Kenaikan Harga Bapok, Tamher Duga Ada Mafia Pasar

  • Bagikan

RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Etvin R Tamher, mengatakan, pemicu kenaikan harga kebutuhan bahan pokok (bapok) di Provinsi Maluku saat memasuki Ramadhan dan Idul Fitri 1446 Hijriah, patut diduga adanya permainan para mafia pasar.

“Pemicu kenaikan harga barang bukan karena konsumsi berlebihan, tapi kondisi ini bisa saja akibat mafia pasar terkait penimbunan yang menyebabkan kelangkaan, atau bisa saja para pedagang menaikkan harga untuk mendapatkan keuntungan,” katanya, kepada media ini di Ambon, Minggu, 9 Maret 2025.

Penegasan Tamher ini juga mengklarifikasi pernyataan Wakil Gubernur (Wagub) Maluku, Abdullah Vanath, yang dalam jumpa persnya di Kantor Gubernur Maluku beberapa hari kemarin mengatakan bahwa naiknya harga kebutuhan bapok disebabkan karena konsumsi yang berlebihan di bulan Ramadhan.

“Pernyataan wagub itu keliru, harga barang kebutuhan pokok naik bukan karena orang yang berpuasa siang hari lalu makan banyak di malam hari, justru daya beli masyarakat dan sektor UMKM meningkat akibat aktivitas ekonomi lebih dari biasanya,” cetus Tamher.

Untuk wagub ketahui, lanjut Tamher, bahwa indikator inflasi yang paling penting untuk dimasukkan dalam model adalah rendahnya nilai mata uang akibat banyaknya uang yang beredar.

“Jadi, kenaikan harga barang menjelang puasa bukanlah inflasi dalam arti yang sebenarnya. Kenaikan harga barang menjelang puasa lebih tepat disebut sebagai kenaikan harga musiman atau kenaikan harga sementara,” terangnya.

Ia menjelaskan, inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan berkelanjutan dalam jangka waktu tertentu, yang biasanya dalam jangka waktu bulanan atau tahunan.

“Sementara itu, kenaikan harga barang menjelang puasa adalah kenaikan harga yang terjadi dalam jangka waktu yang relatif singkat, yaitu beberapa minggu atau beberapa hari sebelum puasa,” jelas Tamher.

Ia menguraikan, kenaikan harga barang menjelang puasa (Ramadhan) dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, Kenaikan Permintaan, yaitu permintaan barang-barang tertentu seperti makanan dan minuman meningkat.

Kedua, Keterbatasan Pasokan, yaitu pasokan barang-barang tertentu mungkin tidak cukup untuk memenuhi permintaan yang meningkat. Ketiga, Spekulasi Harga, yaitu pedagang mungkin menaikkan harga barang-barang mereka karena mereka mengharapkan permintaan yang meningkat.

Meski demikian, lanjut Tamher, perlu diingat bahwa kenaikan harga barang menjelang puasa (Ramadhan) dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap masyarakat, terutama bagi mereka yang memiliki pendapatan rendah.

“Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk mengendalikan kenaikan harga dan memastikan bahwa barang-barang esensial tetap terjangkau bagi semua orang,” pungkasnya. (RIO)

  • Bagikan