Mardika Terkini

  • Bagikan

Pujian terhadap Walikota Ambon Bodewin Wattimena pasca penertiban pedagang di Pantai Pasar Mardika, Ambon, masih menjadi pembicaraan warga kota. Meski sudah dua pekan berjalan sejak kebijakan itu dilakukan 28 April lalu langkah populis Walikota Bodewin ini menuai sanjungan.

Seolah membuka mata semua orang atas kesemrawutan pedagang di bibir pantai nan eksotik itu. Terlalu lama suasana sumpek itu terpendam di benak warga.

Banyak di antara kita sampai putus asa karena harus bersitegang saat melintas di tengah pedagang yang meluber ke badan jalan. Karena itu jika kemudian banyak di antara warga merasa puas atas kebijakan Walikota Bodewin ini tentu tidaklah salah. Itulah membuat suasana hati setiap pengendara dan pejalanan kaki saat ini sudah terasa lega.

“Ado Ambon so bagus eh. Atur dan tata dong bae-bae jua. Biar Ambon semakin manis dan bisa kembali cantik seperti dulu,” ujar para netizen.

Dalam sebuah komentarnya, mantan pejabat Allan Paliama mengatakan dukungannya sebagaimana keinginan ribuan warga kota untuk menjadikan Kota Ambon sebagai sebuah kota yang manis.

“Keterlibatan kita semua apakah itu warga kota ataupun para pedagang yang terdampak akibat situasi penertiban ini adalah bentuk tanggung jawab kolektif untuk menjadikan Ambon sebagai kota yang indah, bersih, dan bermartabat,” ujarnya.

Ia berharap semoga kita semua bisa mengambil bagian secara sadar untuk menjaga Ambon kita ini tanpa membedakan.

Bagi Pak Walikota ia mengatakan tidak berlebihan kalau diberi apresiasi dan rasa hormat karena telah menjawab berbagai keluhan masyarakat dalam pengelolaan Pasar Mardika dengan tindakan konkrit.

“Terima kasih juga kepada semua pihak yang punya tupoksi untuk penertiban yang sudah dilakukan dan juga terima kasih untuk para pedagang yang sudah mau bersinergi mendukung penertiban ini. Jayalah Ambonku. Ambon Par Samua,” tuturnya.

Mereka yang lahir ataupun pernah bertugas di kota ini tentu punya harapan yang sama. Beragam komentar yang datang itu tidak saja dari warga kota, tapi mereka yang di luar sana juga ikut merasa bangga setelah menyaksikan di laman medsos.

Mantan Kapolda Maluku Irjen Pol Royke Lumowa dalam suatu kesempatan saat berkunjung ke markas Redaksi Rakyat Maluku saat mengawali tugas sebagai Kapolda Maluku 2019 lalu pernah mengaku kagum dengan Kota Ambon.

Nama Ambon bagi dia sudah tak asing di telinganya. Semenjak bertugas di Papua, Kota Ambon yang ia dengar kala itu identik dengan keindahan dan kebersihan.

Orang Ambon di mata banyak orang punya nilai sastra tinggi dalam bermusik karena selalu bersentuhan dengan alam dan lingkungan.

Pantai dan lautnya cantik membuat setiap orang yang berkunjung ke kota ini selalu terpesona. Pun lingkungannya yang bersih. Juga orangnya ramah dan patuh terhadap hukum. “Karena itu namanya Manise,” kata Kapolda yang didampingi Wakapolda Brigjen Akhmad Wiyagus dan para stafnya.

Ia pun teringat ketika walikota Ambon masih dijabat oleh Decky Wattimena yang terkesan disiplin hingga membuat harum nama Ambon.

“Dulu saat masih bertugas di Papua saya sering ingat cerita dari orang-orang Ambon bahwa kalau menyeberang jalan tidak boleh sembarangan karena takut dihukum. Di push up oleh Satpol PP. Cerita itu sudah lama saya dengar ketika walikotanya masih dijabat oleh Pak Decky Wattimena,” ujar mantan Kakorlantas Polri, itu.

Bagaimana sekarang?

“Ya, semangat walikota Pak Decky Wattimena dalam membangun Ambon haruslah tetap dihidupkan kembali agar kebesaran akan keindahan Kota Ambon di masa lalu bisa hidup lagi. Biar Kota Ambon tetap Manise sepanjang masa,” ujarnya kala itu.

