Dari Munas VII APEKSI di Surabaya
RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON,– Walikota Ambon, Bodewin Wattimena, menegaskan bahwa dari pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) VII Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) di Surabaya, maka Ambon sebagai salah satu kota di kawasan timur Indonesia sangat berkepentingan untuk menyerap berbagai pengalaman sukses dari kota-kota besar.
Menurutnya, kota-kota besar seperti Surabaya, yang menjadi tuan rumah Munas kali ini, telah membuktikan diri dalam membangun sistem perkotaan yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Hal ini menjadi pelajaran berharga bagi Ambon untuk memperbaiki berbagai sektor strategis pembangunan.
“Ambon akan belajar banyak, bukan hanya dari Surabaya, tapi juga dari kota-kota lain yang memiliki inovasi dan program unggulan. Ini penting sebagai bekal untuk merancang kebijakan yang lebih kontekstual dan tepat sasaran,” ungkapnya, Jumat, 9 Mei 2025.
Ia menjelaskan, pelaksanaan Munas VII APEKSI di Surabaya merupakan momen strategis untuk memperkuat kolaborasi antar pemerintah kota se-Indonesia, terutama dalam aspek tata kelola pemerintahan, pelayanan publik, hingga transformasi digital.
“Forum tersebut menjadi ruang bertukar gagasan dan pengalaman dalam membangun kota yang lebih maju dan inklusif,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa semangat kolaborasi antar kota akan terus dibangun pasca Munas APEKSI, baik melalui forum resmi maupun jejaring informal antar kepala daerah, demi kemajuan bersama seluruh kota di Indonesia.
“Setiap kota memiliki keunggulan dan tantangan masing-masing. Lewat Munas APEKSI ini dan juga nanti pasca Munas, kita bisa saling belajar dan saling mengisi kekurangan yang ada,” pungkas Bodewin.
Diketahui, Munas VII APEKSI secara resmi dibuka oleh Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) RI, Bima Arya Sugiarto, di Exhibition Hall Grand City, Surabaya, Selasa, 6 Mei 2025.
Kegiatan yang berlangsung hingga 10 Mei 2025 ini, dihadiri oleh 98 Walikota dari seluruh Indonesia. Dalam sambutannya, Wamendagri menegaskan bahwa Munas APEKSI menjadi forum strategis untuk memperkuat kolaborasi antarkota dalam menghadapi tantangan pembangunan perkotaan yang semakin kompleks.
“Munas ini bukan sekadar pertemuan rutin, tapi merupakan ruang untuk membangun sinergi, memperluas inovasi, dan memperkuat komitmen menuju kota-kota yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan,” ujar Bima.
Ia mengapresiasi Kota Surabaya sebagai contoh daerah dengan kapasitas fiskal yang kuat. Surabaya dinilai berhasil mengelola Pendapatan Asli Daerah (PAD) lebih besar dari dana transfer pusat.
Soal efisiensi, mantan Ketua Umum APEKSI itu menegaskan bahwa efisiensi bukan sekadar penghematan, melainkan bentuk investasi jangka panjang. Ia mencontohkan, efisiensi perjalanan dinas berhasil menekan anggaran nasional dari Rp44 triliun menjadi Rp34 triliun. Sementara itu, anggaran seremonial turun dari Rp48 triliun menjadi Rp45 triliun.
“Pengelolaan anggaran harus berbasis kebutuhan dan hasil. Ini budaya baru dalam tata kelola keuangan daerah,” katanya.
Bima juga mengingatkan pentingnya sinergi antara kepala daerah dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), demi menjaga stabilitas dan menyelesaikan persoalan daerah dengan semangat kekeluargaan.
Di kesempatan itu, Walikota Surabaya sekaligus Ketua Dewan Pengurus APEKSI 2025, Eri Cahyadi, menyampaikan terima kasih atas kehadiran para kepala daerah. Menurutnya, APEKSI adalah rumah bersama bagi seluruh wali kota di Indonesia.
“Di sini kita duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. Kita berbagi solusi, inovasi, dan semangat untuk membangun kota yang lebih baik,” pungkasnya. (MON)