Berpuasa Tanpa Pahala, Termasuk Golongan Orang Celaka

  • Bagikan

RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Dosen Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, Irham Latuamury, M.Fil.I, mengingatkan seluruh umat muslim agar dapat berpuasa di Bulan Suci Ramdhan dengan penuh keimanan dan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala (SWT). Hal ini lantaran banyak orang yang berpuasa namun tidak mendapatkan pahala, dan orang-orang itu termasuk golongan orang-orang yang celaka.

Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam (SAW) bersabda betapa banyak orang berpuasa tapi tidak mendapatkan (pahala) apa-apa dari puasanya kecuali hanya lapar, dan betapa banyak orang yang shalat malam (tarawih) tapi tidak mendapatkan apa-apa selain begadang. (HR. An-Nisa’i).

“Dalil di atas, seharusnya menjadi peringatan dini bagi kita dalam meniti hari-hari ramadhan kita agar tidak termasuk golongan yang celaka dalam arti berpuasa tanpa pahala,” katanya, kepada media ini di Ambon, Selasa, 4 Maret 2025.

Peringatan berikutnya, lanjut Irham, adalah dalam lafadz doa malaikat Jibril alaihissalam, di mana ia mendoakan keburukan kepada mereka yang mendapati ramadhan tapi tidak mendapatkan ampunan Allah SWT.

“Diriwayatkan dalam hadits yang panjang, dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW naik mimbar lalu bersabda Aamiin, Aamiin Aamiin. Lalu para sahabat bertanya, kenapa engkau berkata demikian wahai Rasulullah? Kemudian beliau bersabda, baru saja Jibril berkata kepadaku, Allah melaknat seorang hamba yang melewati ramadhan tanpa mendapatkan ampunan, maka kukatakan Aamiin,” ujarnya.

“Kemudian Jibril berkata lagi, Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun tidak membuatnya masuk Jannah (tidak berbakti kepada keduanya), maka aku berkata Aamiin. Kemudian Jibril berkata lagi, Allah melaknat seorang hamba yang tidak bersholawat ketika disebut namamu, maka kukatakan Aamiin. (HR. Ibnu Khuzaimah),” sambung Irham.

Ia menjelaskan, sangat penting bagi seluruh umat muslim mengetahui mengapa orang yang berpuasa bisa mendapat kecelakaan yang demikian buruk semacam itu. Setidaknya, ada empat kesalahan bagi orang yang berpuasa.

Pertama, mereka yang berpuasa tanpa keikhlasan. Dalam hadits Qudsy, Allah SWT berfirman bahwa semua amal manusia adalah miliknya, kecuali puasa. Sesungguhnya ia adalah milik-Ku dan Aku yang akan memberikan balasannya, (HR. Bukhari).

“Sangat disayangkan sekali, ternyata masih ada yang ternoda keikhlasannya dalam berpuasa karena godaan riya, harta maupun kecenderungan diri pribadi,” jelasnya.

Kedua, meraka yang berpuasa tanpa dasar ilmu. Golongan ini tidak mengetahui mana yang membatalkan dan mana yang tidak. Mereka menjalani puasa tanpa aturan atau memahami tidak dengan sepenuhnya benar, akibatnya puasa meraka menjadi begitu rapuh tanpa makna sama sekali.

“Dia menyangka telah melakukan hal yang benar, padahal sejatinya salah. Dari Ibnu Abbas RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda seorang yang faqih (ahli ilmu agama) lebih ditakuti setan dari pada ahli ibadah (tanpa ilmu), (HR. Ibnu Majah),” ujarnya.

Ketiga, orang yang berpuasa hanya makan dan minum saja. Golongan ini hanya berpuasa dari makan, minum dan berhubungan badan semata, dan merasa bahwa dengan itu meraka sudah memenuhi semua ketentuan dan tuntunan puasa.

“Kita perlu mengingat kembali apa yang Rasulullah SAW ingatkan berkaitan dengan hal ini bahwa barangsiapa yang tidak meninggalkan berkata dusta dan beramal kedustaan, maka Allah SWT tidak membutuhkan dia meninggalkan makan dan minumnya, (HR. Bukhari),” terang Irham.

Keempat, berpuasa dengan malas-malasan. Mereka tidak memahami dan menyadari bahwa Ramadhan bukan hanya bulan puasa saja, akan tetapi lebih dari pada itu, ia adalah bulan musim panen kebaikan yang disyariatkan banyak amal kebaikan yang akan di rahi.

“(bulan di mana) dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka, setan-setan dibelenggu. Dan berserulah malaikat, wahai pencari kebaikan, sambutlah. Wahai pencari kejahatan, berhentilah. (Demikian) sampai berakhirnya Ramadhan, (HR. Ahmad),” pungkasnya.

Golongan ini, tambah Irham, yaitu berpuasa tetapi tidak melaksanakan shalat tarawih, tilawah dan tadarus. Tidak pula berusaha untuk bersedekah, memberi berbuka pada orang yang sedang berpuasa. Tidak pula menyempatkan diri untuk beritikaf dan melakukan amal kebaikan secara umum lainnya, mereka hanya berpuasa dan menjadikan puasa sebagai alasan untuk bermalas-malasan di siang hari, lalu makan pesta pora di malam hari.

Bagi golongan ini, puasa hanyalah sekedar perpindahan jam makan saja dan berbuka puasa bersama adalah ajang pembalasan dendam karena menahan lapar di siang harinya.

“Akhirnya, semoga kita semua terhindar dari peringatan Rasulullah SAW tentang mereka yang berpuasa tetapi sia-sia dalam pahala dan kebaikan. Semoga Allah SWT senantiasa menjaga kita agar tidak terjerumus dalam empat golongan yang berpuasa tetapi merugi,” tutupnya. (AAN)

  • Bagikan

Exit mobile version