RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Ini adalah ajang penutup Safari Ramadan 1446 Hijriah KAHMI Provinsi Maluku dengan menampilkan penceramah Ustad DR. Abdurrahman, M.Pd, mantan politisi DPRD Maluku dari Fraksi PKS yang kini menjadi Ketua Yayasan Cendekia Maluku.
Ia diberi amanah oleh panitia KAHMI Maluku untuk memberikan ceramah penutup bertema: Reorientasi Pendidikan Berbasis Keluarga, yang digelar di kediaman Tuty Usman Marasabessy, Anggota Bawaslu Provinsi Maluku, Gunung Malintang, Ambon, Minggu, (23/3/25).
Lebih 15 tahun semenjak tak lagi aktif sebagai politisi, Dr.Abdurahman kini memilih menjadi seorang pengajar di lembaga pendidikan yang ia pimpin bersama 400 anak didiknya itu.
Diam-diam mantan mahasiswa FKIP UNPATTI Ambon ini selain mengajar ia juga melakukan penelitian terkait perilaku anak didik, hafalan, keluarga, pengaruh lingkungan, dan medsos.
Dari studi yang ia lakukan diketahui bahwa dampak penggunaan medsos ternyata sangat berpengaruh pada perilaku dan otak depan anak-anak kita.

Gejala itu bisa terbaca dari hasil penelitian menunjukkan bahwa anak kita yang selalu menggunakan medsos cenderung merugikan karena mereka tidak terbiasa berpikir lama dan tidak tahan pada tantangan. “Ini sangat meresahkan,” ujarnya.
Kalau saat ini pemerintah Australia diikuti Finlandia melarang anak didik mereka di bawah umur 16 tahun menggunakan handphone tidaklah salah karena pengaruh medsos sangat berpengaruh untuk pembentukan otak mereka.
Ia pun mencoba melakukan beberapa komparasi dengan anak-didiknya yang menghafal Al-Quran. Dari hasil penelitiannya itu para santri yang menghafal Al-Quran dan tidak menggunakan medsos punya daya ingat jauh lebih kuat ketimbang yang lain. Pun mereka ini punya daya tahan dan senang pada tantangan.
Lalu, mengapa mereka yang menghafal Al-Quran itu punya daya ingat yang kuat?
“Karena menghafal Al-Quran itu lebih cepat membentuk sel baru pada otaknya. Beda mereka yang senang bermedsos tingkat adaptasi pada otaknya cenderung lemah, tidak bisa berpikir lama dan tidak tahan pada tantangan,” ujarnya.
Untuk menyiapkan generasi kita kedepan yang hebat ia menyarankan agar sejak dini anak didik kita terus diasah menjadi generasi yang kuat.
Al-Quran, kata DR. Abdurrahman, jauh hari sudah mengingatkan kepada orang tua tentang pentingnya menyiapkan generasi yang kuat terdapat pada Surah Annisa Ayat 9.
Di situ disebutkan: “Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.”
” Ayat ini mengingatkan kita hendaknya mendidik anak kita dengan jujur. Jangan pukul anak kita saat kecil. Karena berdasarkan hasil riset bila anak kita dipukul saat kecil akan merusak syaraf mereka. Kecuali setelah usia 10 tahun mereka tak salat lima waktu barulah dipukul,” ujarnya.
Bunyi hadisnya, “Didiklah anakmu salat sejak tujuh tahun dan pukullah apabila umur 10 tahun tidak mau salat dan pisahkan mereka dari tempat tidurmu.
Terkait mengapa mereka yang hafal Al-Quran punya daya ingat bagus karena di sana ada faktor orang tua yang mempengaruhi terutama ibu sejak kecil. Pada usia janin 40 hari saat roh ditiupkan oleh Allah SWT ketika itulah terjadi interaksi seorang anak dengan ibunya melalui darah, jantung, dan asupan makanan.
Karena itu bagi orang tua yang ingin anaknya mudah menghafal Al-Quran, ia menyarankan sebaiknya saat hamil haruslah rajin membiasakan diri membaca Al-Quran.
Sebab, saat rohnya ditiupkan pada janin ketika itu syaraf otak pada anak mulai tumbuh. “Membaca Al-Quran itu mempercepat pembentukan syaraf baru pada anak,” ujarnya.
Untuk menciptakan generasi kuat selain faktor keturunan, faktor makanan dan pola makan pada anak juga perlu diperhatikan. Islam, kata DR. Abdurrahman, sejak awal sudah mengingatkan kita untuk menyiapkan generasi yang hebat maka asupan makanan haruslah menjadi perhatian antara halal dan haram.
Al-Quran telah mengisyaratkan, kata ustad, selain “halalan” makanan itu juga harus “tayibah” yakni harus baik. Tidak “syubhat”.
“Syubhat” di sini adalah sesuatu yang samar atau diragukan, baik dalam hal kehalalan maupun keharaman. Sebab sesuatu yang “syubhat” cenderung haram karena itu Islam menganjurkan untuk menjauhinya.

“Jadi, pastikan pada diri orang tua bahwa asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh anak kita itu selain halal juga harus baik,” ujarnya.
Ikut hadir di acara penutup Safari Ramadan 1446 H yang dirangkaikan dengan buka puasa bersama ini yakni Koordinator Presidium KAHMI Maluku yang juga Wakil Rektor 3 UNPATTI Dr.M.Ruslan Tawari, Sekretaris KAHMI DR.Jufri Rays Pattilouw, Pengacara Senior dan Majelis KAHMI H.Lutfi Sanaky, SH, MH.
Ketua BKPRMI Maluku Ahmad Ilham Sipahutar, Dewan Etik KAHMI Hijrah Hatapayo, Wakil Rektor 3 IAIN Ambon Dr.Abubakar Kabakoran, Kepala MAN Ambon Nasit Marasabessy, S.Ag, Akademisi UNIDAR/Wakil MUI Kota Ambon Sulaiman Wasahua, Anggota KPU Maluku Almudatsir Sangaji, Politisi Golkar Subhan Pattimahu, dan Pengurus FORHATI Maluku.(DIB)