Sore menjelang buka puasa Kamis hari itu, tanpa sengaja saya berjumpa Wagub Maluku Abdullah Vanath.
Mestinya setelah dari RS Johanes Leimena, usai menjenguk keluarga yang sedang dirawat, saya harus kembali berbuka puasa di rumah tapi waktunya mepet dan saya pun putar haluan untuk berbuka di Mesjid Darul Hasanah, Poka, (13/3/25).
Di pintu masuk sebelah kiri pelataran masjid terlihat ada mobil dinas DE 2 sedang parkir. Di ujung sana tampak beberapa anggota Satpol PP berdiri sedang mengatur kendaraan.
Setelah menenguk segelas air yang dibawa dari rumah untuk berbuka saya pun bergegas menuju shaf pertama. Terlihat berdiri di sebelah kanan saya Wagub Abdullah Vanath diikuti jamaah salat magrib yang lain.
Inilah Wagub Maluku yang pekan lalu viral di medsos terkait pernyataan soal inflasi hingga memicu polemik di masyarakat itu. Pernyataan mana semua kita sudah tahu: “orang Islam siang tidak makan tetapi malam makan banyak.”
Pernyataan yang disampaikan dalam konferensi pers seusai Rapat Pengendalian Inflasi Daerah di loby Lantai 2 Kantor Gubernur Maluku, Rabu, 5 Maret 2025, oleh warga net menganggap tak pantas seorang pejabat mengucapkan seperti itu.

“Tidak ada korelasi orang Islam makan banyak di malam hari berpengaruh terhadap inflasi,” ujar para follower.
Tentang inflasi ia mengaku sudah mengklarifikasi. Yang pasti Wagub Vanath menganggap tugas pemerintah pada intinya menjaga kestabilan ekonomi di pasar agar tidak ada gejolak harga dan kelangkaan barang.
Jadi soal inflasi dan “orang Islam siang berpuasa dan malam makan banyak” itu hanyalah sebuah contoh. Kalau pun pernyataannya ini membuat kaum muslim menganggap berlebihan maka ia meminta maaf.
Wagub Vanath beranggapan mengacu pada kebijakan efisiensi yang dikeluarkan pemerintah pusat bisa menyebabkan pertumbuhan ekonomi kita melemah karena itu kita perlu hidup hemat.
Ini untuk kedua kali saya bertemu dan berjabat tangan lagi dengan mantan bupati termuda nun di ujung timur Pulau Seram, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), itu. Sebelumnya pernah berjumpa ketika itu ia diundang menjadi pembicara di Forum Redaksi Rakyat Maluku lebih 16 tahun lalu.
Nama Abdullah Vanath tokoh pemekaran dari Pulau Seram Timur ini pada zamannya adalah sosok fenomenal. Ia dkk termasuk yang kerab memimpin demo di Ambon berjilid-jilid mendesak pemerintah pusat untuk melakukan pemekaran.
Perjuangan mereka berujung sukses Seram Bagian Timur akhirnya dimekarkan menjadi Kabupaten SBT beribukotakan Bula.
Ada dua kabupaten yang berhasil dimekarkan tahun 2002 itu selain Kabupaten Bursel, Kabupaten Kepulauan Aru, dan Kabupaten Maluku Barat Daya, juga Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) yang beribukotakan Piru.
Kalau di Kabupaten SBT ada pentolannya bernama Abdullah Vanath maka di Kabupaten SBB ada namanya Jacobus Puttileihalat. Mereka ini bukan politisi dan birokrat tapi mantan pegawai bank, pengusaha, dan LSM yang sukses menjadi kepala daerah di tanah asalnya.
Abdullah Vanath termasuk beruntung. Di usianya yang masih relatif muda 32 tahun sudah terpilih sebagai bupati termuda di Indonesia dua periode.
Lama “menghilang” dari hiruk-pikuk politik setelah tak lagi menjadi bupati ia pun memilih sebagai petani pala di tanah kelahirannya di Kecamatan Werinama, Kabupaten SBT.
Selama kepemimpinan sebagai bupati ia telah melakukan banyak terobosan. Satu di antara yang tidak ia lupakan adalah memberikan gaji kepada para penghulu masjid. “Sebelum yang lain memberikan gaji buat penghulu masjid saya sudah lebih dulu memulainya,” ujarnya.
