Bendera RMS Berkibar, Kapolda Diminta Evaluasi Kinerja Intelijen

  • Bagikan

RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Ambon mendesak Kapolda Maluku Irjen Pol. Eddy Sumitro Tambunan, untuk segera mengevaluasi kinerja anggotanya, khususnya intelijen di lapangan.

Ketua Presidium PMKRI Cabang Ambon, Jho Renyaan, mengatakan, desakan ini lantaran masih terjadinya pengibaran bendera Republik Maluku Selatan (RMS) oleh orang tak dikenal (OTK) di kawasan Pantai Wainitu, Kota Ambon, pada Sabtu, 12 April 2025.

“Saya baca berita di salah satu media online lokal bahwa masyarakat kembali dihebohkan oleh pengibaran bendera RMS. Kesimpulannya, Bapak Kapolda Maluku harus mengevaluasi cara kerja intelijen dalam menangani keamanan dan ketertiban masyarakat,” pinta Ketua Presidium PMKRI Cabang Ambon, Jho Renyaan, kepada media ini, di Ambon.

Menurutnya, peristiwa pengibaran bendera separatis tersebut bukan kali pertama terjadi di Maluku. Namun hingga kini, kasus serupa terus berulang tanpa adanya penyelesaian tuntas dari pihak Kepolisian Daerah (Polda) Maluku.

Renyaan juga mempertanyakan kinerja aparat kepolisian dalam melakukan langkah antisipasi terkait pengibaran RMS atau yang dikenal sebagai bendera benang raja serta potensi ancaman separatisme.

“Kenapa pengibaran bendera RMS ini terjadi lagi? Kerja dan antisipasi dari pihak Kepolisian Daerah Maluku perlu dipertanyakan. Sampai kapan tidak ada lagi bendera RMS di wilayah Maluku?” tegas Renyaan.

Meski demikian, ia meyakini bahwa jiwa nasionalisme masyarakat Maluku tidak akan tergoyahkan oleh aksi atau tindakan gerakan separatis tersebut.

“Rasa cinta dan sayang masyarakat Maluku terhadap bangsa Indonesia tidak tergoyahkan. Kedaulatan NKRI sudah final di Bumi Raja-Raja ini,” ungkapnya.

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon itu juga menyoroti deretan konflik sosial yang terjadi belakangan ini di beberapa wilayah Maluku.

Ia menyebut bahwa konflik-konflik tersebut menelan korban jiwa dan mencerminkan buruknya kinerja aparat dalam menjaga stabilitas keamanan, serta menandakan ketidaksiapan pihak Kepolisian Daerah Maluku dalam mendeteksi dan mencegah konflik.

“Rangkaian peristiwa konflik sosial serta pengibaran bendera RMS yang terjadi dalam waktu berdekatan menunjukkan lemahnya deteksi dini pihak Kepolisian. Kondisi ini sangat meresahkan masyarakat,” jelas Renyaan.

Ia pun mengajak seluruh masyarakat Maluku agar tidak terprovokasi serta selalu bersatu dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika.

“Bagi basudara orang Maluku, marilah kita tetap bergandengan tangan, jangan terhasut dengan hal-hal yang akan memecah belah rasa persaudaraan. Kita jaga kedamaian di tanah ini,” ajaknya. (RIO)

  • Bagikan

Exit mobile version