Vanath Pemain

  • Bagikan

Ada kritik ada otokritik. Begitulah suasana: Malam Silaturahmi dan Halal Bi Halal yang diselenggarakan Majelis Wilayah KAHMI Maluku di Auditorium IAIN Ambon, Jumat 2 Mei 2025.

Maklum yang hadir saat itu adalah para senior KAHMI dan aktivis HMI Ambon sehingga suasana silaturahmi diikuti oleh pidato dari para senior HMI ini menjadi hidup.

Diawali kata pembuka oleh DR.Abidin Wakano, M.Si yang juga Rektor IAIN Ambon itu, lalu diikuti oleh sambutan Wagub Maluku Dr (Can) H.Abdullah Vanath mewakili Gubernur Hendrik Lewerissa, SH, LLM.

Sebagai pidato penutup disampaikan oleh Presidium Majelis Nasional KAHMI yang juga Ketua Komisi II DPR-RI Dr.M. Rifqinizamy Karsayuda, SH dari Partai NASDEM, itu.

Mengawali pidatonya itulah Dr Rifqi memecahkan acara silaturahmi dari suasana serius menjadi cair setelah ia mengatakan Wagub Abdullah Vanath sebagai pemain.

Dr. Rifqi tentu punya alasan setelah ia melihat gestur mantan bupati dua periode Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) itu berdiri dan berjalan menuju mimbar pidato.

Wagub Vanath saat itu bercerita kalau ia menjadi grogi setelah tiba lagu Hymne HMI dinyanyikan. Vanath yang berdiri disamping Kabinda Maluku Marsekal Pertama R Harys Soeryo Mahendro dibuat tidak pede dan saling melirik serta kehilangan keseimbangan karena ini untuk kali pertama ia baru mendengar Hymne HMI.

Walau mengaku “orang asing” di HMI, tapi ia merasa dirinya jauh “lebih HMI dari orang HMI sendiri.”

Kok bisa?

Iya.

Karena sejak aktif sebagai mahasiswa ia lebih fokus menjadi seorang pengusaha dan pegawai bank di Kota Ambon ketimbang sebagai aktivis kampus. Itulah yang mengantarkan tokoh pemekaran Kabupaten SBT ini tak bisa bersentuhan dengan HMI. Tapi, siapa sangka dari situlah justeru mengantarkan Abdullah Vanath menjadi seorang sukses sebagai pengusaha yang juga bupati dua periode.

“Jadi, walau bukan orang HMI tapi saya lebih HMI dari orang HMI sendiri. Saat menjadi bupati banyak pimpinan OPD adalah orang-orang HMI. Saya ini ahli menjinakkan anak-anak HMI saat demo. Saya mengerti benar menjinakkan mereka,” ujar suami dari Ibu Rohani Vanath, itu disambut riuh.

Saat mendengar sambutan itulah, Dr Rifqi punya kesimpulan Wagub Vanath adalah sosok pemain di lapangan karena ia telah membuktikan kemampuannya menjadi pribadi yang bisa mengakselerasikan kecakapannya baik sebagai seorang interpreneur dan birokrat.

Ia mengajak rekan-rekan HMI di Maluku harus banyak belajar dari Pak Vanath. Sebab sebagai seorang mantan pengusaha ia juga sosok yang bisa mengakselerasi kemampuannya dalam kerja-kerja birokrasi dan keummatan.

Soal komitmen keummatan juga tak perlu disanksikan. Belakangan banyak yang tidak tahu kalau Abdullah Vanath adalah sosok pelopor yang kali pertama menggaji semua imam di kabupaten tempat tanah kelahirannya itu. Jadi, sebelum orang lain berbicara soal keummatan ia sudah lebih dulu memulai dengan menggaji para imam.

“Kalau hari ini KAHMI Maluku bisa memasukkan Pak Vanath sebagai anggota Majelis Wilayah KAHMI Maluku silakan. Jika ada yang bertanya siapa dan kapan ia dilantik katakan saja saya yang melantik beliau,” ujarnya disambut riuh hadirin.

Ini penting sebab menjawab tantangan kedepan kita harus membangun generasi muda yang punya kemampuan skil yang mumpuni seperti sosok Abdullah Vanath. Sebab saat ini telah terjadi disparitas yang tajam antara tuntutan dunia kerja dengan kemampuan generasi muda kita di bidang pengembangan intelektual dan kemampuan di bidang intrepreneurship. Boleh saja, kelemahan itu terjadi karena kurangnya minat para mentor HMI kita sebelumnya di bidang kewirausahawan.

