RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Langkah Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Maluku Ruslan Affandy Basri, SE bersama pengurus baru FKPT untuk bertemu sejumlah kalangan dalam rangka sosialisasi tentang pentingnya pencegahan atas potensi terorisme dan radikalisme terus digalakkan.
Setelah sebelumnya menggelar beberapa rangkaian diskusi pasca dilantik sebagai ketua April 2025 lalu, kini Ruslan Affandy Basri bersama pengurus melakukan anjangsana ke Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Maluku Daniel E. Indey, S.Sos, M.Si di Lantai 5 Kantor Gubernur Maluku, Rabu, (10/6/25).
Rupanya kunjungan pengurus FKPT Maluku ini mendapat respon positif dari Kepala Kesbangpol Provinsi Maluku itu. Ia berharap kedepan kinerja FKPT Maluku dapat mendukung Kesbangpol dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan, serta memelihara kondisi keamanan, sosial, politik, dan budaya di Maluku.
“Diakui bahwa dari sisi teror dan ancaman radikalisme pada permukaan di Maluku memang menurun, namun di lapis bawah kita harus terus memberikan sentuhan melalui sosialisasi ataupun dialog dengan semua pihak,” ujar Ketua FKPT Maluku Ruslan Affandy Basri di hadapan Daniel Indey.
Itulah yang mendorong FKPT Maluku dalam rangka mendukung kinerja tersebut perlu mendapat dukungan dari Kesbangpol Provinsi Maluku untuk membangun kolaborasi atau kerjasama sebab potensi radikalisme di Maluku memiliki karakteristik berbeda apalagi secara geografis kita di Maluku punya kendala keterbatasan karena dipisahkan oleh laut dan pulau.
Menurut Ruslan Affandy, meski saat ini kita diperhadapkan oleh keterbatasan anggaran dari pemerintah, namun semangat untuk meningkatkan daya tangkal atas ancaman radikalisme harus terus kita perluas salah satunya dengan sosialisasi dan dialog dengan semua pihak.
Fenomena munculnya konflik komunal di beberapa daerah konflik di Maluku antara lain soal batas tanah dll menjadi gejala menarik dan perlu ditangani dan dialogkan agar tidak menimbulkan ekses lebih luas.
Menanggapi pernyataan Ketua FKPT Maluku itu, Kepala Kesbangpol Daniel Indey menilai fenomena kekerasan ini perlu terus didiskusikan. Dan, langkah FKPT Maluku untuk mengajak semua pihak duduk bersama soal ancaman yang sifatnya radikalisme dan kekerasan dinilai positif. Sebab hal itu sejalan dengan tema besar kinerja pemerintahan Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa dan Wagub Abdullah Vanath.
Namun karena alasan efisiensi, ia berharap rencana dan program kerja FKPT Maluku kedepan bisa menyesuaikan dengan kondisi anggaran. Karena itu sambil menunggu berakhirnya keputusan efisiensi oleh pemerintah pusat dalam waktu dekat September dan Oktober 2025 pihak Kesbangpol Maluku akan menggelar dialog bersama para pemangku kepentingan dalam Rakorpimda di daerah ini dalam rangka kerjasama kita untuk mendukung program pemerintah daerah.
Melalui kegiatan ini pihaknya akan mengundang 118 camat se-Maluku, para raja, pemuda, dan utusan pelajar SMP/SMA untuk diajak berdialog. Dialog ini penting sebab ada kecenderungan munculnya tingkat kekerasan di lapis bawah.
Letupan-letupan kecil sebanyak 18 kali di beberapa daerah konflik di Maluku: Maluku Tengah, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Kabupaten Maluku Barat Daya, Kabupaten Maluku Tenggara dll hanya dalam tempo singkat itu menandai adanya fenomena tidak baik atas kekerasan antarmasyarakat yang membutuhkan penanganan.
Dan, bersama FKPT Maluku ia berharap kita bisa saling berdiskusi demi menjaga kewaspadaan nasional untuk penanganan radikalisme, konflik, dan kekerasan di masyarakat.
Supaya terkesan cair, kata Daniel Indey, kegiatan ini dilakukan dengan cara dialog dan bersinergi membangun kerjasama dengan semua komponen di daerah ini.
“Ini semua tak lain demi terwujudnya Maluku yang damai dan harmonis sebagaimana tema besar kita: Bersama Menjaga Ipoleksosbudhankam untuk Maluku Pung Bae,” ujar mantan Pj. Bupati Kabupaten Kepulauan Tanimbar, itu.(DIB)