KAHMI Maluku Beri BantuanSantri Hidayatullah di Liang

  • Bagikan

RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Safari Ramadan KAHMI Maluku untuk ketiga kali ini sedikit berbeda. Selain diawali buka puasa dan salat magrib bersama, safari ramadan kali ini juga diikuti pemberian sumbangan Al-Quran, beras, dan makanan untuk para santri Pondok Pesantren Hidayatullah, di Desa Liang, Kabupaten Maluku Tengah, Jumat, (21/3/25).

Sumbangan ini merupakan bagian dari pemberian para alumni maupun pengurus yang tergabung dalam Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Provinsi Maluku.

Ikut memberikan sumbangan kepada para santri ini diberikan oleh Koordinator Presidium KAHMI Maluku Dr.M.Ruslan Tawari yang disaksikan Ketua Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Ustad Naharudin.

Ikut mendampingi Dr. Ruslan Tawari, Sekretaris KAHMI Dr.Djufri Pattilouw, Ketua FORHATI Jamilah Wailisahalong, Dewan Etik KAHMI Hijrah Hatapayo, senior dan alumni HMI M.Shadek Fuad, Almudatsir “Ongen” Sangaji, Syarif Mahulauw, dan Ketua BKPRMI Maluku Ahmad Ilham Sipahutar.

Suasana buka puasa bersama para santri ini tampak penuh persaudaraan. Selain menikmati hidangan bersama, acara ini juga diikuti sambutan dan sosialisasi masuk perguruan tinggi di Kampus UNPATTI Ambon oleh Dr.Ruslan Tawari.

Menurutnya, tak ada yang bisa kita harapkan kecuali melahirkan generasi yang berilmu. “Melalui Pondok Pesantren Hidayatullah ini kita inginkan lahir generasi berilmu pengetahuan untuk pengembangan masyarakat Indonesia khususnya di Maluku,” ujar Dr.Tawari.

Karena itu Dr Tawari yang sehari-hari juga sebagai Wakil Rektor IV UNPATTI Ambon ini menantang para santri Pondok Pesantren Hidayatullah ini untuk bisa memilih Kampus UNPATTI sebagai tempat kuliah.

“Jika ada yang berminat silakan mendaftar. UNPATTI terbuka dan siap menerima alumni pondok pesantren ini untuk melanjutkan pendidikan,” ujarnya.

Pada kesempatan itu ia menantang jika ada santri Pondok Pesantren Hidayatullah punya kemampuan khusus menghafal 30 Juz Al-Quran dirinya bersedia mencarikan beasiswa gratis selama menempuh pendidikan di Kampus Biru itu.

“Kalau ada santri/santriwati bisa menghafal 30 Juz Al-Quran kami siapkan Anda untuk beasiswa. Membangun masa depan bangsa dan Maluku tercinta ini tak ada cara lain kecuali kita harus membangun sumber daya manusia yang baik,” ujarnya disambut tepuk tangan para santri dan orang tua.

Sebagai orang yang ikut dibesarkan dalam dunia aktivis, ia mengajak para santri/santriwati bila kelak menjadi mahasiswa selain mendalami ilmu pengetahuan di kampus juga perlu ada pengembangan diri menjadi aktivis organisasi.

Dr. Tawari kemudian memperkenalkan beberapa alumni yang duduk di depan santri sebagai contoh adalah aktivis HMI yang pernah dibesarkan di kampus dan kini sukses duduk di posisi penting baik kampus maupun di lembaga penyelenggara Pemilu.

Mereka adalah Ketua KPU Maluku M.Shadek Fuad didampingi anggota KPU Almudatsir “Ongen” Sangaji, dan Syarif Mahulauw. Juga ada akademisi UNPATTI Dr.Jufri Pattilouw, Ketua FORHATI Jamilah Wailisahalong, dan Ketua BKPRMI Maluku Ahmad Ilham Sipahutar.

Ia meminta bila kelak para santri ini menjadi aktivis kampus tak harus bersikap fanatik yang berlebihan tapi harus berjiwa inklusif (terbuka) sebaliknya tidak ekslusif karena faktor fanatisme.

“Jangan sampai ada tetangga kita lapar kita abaikan karena kita merasa tak sekeyakinan. Kalau kita lihat ada tetangga yang kekurangan kita harus bantu memberi makanan. Bukan karena fanatik atau berbeda lalu kita biarkan. Itu tak boleh. Harus kita bantu,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Ketua Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Ustad merasa bersyukur atas kedatangan para alumni dan pengurus KAHMI Provinsi Maluku untuk buka puasa bersama santri di Pondok Pesantren Hidayatullah, Desa Liang.

Ia menyambut niat baik Pembantu Rektor IV UNPATTI Ambon untuk memberikan beasiswa. Ia juga merasa bersyukur atas kunjungan KAHMI Maluku ini. Selain bisa memberi bantuan juga kesempatan pihak Kampus UNPATTI untuk memberikan beasiswa bagi santri Pondok Pesantren Hidayatullah.

“Ini namanya takdir atau ketetapan Allah. Kalau ada orang hebat dan orang berilmu hadir di hadapan kita itu pertanda doa kita diijabah Allah SWT,” ujarnya.

Disebutkan, dalam hidup ini kita semua berbeda baik dari sisi keimanan maupun ras. Perbedaan itu sudah menjadi takdir Allah SWT yang harus kita terima.

“Walau berbeda, namun tujuan akhir kita dalam hidup ini adalah untuk mengabdi kepadaNya. Dan, bulan Ramadan ini mengajarkan pada kita dengan saling berbagi ini menunjukkan bahwa dalam hidup ini kita tidak boleh bersikap sombong,” ujar Ustad Naharudin yang memimpin 400 santri, itu.(DIB)

  • Bagikan

Exit mobile version