Itulah membuat mengapa ada kecenderungan terjadi penurunan angka dan minat para aktivis HMI baik di lembaga politik dan pemerintahan di pusat maupun di daerah selama beberapa tahun terakhir karena lemahnya kemampuan mereka secara finansial.

Sistem politik dan sistem kepemiluan kita saat ini telah didominasi oleh sebuah sistem yang mengandalkan finansial sebagai modal.

“Anda boleh punya human resources yang hebat, tapi kalau Anda tidak didukung dan punya kapital resources yang banyak jangan harap Anda bisa duduk di kursi parlemen dan pemerintahan,” ujarnya.

Hari ini fenomena itu telah terjadi. Mereka yang punya kemampuan finansial justeru bisa menempati sebagai anggota dewan dan gubernur, tapi kalau tidak punya modal Anda harus minggir.

“Secara intelektual oke, tapi kalau tidak punya capital resources Anda tersingkir. Dan, hari ini berdasarkan kajian ditemukan telah terjadi penurunan aktivis HMI yang menjadi politisi dan birokrat di pusat maupun daerah,” ujar Ketua Komisi II yang membidangi masalah penataan dan pengawasan pemerintah daerah dan pemilu.

Dulu, HMI adalah salah satu wadah organisasi diluar ABRI yang banyak melahirkan kader pada semua jenjang baik di pemerintahan maupun birokrasi. Ibarat sebuah perusahaan ia akan menjadi sebuah produser yang baik bilamana dia mampu melahirkan produk kepemimpinan di semua level.

Dr. Rifqi punya pendapat sebuah produser yang baik tidak sekadar kemampuannya untuk berdiaspora pada jenjang birokrasi saja, tapi ia juga harus mampu bertransformasi dalam sebuah pemahaman sistem politik dan kepemiluan secara baik.

Hari ini para aktivis HMI baik di pusat maupun di daerah harus mampu menyuarakan terkait tata kelola sistem politik dan sistem kepemiluan kita yang telah didominasi oleh sebuah pola politik yang tidak lagi mengandalkan human resources tapi oleh sebuah sistem capital berbiaya tinggi.

Jika ini tidak diperjuangkan maka bukan tidak mungkin kedepan mereka para aktivis yang punya kemampuan intelektual yang mumpuni akan kalah bersaing dan terpinggirkan oleh mereka yang punya capital resources. Dan, ini harus dipressure ke pusat jika kita tidak ingin melahirkan generasi yang frustrasi.

Saat mengawali pembukaan acara ini, Dr.Abidin Wakano sebagai sahibul bait (tuan rumah) merasa bangga kepada pengurus KAHMI Maluku di bawah Koordinator Presidium Dr.Ruslan Tawari itu sehingga acara silaturahmi KAHMI bisa digelar di Kampus Hijau bertema: “Memperkuat Ukhuwah Lintas Generasi dan Peran KAHMI Maluku untuk Kemajuan Umat dan NKRI.”

Dalam sejarah kontemporer Indonesia peran HMI telah memberikan kontribusi besar bagi kelangsungan hidup bangsa dan Tanah Air.

“Kata silaturahmi itu secara gramatikal dalam bahasa Arab tidaklah tepat. Yang tepat adalah silaturahim,” ujarnya disambut aplaus para undangan yang didominasi para aktivis dan sesepuh HMI itu.

Itulah kontribusi terbesar HMI. “Mestinya secara kaidah bahasa yakni silaturahim tapi kemudian diplesetkan menjadi silaturahmi. Itulah kontribusi besar HMI,” ujarnya lagi-lagi disambut senyum.

Jadi, setelah mengalami reduplikasi dari fungsi gramatikal ke dalam bahasa Indonesia dari kata silaturahim menjadi silaturahmi yang hingga kini kita rasakan menandai kontribusi HMI.

Begitu pentingnya silaturahmi, menurut riwayat, selain memperpanjang umur juga membawa rejeki. Tugas sebagai seorang intelektual adalah bagaimana mereka bisa mengambil peran untuk bersinergi membangun bangsa dan Tanah Air.

Ajang silaturahmi dan membangun sinergitas semacam ini menjadi pertanda dari tugas, peran, dan perjuangan seorang intelektual. Jadi tidaklah tepat kalau ada yang memutuskan tali silaturahmi.

Dan, melalui silaturahmi ini pula bisa menjadi ajang konsolidasi bagi KAHMI Maluku di bawah koordinator Dr Ruslan Tawari untuk kelak bisa melahirkan “pemain” baru seperti sosok seorang Abdullah Vanath dari Pulau Seram Timur itu.(*)

  • Bagikan