Dan itu, kata dia, hanya bisa dilakukan oleh pemerintah kota. Sebagai pejabat pusat di daerah kewenangannya hanya sebatas mengkoordinasikan dan mendorong pemerintah melakukan yang terbaik untuk daerah ini.

Langkah penertiban Walikota Bodewin ini tentu memberikan harapan positif atas keindahan kota ini sesuai ekspektasi.

Jadi, ini bukan sepenuhnya soal kotor atau tidak. Bukan pula soal taat atau tidak. Ini hanyalah soal kesadaran sebagai manusia dan soal kepemimpinan. Langkah para pedagang yang lebih memilih “mengalah” untuk ditertibkan membuktikan mereka taat pada aturan dan hukum.

Karena itu ini bukan masalah manusia saja, tapi ini soal managemen. Bagaimana kemampuan dan tanggung jawab kita untuk sama-sama membangun kesadaran, niat baik dan kepedulian yang sama khususnya para pemangku kepentingan.

Kesadaran para pedagang untuk mau ditertibkan membuktikan mereka pada hakikatnya taat sepanjang hal itu dilandasi oleh sikap untuk kebaikan bersama diikuti oleh kebijaksanaan yang terukur.

Karena itu untuk sementara langkah Walikota Bodewin Wattimena tidak cukup sampai pada tahap penertiban saja, tapi untuk beberapa waktu kedepan harus diikuti oleh ketegasan dibarengi oleh managemen pengelolaan yang lebih menyeluruh.

Yakni bagaimana penanganan terbaik di bibir pantai ini tidak saja soal penataan terminal, parkir, tapi soal bongkar muat barang juga harus lebih tertib agar tidak membuat macet.

Tidak ada yang kurang untuk keindahan Teluk Ambon yang oleh sosiolog IAIN Ambon DR Saidin Ernas mengatakan bila dikapitalisasi bisa menambah income untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD). Bibir pantai dan teluk kota ini terlalu cantik bila dikelola sebagai objek wisata pantai.

Kota Ambon tentu tidak boleh kalah dengan “saudara” tetangga Kota Ternate. Di kota ini suasana pantainya jauh lebih hidup. Lebih “kinclong” nan glowing. Begitu banyak ruang terbuka hijau. Bagi Anda yang pernah ke sana tentu bisa belajar. Bagaimana potensi bibir pantai seperti Pantai Falajawa dan Pantai Kota Baru bisa disulap dan menjadi ruang terbuka hijau yang indah.

Anda yang pernah ke Amerika Serikat tentu bisa juga belajar dari sana. Di sana tak ada yang kurang seperti keindahan permukaan Teluk Ambon bila kita bandingkan dengan Pantai San Fransisco atau Pantai Seattle yang menghadap Samudera Pasifik itu.

Pun untuk Anda yang pernah ke Pantai Volendam dan Pantai Schenivel, Belanda, yang berhadapan dengan Samudera Atlantik pantai dan Teluk Ambon tentu juga tidak tertinggal dan jauh lebih menarik.

Mumpung belum terlambat Pak Walikota Bodewin tentu tak boleh menunda dan bisa secepatnya “menyulap” Pantai Mardika dan Pantai Batumerah Ambon ini bisa membuat ruang terbuka hijau agar suasana di kawasan ini lebih hidup dan eksotik.

Jika ini bisa terwujud maka benar kata Walikota Bodewin siapapun yang terlibat dalam mengawali penertiban Pasar dan Terminal Pantai Mardika Ambon tanggal 28 April 2025 lalu adalah bagian dari sejarah. Dan, tokoh di balik pelaku sejarah itu siapa lagi kalau bukan sang alumni STPDN bernama Bodewin Wattimena, itu.

Jika langkah penertiban diikuti penataan ini bisa dilakukan dengan lebih baik dan lebih “kinclong” maka untuk jangka panjang di tangan Walikota Bodewin Wattimena citra Kota Ambon yang dulu pernah dicapai oleh walikota sebelumnya Pak Dicky Wattimena sebagai Kota Terbersih dan peraih Adipura bisa menjadi tonggak sejarah baru.

Sekarang tinggal terpulang kepada kita sebagai warga kota dan pemangku kepentingan Cq Walikota Bodewin Wattimena untuk bagaimana memanfaatkan keindahan alam di bibir Pantai Mardika dan Pantai Batu Merah ini bisa kembali bersinar.(AHMAD IBRAHIM)

  • Bagikan