Abdullah Vanath tentu beruntung. Di Pilgub Maluku 2024 yang tadinya digadang-gadang berpasangan dengan Cagub Febry Calvin Tetelepta yang tidak lain Deputi I Kantor Staf Presiden Republik Indonesia untuk Bidang Infrastruktur, Energi, itu sempat menjadi pasangan yang diandalkan.
Rupanya nasib belum belum berpihak. Di menit-menit terakhir saat pengajuan calon partai pendukung ke pusat ia pun memilih berpasangan dengan Cagub lain yang adalah orang dekat Presiden Prabowo Subianto yang juga Ketua Partai Gerindra Maluku Hendrik Lewerissa.
Pasangan dengan akronim Lawamena, Par Maluku Pung Bae, itu akhirnya terpilih sebagai pemenang Pilgub Maluku 2024.
Ini untuk ketiga kalinya Abdullah Vanath bertarung di Pilgub Maluku. Tahun sebelumnya 2013 ia pernah tampil sebagai Cagub berpasangan dengan Cawagub Janes Maspaitella dengan akronim DAMAI melawan pasangan Said Assagaff-Zeth Sahuburua yang memilih akronim SETIA.
Di Pilgub ini pasangan DAMAI kalah atas SETIA. Impian Abdullah Vanath menjadi gubernur tidak tercapai. Ia akhirnya memilih kembali ke Werinama menjadi petani pala.
Kini di Pilgub Maluku 2024 Abdullah Vanath yang berpasangan dengan Hendrik Lewerissa keluar sebagai pemenang mengalahkan pasangan incumbent Murad Ismail-Michael Wattimena.
Uniknya, jika pada Pilgub 2013 Abdullah Vanath dan Said Assagaff pernah menjadi rival politik, tapi di Pilgub 2024 ini keduanya menjadi sahabat. Said Assagaf dalam Pilgub kali ini tidak lain adalah ketua tim sukses untuk pasangan Hendrik Lewerissa-Abdullah Vanath.
Begitulah politik!!!
Usai berbuka di pelataran masjid ini ia mengaku langkah awal di bawah pemerintahan bersama Hendrik Lewerissa ini akan terus ia lakukan konsolidasi bersama semua pihak. Selain konsolidasi birokrasi juga konsolidasi sosial.
“Termasuk mendatangi masyarakat dan mengikuti acara buka puasa bersama dengan jamaah masjid. Ini merupakan bagian dari cara kami membangun konsolidasi,” ujarnya.
Wagub Vanath menjelaskan bersama Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa mereka tidak antikritik terhadap apapun, karena baginya pemerintahan yang kuat adalah pemerintahan yang diawasi termasuk oleh civil society.
Pak Hendrik Lewerisa itu diakui sebagai seorang nasionalis. Karena itu tak perlu diragukan. “Semoga kedepan di bawah kepemimpinan kami berdua Maluku lebih baik,” ujarnya.
Tentu itu tidaklah cukup. Kedepan, selain konsolidasi soal cara berkomunikasi dan kehati-hatian dalam mengeluarkan statemen oleh seorang pejabat juga penting. Sebab, boleh jadi maksud kita baik tapi bila tak diikuti oleh sensitifitas bisa menimbulkan salah tafsir dan salah paham.
Kita tentu mengapresiasi niat baik Wagub Vanath yang telah mengklarifikasi dan meminta maaf atas statemen soal inflasi itu. Pernyataan mana diikuti oleh penjelasan dan alasan tentang pentingnya hidup hemat di tengah kebijakan pemerintah pusat soal efisiensi dan berkurangnya dana transfer ke daerah yang berujung terjadinya perlambatan ekonomi.
Efek yang terjadi akibat perlambatan ekonomi tentu akan berdampak pada kelangkaan barang diikuti tingginya harga barang akibat ulah para spekulan di pasar perlu dicermati.
Sikap hidup hemat sebagai salah satu solusi akibat ancaman gejolak ekonomi tentu harus diantisipasi agar tidak berdampak pada kebutuhan ekonomi masyarakat.
Kita berharap di tangan Pak Hendrik Lewerissa dan Abdullah Vanath, ini Provinsi Maluku yang kita cintai ini bisa keluar dari kesulitan dan semoga bisa membawa daerah ini menjadi lebih baik, maju, dan sejahtera.(AHMAD IBRAHIM)