Mata Sehat di Era Digital: JEC Luncurkan Matapedia dan Hidupkan Lagi Forum Ilmiah Internasional JECIM 2025

  • Bagikan

RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, —Melawan hoaks kesehatan lewat ensiklopedia digital mata pertama di Indonesia dan pertemuan global para ahli mata dari 17 negara

Jakarta, 25 April 2025 – Di tengah maraknya informasi kesehatan yang simpang siur di internet, JEC Eye Hospitals and Clinics mengambil langkah revolusioner: meluncurkan Matapedia, ensiklopedia digital kesehatan mata pertama di Indonesia. Inisiatif ini diluncurkan bersamaan dengan bangkitnya kembali JEC International Meeting (JECIM) 2025, forum ilmiah dua tahunan yang sempat vakum selama lima tahun.

Matapedia: Senjata Canggih Lawan Hoaks Kesehatan

Data dari KOMDIGI menyebutkan ada 163 hoaks kesehatan dari total 1.923 konten menyesatkan sepanjang 2024. Di sisi lain, lebih dari 27% masyarakat Indonesia mengandalkan internet untuk mencari informasi kesehatan (APJII). Sayangnya, kemampuan memilah informasi masih rendah: Indeks Literasi Digital 2024 hanya menyentuh angka 43,34.

Menjawab tantangan tersebut, Matapedia hadir sebagai oase di tengah gempuran hoaks. Platform ini menyajikan informasi seputar kesehatan mata dalam format teks, infografis, audio, video, serta fitur interaktif “Tanya AI” yang memungkinkan pengguna bertanya langsung soal gejala atau istilah medis.

“Matapedia bukan hanya platform edukatif—ini adalah gerakan nasional untuk melindungi penglihatan kita lewat literasi digital yang berbasis sains,” tegas Dr. Johan Hutauruk, Presiden Direktur JEC Korporat.

Ensiklopedia Digital yang Inklusif dan Aksesibel

Dirancang untuk semua kalangan, Matapedia tak hanya menjadi sumber terpercaya bagi masyarakat umum, tetapi juga alat bantu edukatif bagi tenaga medis di daerah terpencil. Dalam satu tahun pertama, JEC menargetkan lebih dari 1.000 artikel, dan akan meluncurkan aplikasi mobile dengan fitur ramah tunanetra, seperti pembaca layar dan panduan audio interaktif.

Krisis SDM Kesehatan Mata

Indonesia menghadapi tantangan serius: 8 juta orang mengalami gangguan penglihatan, tapi hanya tersedia sekitar 3.000 dokter spesialis mata. Artinya, satu dokter harus menangani lebih dari 2.000 pasien.

“Dengan keterbatasan ini, penting bagi masyarakat punya akses ke informasi yang tepat,” kata Dr. Referano Agustiawan, Direktur Utama RS Mata JEC @ Menteng dan Ketua JECIM 2025. “Matapedia hadir untuk menjembatani ketimpangan itu.”

JECIM 2025: Reuni Ilmiah Global di Jakarta

Mengusung tema “Shaping the Future of Vision,” JECIM 2025 menjadi ajang kolaborasi lintas negara dan disiplin dalam menjawab tantangan kesehatan mata global. Forum ini diikuti oleh lebih dari 1.200 peserta dari berbagai profesi—dokter mata, perawat, optometris, hingga pelaku industri.

Selama dua hari (25-26 April), peserta disuguhi:

Sesi ilmiah dan workshop inovatif

Presentasi teknologi terkini: AI untuk diagnosis retina, teknik bedah semi-robotik, dan manajemen rumah sakit mata modern

Surgery Experience in 3D—pertama di Indonesia, menghadirkan sensasi menyaksikan operasi mata lewat kacamata khusus

Aplikasi mobile JECIM untuk akses jadwal, materi, dan pembicara secara real-time

JEC dan Masa Depan Kesehatan Mata Indonesia

Dengan dua gebrakan besar ini—Matapedia sebagai platform digital dan JECIM 2025 sebagai ruang temu ilmiah—JEC menegaskan perannya bukan hanya sebagai penyedia layanan medis, tetapi juga penggerak literasi dan inovasi kesehatan mata nasional.

“Visi kami sederhana namun berdampak: mewujudkan Indonesia yang melek kesehatan mata, berbasis ilmu, teknologi, dan kolaborasi,” tutup Dr. Referano. (br)

  • Bagikan

Exit mobile version