Ancaman Terorisme Butuh Peran Semua Pihak

  • Bagikan
Foto bersama pengurus baru Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) se-Indonesia yang dirangkai dengan diskusi dan pembukaan Rakernas FKPT XII serta Pelantikan Pengurus FKPT Masa Bakti 2025-2027 oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT-RI), Komjen Pol Eddy Haryono, di Hotel Vasa, Jakarta, Rabu, (23/4/25).

Ruslan Affandi Dilantik Sebagai Ketua FKPT Maluku

RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Gerakan terorisme sebagaimana disebutkan lembaga Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) akan terus menjadi ancaman dalam berbagai bentuk. Boleh jadi modus terorisme saat ini lebih dipengaruhi oleh fanatisme pemahaman keagamaan. Tapi, kedepan bentuknya bisa jadi dipengaruhi oleh banyak hal seperti paham komunis atau ideologi yang lain. Selagi ancaman untuk merongrong kedaulatan bangsa dan Tanah Air ini muncul dengan beragam modus dan motif maka sesuai amanat UUD 1945 pada alinea keempat negara cq pemerintah wajib melindunginya.

Demikian kesimpulan pada acara diskusi dan pembukaan Rakernas FKPT XII dan Pelantikan Pengurus FKPT se-Indonesia Masa Bakti 2025-2027 oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT-RI), Komjen Pol Eddy Haryono, di Hotel Vasaka, Jakarta, Rabu, 23 April 2025.

Ikut dilantik Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Maluku Ruslan Affandi Basry, SE bersama 36 pengurus FKPT se-Indonesia.

Di kepengurusan kali ini sebagai Sekretaris FKPT Maluku Firda Bin Yusuf, S.STP, M.Si didampingi sejumlah kepala bidang dan satgas.

Dalam keterangannya kepada Rakyat Maluku, Rabu malam, Ruslan Affandi Basry mengatakan, menghadapi ancaman terorisme global dengan beragam modus dan motif sebagaimana yang disebutkan itu untuk kita di Maluku perlu membutuhkan kerjasama atau kolaborasi dengan semua pemangku kepentingan.

Dalam diskusi itu ia mengaku problem kedaerahan selain dihadapkan oleh ancaman terorisme, yang tidak kalah penting adalah perlunya mengantisipasi fenomena kekerasan komunal antarmasyarakat seperti konflik soal batas tanah dan mabuk akibat minuman keras yang marak terjadi belakangan ini di Maluku.

Kita punya problem kedaerahan yang dipisahkan oleh pulau. Di mana tingkat mobilitas dari dan antarpulau itu selalu menjadikan pelabuhan sebagai pusat aktivitas di sini dibutuhkan kerjasama lintas daerah menjadi penting.

“Menghadapi ancaman terorisme itu kita perlu membangun sinergitas dan kolaborasi lintas organisasi dan pemerintah baik di provinsi, kota, dan daerah,” ujarnya.

Kedepan, kata Ruslan Affandi Basry, ia dkk akan membangun komunikasi dengan teman-teman di pemerintahan dan lintas organisasi kemasyarakatan untuk saling berkoordinasi dan bersama-sama melakukan yang terbaik untuk pencegahan ancaman terorisme.

FKPT yang dibentuk oleh negara, menurut Ruslan Affandi, tak lepas karena di sana ada perintah undang-undang dimana salah satu point terdapat pada alinea keempaat UUD 1945 yang menyebutkan negara dalam hal ini pemerintah wajib menjaga dan melindungi segenap tumpah darah bangsa dan tanah air.

Itulah mendorong FKPT Maluku sebagai salah satu perpanjangan tangan dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengajak teman-teman pengurus dan semua stakeholder di pemerintahan provinsi, kota, dan kabupaten di Maluku untuk sama-sama membangun koordinasi dan kolaborasi dalam rangka pencegahan atas ancaman terorisme.

Guna menindaklanjuti hasil Rakernas XII pada pelantikan pengurus baru FKPT se-Indonesia itu ia dkk akan menyusun program kerjasama berupa pelatihan maupun diskusi dengan tetap mengedepankan kearifan lokal di Maluku.

Walau di tengah keterbatasan anggaran menyusul efisiensi Ruslan Affandi dkk di FKPT Maluku akan berusaha membangun kemitraan bersama pemangku kepentingan untuk memberikan yang terbaik bagi daerah ini sebagaimana tema besar FKPT: Ikhlas Merajut Damai Menuju Indonesia Emas.(DIB)

  • Bagikan

Exit mobile version