Pemeriksaan Kesehatan Hewan Kurban Fokus Cegah PMK

  • Bagikan

RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Untuk mencegah penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan kurban menjelang Idul Adha 2025, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Ambon akan melakukan pemeriksaan ketat terhadap hewan kurban yang masuk dan dijual di wilayah ini.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Ambon, Muhammad Abdul Aziz, mengatakan pemeriksaan akan dimulai pada pekan terakhir Mei atau awal Juni 2025. Di mana, pemeriksaan difokuskan pada tempat-tempat penampungan dan pemotongan hewan kurban (TPnHK), serta lokasi penjualan seperti masjid-masjid dan pasar ternak.

“Pekan terakhir Mei atau awal Juni kita lakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban. Pemeriksaan ini di tempat jualan atau masjid-masjid yang menjual hewan kurban,” katanya, kepada koran ini, Rabu, 14 Mei 2025.

Menurutnya, pemeriksaan melibatkan dokter hewan, sarjana peternakan, serta tim teknis dari dinas terkait. Pemeriksaan menyeluruh ini bertujuan memastikan bahwa hewan yang akan disembelih dalam keadaan sehat dan memenuhi syarat sah untuk kurban.

“Ini bagian dari kewaspadaan terhadap penyakit mulut dan kuku (PMK) yang sangat menular pada ternak,” tuturnya.

Ia menjelaskan, pemeriksaan mencakup usia hewan, kondisi gigi, serta deteksi penyakit seperti PMK, flu, antraks, dan penyakit lainnya. Petugas juga akan memeriksa tanda-tanda cacat fisik yang dapat memengaruhi kelayakan hewan sebagai kurban.

“Kita survei lokasi penampungan hewan dan juga masjid-masjid yang menampung hewan kurban. Semuanya akan kita pantau,” jelasnya.

Meskipun hingga saat ini Kota Ambon masih dinyatakan bebas PMK, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan tetap akan melakukan langkah antisipatif demi memastikan keamanan dan kesehatan hewan kurban yang masuk.

“Sampai kemarin Ambon masih bebas PMK, tapi kita tetap lakukan pemeriksaan,” ujarnya.

Sementara itu, salah satu penjual hewan kurban, Kamil, mengungkapkan bahwa sapi-sapi yang dijualnya berasal dari wilayah Gemba, Kabupaten Seram Bagian Barat. Ia menyediakan sekitar 50 ekor sapi dengan harga bervariasi, tergantung ukuran dan bobot hewan.

“Harganya mulai dari Rp10 juta sampai Rp35 juta per ekor,” terang Kamil.

Meski belum mengetahui secara pasti soal kondisi kesehatan sapi-sapi yang dijual, Kamil mengaku biasanya pemeriksaan dilakukan oleh pihak dinas menjelang Idul Adha.

“Biasanya dinas turun langsung untuk pemeriksaan,” pungkasnya. (MON)

  • Bagikan