberikan peringatan dini saat banjir datang.

“Cuma sekadar pasang, habis itu ditinggalkan. Tidak pernah ada fungsi. Jadi kita tetap andalkan naluri dan pengamatan sendiri,” pungkas Maryam. (MON)
  • Bagikan

Exit mobile version