RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — JAKARTA, — Siapa bilang kantor adalah tempat yang kaku dan membosankan? UNIQLO, raksasa ritel pakaian asal Jepang, membuktikan bahwa ruang kerja bisa menjadi panggung kreativitas dan inklusivitas. Kali ini, bukan sekadar mempercantik dinding kantor, UNIQLO melangkah lebih jauh—menggandeng seniman muda penyandang disabilitas untuk mengekspresikan karya mereka dalam bentuk lukisan besar yang kini menghiasi berbagai sudut kantor UNIQLO Indonesia.
Adalah Oliver Wihardja, atau akrab disapa Ollie, sosok luar biasa di balik tujuh karya yang kini menyambut siapa pun yang menginjakkan kaki di front office dan pantry kantor UNIQLO. Ollie, seniman autisme berusia 22 tahun, mengubah keterbatasan menjadi kekuatan, dan kanvas menjadi alat perlawanan terhadap stigma.
“Kami sangat senang bisa berkolaborasi dengan Ollie. Lukisannya tidak hanya memperindah kantor, tetapi juga membawa pesan bahwa keterbatasan bukan alasan untuk berhenti berkarya,” ujar Irma Yunita, Director of Corporate Affairs PT Fast Retailing Indonesia (UNIQLO).
Tiga lukisan Ollie menggambarkan suasana dinamis di dalam toko UNIQLO—mulai dari pelanggan yang tengah memilih pakaian, anak-anak bermain di sustainability corner, hingga interaksi di kasir dan area self check-out. Sementara empat lukisan lainnya menghidupkan ruang pantry, menampilkan momen hangat orang-orang yang tengah bersantap bersama.

Dengan warna-warna cerah dan gaya ekspresif khas Ollie, karya-karya ini menyebarkan kebahagiaan dan harapan. Tak hanya indah secara visual, lukisan-lukisan tersebut juga membawa makna mendalam tentang inklusi, semangat, dan keberanian untuk tampil.
Kolaborasi ini bukan yang pertama bagi UNIQLO. Sebelumnya, mereka juga bekerja sama dengan Kreaby—komunitas seniman autisme—dan secara aktif merekrut penyandang disabilitas untuk bergabung sebagai bagian dari tim di toko-toko UNIQLO. Fasilitas ruang ganti yang ramah disabilitas juga disediakan demi memastikan kenyamanan semua pelanggan, tanpa terkecuali.
Lebih dari sekadar merek pakaian, UNIQLO menunjukkan bahwa bisnis bisa sekaligus menjadi agen perubahan sosial. Melalui langkah nyata seperti ini, UNIQLO tak hanya menjual LifeWear, tapi juga membagikan “Life” yang penuh makna.
Dan bagi Ollie? Ini bukan sekadar proyek. Ini adalah panggung untuk membuktikan bahwa suara seniman muda disabilitas layak didengar, dan karya mereka pantas dipajang—bukan disembunyikan. (br)