Di Maluku tidak banyak mereka yang masuk kategori ulama yang menjadi umara. Di antara yang sedikit itu salah satunya Bupati Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) bernama Ustad H. Fachri Husni Alkatiri, Lc, M.Si.
Alumnus terbaik Universitas Islam Madinah ini termasuk kategori ulama yang umara. Ulama yang dimaksud di sini, mengacu pada Wikipedia, yakni mereka yang ahli dalam ilmu agama Islam. Sedangkan umara adalah pemimpin yang diserahi amanat untuk memimpin pemerintahan.
Pengetahuan keagamaan berikut pengalamannya dalam dunia politik yang mumpuni membuat sang pendakwah yang alumni Ponpes Alkhairaat Ambon ini tergolong sosok langka.
Bupati Kabupaten SBT yang baru dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto, ini mendadak didaulat menjadi pembicara di hadapan jamaah salat Subuh, di Mesjid Al-Kautsar, BTN Kanawa, Ambon, Rabu, (26/3/25).
Ia mengaku tiba-tiba diminta oleh Panitia Ikhtikaf Ramadan 1446 H yang tergabung dalam Hijrahokmain yang dipelopori Ustad M.Hatta Ingratubun, Lc, utk membawakan materi dengan topik: Resolusi dan Konsistensi Setelah Ramadan.
Birokrat yang ulama ini rupanya tak bisa mengelak undangan sang koleganya itu. Ia yang kini sedang berada di Ambon untuk suatu urusan terpaksa harus menerima ajakan Ustad Hatta yang alumni Universitas Al-Azhar, Kairo, bersama komunitas yang terdiri para anak muda itu.
Sebelum menjadi Bupati Kabupaten SBT Ustad Fachri Alkatiri memang sering mengisi khotbah Idul Fitri dan Idul Adha di mesjid ini. Juga kajian kitab bersama Ustad Hatta dkk.
Begitulah birokrat yang punya kemampuan ilmu agama kapan dan dimanapun selalu siap ketika tiba-tiba diminta mengisi acara. Ilmu dan kepakarannya seketika bisa diamalkan.
“Saya tadinya tak tahu apa yang harus disampaikan. Kesannya mendadak. Tapi karena masih ada waktu besok baru kembali ke SBT ya saya siap saja. Temanya: Resolusi dan Konsistensi Setelah Ramadan,” ujarnya.
Ia mengatakan, kita harus tahu setelah Ramadan ini kemana arah yang nantinya akan kita tuju. Al-Quran sebagai “hudan linnas” atau petunjuk bagi manusia haruslah menjadi patokan.
Allah di sini mengidentikkan Ramadan sebagai bulannya Al-Quran. Bukankah Ramadan juga disebut sebagai bulan turunnya Al-Quran?
Kata Allah SWT orang yang mengikuti Al-Quran sebagai petunjuk tidak akan gerah saat menuju alam akhirat.
“Mereka ini tidak akan sengsara dalam hidupnya. Baik atau buruk atas apa yang ia hadapi dalam hidupnya dia tak akan sesat menuju akhirat pun dalam kehidupannya di dunia,” ujarnya.
Orang seperti ini bila dia mendapat musibah maka dia akan bersabar, dan jika dia diberi rahmat dan rejeki dia selalu bersyukur. Mereka ini selalu merasa yakin bahwa semua persoalan dalam kehidupan yang ia hadapi di dunia ini tidak lepas dari campur tangan dan ketentuan atau ketetapan Allah SWT.
Jadi, resolusi kita pasca Ramadan tahun ini yakni kita harus kembali pada Al-Quran dan konsisten menjalankan dan mengamalkannya.
Untuk mereka yang masih terbata-bata dalam membaca Al-Quran ia mengajak agar teruslah belajar jangan putus asa. Dan, untuk mereka yang sudah mahir dalam bacaan maupun hafalan teruslah mempelajari dan mengamalkannya.
Ustad Fachri Alkatiri yang politisi PKS Maluku itu adalah salah satu kebanggaan alumni pertama Ponpes Alkhairaat Ambon yang dipimpin sang guru KH.Ikram Ibrahim, Lc. Selain Ustad Fachri, juga terdapat nama Ustad Said Muzakkir Assagaf, Lc.
Dua politisi PKS ini tentu menjadi sosok kebanggaan Alkhairaat Ambon. Dari tangan KH.Ikram Ibrahim inilah mengantarkan mereka bisa mengikuti studi di Timur Tengah.
Jika Ustad Fachri sukses sebagai Bupati Kabupaten SBT berpasangan dengan Wabup Muhamad Miftha Thoha Rumarery Wattimena, maka Ustad Said Muzakkir Assagaff tak lain adalah mantan anggota/wakil ketua DPRD Provinsi Maluku.(*)